Saat ini, kita dapat memilih reksa dana dan membelinya dengan sangat mudah dari marketplace online seperti Bareksa, IPOTFUND, Supermarket Reksadana, dan lain sebagainya. Caranya semudah klik-klik pada online shop untuk membeli baju atau sepatu favorit. Namun, banyaknya pilihan produk reksa dana di marketplace itu kadang-kadang justru membuat orang kebingungan. Antara reksa dana yang ini dan itu, mana kiranya yang lebih baik? kelihatannnya kok sama saja?
Nah, di sini kami akan memberikan sejumlah tips untuk memilih reksa dana di marketplace. Hanya tiga saja:
1. Pilih Jenis Reksa Dana Favorit
Perlu diketahui, umumnya ada empat jenis reksa dana, yaitu reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran. Pahami karakteristik masing-masing, lalu tentukan pilihan Anda.
Diantara keempatnya, karakteristik reksa dana saham merupakan yang paling “high risk, high return“; walaupun bukan tidak mungkin jika jenis reksa dana lainnya mampu memberikan imbal hasil tinggi pula. Yang perlu Anda perhatikan, jika kondisi pasar saham sedang buruk, maka performa reksa dana terkait juga berpotensi goyah.
2. Pilih Return Terbaik
Biasanya, marketplace menyajikan data perbandingan return reksa dana secara terbuka, sehingga kita bisa memilih produk mana yang menawarkan return terbaik. Namun, dalam menelaah data ini pun ada trik-nya.
Pada data, biasanya tercantum beberapa kurun waktu, mulai dari return harian, return bulanan, hingga return tahunan (setahun terakhir ataupun year-to-date/YTD) dan return sejak produk reksa dana tersebut diciptakan. Apabila Anda menargetkan investasi jangka panjang, maka abaikanlah data berkurun waktu rendah. Pertimbangkan minimum kurun waktu setahun terakhir; atau jika hanya tersedia data YTD, maka periksa return pada akhir tahun lalu.
Masalahnya, beberapa jenis reksa dana baru akan menunjukkan return signifikan setelah aset investasinya memberikan imbal hasil. Contohnya, reksa dana pendapatan tetap menawarkan imbal hasil moderat, tetapi paling stabil. Sayangnya, produk ini mengalokasikan dana pada produk obligasi dan sejenisnya yang hanya memberikan imbal hasil per kurun waktu tertentu saja, seperti per bulan, per enam bulan, per tahun, dan lain-lain. Dengan demikian, jika Anda memantau kurun waktu sangat singkat, tentu return-nya seakan-akan rendah (padahal, belum tentu kinerjanya jelek).
3. Baca Prospektus
Prospektus merupakan suatu dokumen yang menampilkan rekam jejak reksa dana sejak awal dibuat. Di dalamnya juga dirangkum perijinannya, komposisi investasi, besar dana yang dikelola, siapa pengelolanya, bagaimana histori NAB (Nilai Aktiva Bersih), dan seterusnya. Tak peduli apakah Anda ingin membeli reksa dana di dalam ataupun di luar marketplace, memeriksa prospektus merupakan suatu tindakan yang wajib dilakukan, agar jangan sampai seperti membeli kucing dalam karung dan kemudian terjebak salah pilih produk reksa dana yang belakangan mengecewakan.
Tagged With : investasi online • reksadana