Setiap orang sebaiknya bukan hanya menyisihkan pendapatan untuk berinvestasi, melainkan juga untuk dana darurat. Dana darurat ini nantinya akan berperan penting untuk mengatasi situasi tak terduga seperti bencana alam, kecelakaan, terjangkit COVID-19, dan lain sebagainya. Tapi bagaimana jika dana darurat yang disimpan dalam rekening bank malah habis termakan biaya admin, atau malah kita sendiri menghabiskan dana darurat karena “lapar mata” saat shopping?
Agar dana darurat tidak menyusut termakan biaya admin atau masalah lain pada rekening tabungan biasa, kita dapat menjajaki beberapa opsi tempat penyimpanan berbeda. Tiga lokasi penyimpanan dana darurat ideal antara lain deposito bank, reksa dana pasar uang, dan emas.
Deposito memiliki keunggulan khas dibanding tempat penyimpanan dana lain. Dana darurat milik kita di deposito bank terjamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Seandainya bank mengalami kebangkrutan, kita tetap akan memperoleh uang kita kembali sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sedangkan kita takkan memperoleh uang kembali jika reksa dana pasar uang mengalami kerugian fatal atau harga emas mengalami penurunan drastis.
Meski demikian, tidak lantas berarti menyimpan dana darurat dalam sembarang deposito. Ada strategi simpan dana darurat pada deposito bank yang perlu diperhatikan. Berikut ini urainnya:
- Pilihlah bank milik pemerintah: Meskipun ada banyak bank swasta bonafide, kita tak dapat memungkiri bahwa bank milik pemerintah menikmati lebih banyak privilese di Indonesia. Dana darurat kita bisa jadi lebih aman jika disimpan di bank milik pemerintah, daripada bank umum swasta yang dapat mengalami masalah likuiditas sewaktu-waktu.
- Pilihlah deposito bank bertenor 1 bulan: Saat menyusun dana darurat, tentu kita tak berkeinginan untuk menggunakannya dalam waktu dekat. Namun, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Kalau kita telanjur memilih deposito dengan jatuh tempo yang terlalu lama, kita bisa jadi akan terpaksa harus membayar denda untuk mencairkannya kelak ketika muncul kebutuhan mendadak. Jadi, sebaiknya pilih saja deposito 1 bulanan yang dapat diperpanjang otomatis.
- Sertakan fasilitas rollover plus (ARO+): Ada dua jenis perpanjangan deposito otomatis, yaitu rollover biasa dan rollover plus. Dalam skema rollover biasa, bunga akan dibayarkan ke rekening tabungan yang telah ditentukan secara berkala. Sedangkan skema rollover plus mengatur agar bunga ditambahkan ke dalam dana pokok deposito. Skema rollover plus ini lebih menguntungkan bagi kita, karena dana dalam deposito akan terus meningkat dengan sendirinya tanpa perlu kita tambah lagi.
Nah, setelah menyimak uraian ini, sudahkah memiliki bayangan tentang deposito bank mana yang akan Anda pilih? Ingat, kita perlu memprioritaskan keamanan dalam mengatur penyimpanan dana darurat. Jangan asal memilih bank mana yang menawarkan bunga tertinggi, karena bisa jadi bunga itu mengandung risiko tinggi pula.
Tagged With : cara mengatur keuangan • deposito • investasi masa depan • keuangan pribadi