Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkubang dalam zona merah pada tahun 2024. Setelah dibuka pada 7403 pada Januari, IHSG sempat meroket sampai 7910 pada September. Namun, barometer kinerja saham Indonesia ini langsung merosot tajam sampai level terendah 6931 pada bulan-bulan berikutnya.
Kinerja saham-saham blue chip juga mengecewakan sepanjang tahun 2024, khususnya saham Bank BRI (BBRI) dan Telkom (TLKM). Apakah mereka bisa pulih pada bulan-bulan mendatang? Mari menyimak prediksi saham yang untung dan rugi tahun 2025 ini.
Media Bisnis com melaporkan (12/11/2024) Nicodimus Anggi Kristiantoro dari PT Infovesta Kapital Advisori memperkirakan ada empat sektor saham yang berpotensi untung tahun 2025, yaitu:
- Perbankan dan keuangan: Kinerja sektor ini biasanya semakin menarik seiring dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. IMF memprediksi Indonesia akan tumbuh 5.1% pada tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan Malaysia, Thailand, maupun India. Akan tetapi, sektor ini juga menghadapi tantangan dari tren penurunan suku bunga global yang sedang berlangsung.
- Energi (minyak dan gas): Kebijakan Presiden AS terpilih Donald Trump berpotensi mengobrak-abrik bisnis batu bara, sehingga pasar kemungkinan beralih ke saham energi lainnya.
- Pertanian dan perkebunan: Trump berjanji akan menaikkan tarif bea masuk untuk beragam produk dari China dan sejumlah negara lainnya. Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia.
- Pariwisata: Relasi yang baik antara Amerika Serikat dan Indonesia, khususnya dibandingkan negara-negara “musuh Paman Sam seperti China dan Iran, dapat mengundang lebih banyak wisman.
Nicodemus mengungkapkan pula bahwa sektor komoditas non-migas, khususnya nikel, terancam merugi pada tahun 2025 karena ketergantungan dengan ekspor. Sejalan dengan rencana kenaikan tarif bea masuk AS, perusahaan-perusahaan Indonesia akan menghadapi lebih banyak tantangan untuk memasarkan produknya ke negeri Paman Sam.
Hans Kwee dari Phintraco Sekuritas menawarkan pandangan yang agak berbeda. Ia menilai kebijakan Trump tidak akan berdampak langsung terhadap perekonomian Indonesia. Ia lebih merekomendasikan saham-saham blue chip dan saham energi terbarukan untuk tahun 2025.
Hasil riset JP Morgan menyoroti beberapa saham yang berorientasi pasar domestik dengan prospek laba yang besar karena memperoleh pendapatan dalam Dolar AS. Mereka memberikan peringkat “overweight” untuk sektor-sektor saham finansial, material, energi, consumer discretionary, dan properti.
Rekomendasi saham tahun 2025 versi JP Morgan antara lain Bank Central Asia (BBCA), Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP), Indosat (ISAT), Mitra Adiperkasa (MAPI) dan Ciputra Development (CTRA). Di sisi lain, Astra International (ASII) dan Chandra Asri Pacific (TPIA) kurang disukai karena mengantongi peringkat netral dan underweight.
Tagged With : investasi • saham