Apakah Anda baru mulai berinvestasi saham? Merasa dag-dig-dug setiap saat karena harga saham naik-turun secara drastis? Sebenarnya ada cara untuk mengendalikan keseimbangan risiko dan return investasi dalam portofolio kita agar jangan sampai mengalami kerugian fatal dengan cepat. Misalnya dengan menyusun portofolio investasi berimbang (balanced portfolio).
Strategi portofolio investasi berimbang adalah cara mengombinasikan investasi dengan membagi portofolio menjadi dua bagian, masing-masing untuk saham dan obligasi. Biasanya, investor pengguna strategi ini akan membagi modal menjadi 50:50 antara saham dan obligasi. Meskipun investor dapat menyesuaikan persentase masing-masing bagian berdasarkan toleransi risiko masing-masing.
Tujuan utama dari strategi portofolio investasi berimbang ini adalah menyeimbangkan potensi risiko dan return. Proporsi 50:50 akan menempatkan investor pada posisi tengah dalam spekturn risk/reward. Investor yang lebih konservatif dapat meningkatkan proporsi obligasi dan aset aman lainnya untuk melindungi lebih banyak modalnya dari risiko. Sedangkan investor yang lebih agresif dapat menyisihkan lebih banyak modal untuk saham dengan target pertumbuhan return lebih tinggi (meskipun risikonya lebih besar pula).
Untuk menyusun sebuah portofolio konservatif, investor dapat memilih aset-aset yang dianggap aman meski memberikan return lebih rendah. Contohnya deposito berjangka, reksa dana pasar uang, obligasi pemerintah RI, maupun reksa dana pendapatan tetap. Saham-saham blue chip tertentu juga dapat digolongkan dalam kategori ini.
Di sisi lain, portofolio yang agresif akan memuat saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar lebih rendah dari blue chip. Reksa dana saham juga bisa masuk dalam kategori ini.
Nah, strategi portofolio investasi berimbang berada pada tengah-tengah antara strategi konservatif dan agresif. Tapi dengan banyaknya ragam pilihan aset, penerapan strategi portofolio investasi berimbang tidak harus kaku 50% saham dan 50% obligasi. Anda dapat menyusunnya secara lebih variatif. Misalnya 25% obligasi pemerintah, 25% reksa dana pendapatan tetap, 25% saham blue chip, dan 25% saham LQ45 non-blue chip.
Di era IT ini, investor tak perlu mendaftar ke banyak sekuritas untuk menyusun portofolio seperti itu. Sudah ada perusahaan-perusahaan sekuritas yang menawarkan peluang investasi saham dan reksa dana dalam satu aplikasi mobile. Agen penjual reksa dana online pun sudah banyak yang mampu memfasilitasi pembelian obligasi pemerintah RI. Anda dapat segera menyusun portofolio investasi berimbang dari mana pun Anda berada.
Tagged With : deposito • Investasi Obligasi • reksadana • saham