Saham nikel menjadi salah satu primadona para investor tambang di Indonesia. Berbagai teknologi baru membutuhkan nikel, termasuk baterai kendaraan listrik dan chip AI, sehingga perusahaan-perusahaan dalam bidang ini memiliki prospek yang cerah dan peluang cuan melimpah.
Saham nikel di Indonesia mencakup perusahaan-perusahaan publik yang bergerak dalam eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, hingga pemurnian bijih nikel. Indonesia konon punya 4,5 juta metrik ton cadangan nikel. Sebagian besar hasil pertambangannya saat ini diekspor dalam bentuk bijih nikel, feronikel, nikel matte, dan nickel PIG Iron ke China, Jepang, Amerika, dan Eropa.
Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia. Selaras dengan status tersebut, ada banyak perusahaan yang berkecimpung dalam industri ini. Para emiten nikel merupakan pemain besar yang memiliki peran penting dalam industri tambang secara umum maupun nikel secara khusus.
Berikut ini daftar saham nikel di Indonesia beserta valuasinya per penutupan bursa hari Jumat 20 Juli 2024:
- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) – PBV 1,05X dan PER 34,02X
- PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) – PBV 0,99X dan PER 10,35X
- PT Harum Energy Tbk (HRUM) – PBV 1,19X dan PER 269,72X
- PT Ifishdeco Tbk (IFSH) – PBV 2,23X dan PER -63,52X
- PT Vale Indonesia Tbk (INCO) – PBV 0,99X dan PER 103,15X
- PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) – PBV 1,05X dan PER 2,45X
- PT PAM Mineral Tbk (NICL) – PBV 3,01X dan PER 46,65X
- PT Timah Tbk (TINS) – PBV 1,18X dan PER 63,34X
Apabila kamu tertarik untuk berinvestasi pada saham nikel, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Pertama, tren harga nikel internasional. Kedua, valuasi saham nikel saat ini. Dan terakhir, kondisi fundamental saham nikel berdasarkan laporan keuangan terkini.
Nilai price-to-book ratio (PBV) di bawah 1X biasanya dianggap menandakan harga saham yang murah. Kita juga dapat membandingkan nilai yang diperoleh semua saham dalam satu sektor untuk memilih saham termurah dengan valuasi paling rendah berdasarkan PBV.
Saham dengan nilai price-earning-ratio (PER) antara 20X-25X biasanya dianggap ideal untuk dikoleksi. Namun, penilaian ini sebenarnya kurang sesuai bagi saham nikel. Pendapatan (earning) perusahaan cenderung naik-turun seiring dengan harga nikel, sehingga PER dapat mencetak angka yang fantastis dan sangat fluktuatif.
Ketika memilih saham, sebaiknya jangan melihat angkanya saja melainkan berfokuslah pada perbandingan valuasi yang diperoleh setiap saham. Nilai PER negatif merupakan red flag yang perlu diwaspadai. Nilai PER yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam satu sektor juga patut diselidiki latar belakangnya.