Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan total nilai dana kelolaan atau AUM (Assets Under Management) dalam industri reksa dana Indonesia tercatat Rp 824,73 triliun per 29 Desember 2023, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebanyak Rp 501,46 triliun. Industri reksa dana membukukan net subscription sebesar Rp8,98 triliun sepanjang tahun 2023, tetapi NAB menurun 0,67%.
Mengapa dana kelolaan reksa dana Indonesia menurun? Dan apakah hal ini berpengaruh terhadap prospek reksa dana ke depan?
Putut Endro Andanawarih, Direktur Investasi BNI Asset Management, memaparkan bahwa penurunan terutama berhubungan dengan berkurangnya AUM reksadana saham, reksadana terproteksi, dan reksadana pasar uang. Ada banyak faktor yang melatarbelakanginya, antara lain:
- Dengan adanya PP Nomor 55 Tahun 2022 tentang penyesuaian pengaturan di bidang pajak penghasilan, tarif pajak obligasi turun dari 15% menjadi 10%. Hasilnya, banyak investor lebih tertarik untuk berinvestasi langsung dalam obligasi daripada melewati perantara reksa dana.
- Perubahan peraturan dalam industri asuransi telah berakibat pada banyaknya redemption, khususnya dalam produk reksadana saham.
- Pasar keuangan dalam negeri terdampak oleh beraneka gejolak yang memicu sentimen risk-off, terutama volatilitas tinggi serta ketegangan geopolitik di pasar luar negeri.
- Adanya “crowding out effect” lantaran banyak perilisan obligasi baru oleh pemerintah dan peluncuran instrumen baru dari BI, semua menawarkan yield yang lebih menarik.
Di saat yang sama, Putut menggarisbawahi bahwa produk-produk reksa dana campuran, ETF, pendapatan tetap, dan indeks masih berkinerja positif. Reksa dana indeks mengalami pertumbuhan tahunan paling pesat dengan 12,10% CAGR sejak 2020 sampai 2023.
Ia cukup optimistis terhadap reksa dana tahun 2024. Pertumbuhan dana kelolaan reksa dana pada tahun 2024 kemungkinan cenderung pada jenis reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana indeks. Alasannya, suku bunga kemungkinan turun pada tahun 2024. Penurunan suku bunga berpotensi mengerek harga saham serta obligasi.
Ketika suku bunga berkurang, beban bunga perusahaan-perusahaan juga menurun, sehingga emiten dapat mengalokasikan lebih banyak dana untuk mengembangkan bisnisnya ataupun membayar dividen investor. Situasi tersebut dapat menarik lebih banyak investor untuk mengalokasikan dananya ke dalam saham. Penurunan suku bunga juga akan meningkatkan daya tarik obligasi yang umumnya memiliki imbal hasil lebih tinggi.
Tagged With : Investasi Obligasi • reksadana