Di dunia kerja, perbedaan kerap diasosiasikan dengan hal-hal yang terlihat seperti ras, warna kulit, dan jenis kelamin, namun mengabaikan faktor-faktor seperti pola pikir atau gaya personal yang berbeda-beda. Ketika pemimpin di perusahaan, terutama pemimpin yang bertanggung jawab terhadap manajemen sumber daya manusia, mempertimbangkan perbedaan pola pikir dan gaya pemecahan masalah, maka perusahaan akan mampu membangun tim kerja yang lebih kuat dan adaptable.
Menyikapi Perbedaan dalam Manajamen Sumber Daya Manusia
Setiap perusahaan tentunya memiliki kondisi, sumber daya manusia, dan latar belakang yang berbeda-beda, sehingga pengalamannya dalam mengelola perbedaan juga berbeda-beda. Sayangnya, masih ada beberapa aspek perbedaan yang kerap terabaikan dalam lingkungan kerja. Jika anda ingin menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, di mana inovasi dan kreativitas tumbuh dan berkembang, cobalah pertimbangkan beberapa hal berikut:
- Gaya berfikir yang berbeda menghasilkan problem-solving yang lebih baik. Keanekaragaman kognitif (yang mencakup pola pikir dan pendekatan problem-solving yang berbeda-beda) kerap terabaikan dalam manajemen sumber daya manusia. Dengan mengakui perbedaan kognitif ini, perusahaan bisa mendapatkan sudut pandang yang lebih luas, mendorong inovasi dan adaptabilitas pada tim. Pada akhirnya, hasil yang diharapkan adalah pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang lebih efektif.
- Karyawan senior memberi pengetahuan berharga bagi timnya. Bukan tanpa alasan jika sebuah perusahaan harus menerima perbedaan, karena sesungguhnya keanekaragaman memberi banyak manfaat bagi tim dan perusahaan secara umum. “Mutiara terpendam” terbesar dan membawa peluang yang luar biasa bagi perusahaan kecil sekalipun adalah perbedaan usia karyawan. Ada suatu kecenderungan untuk mempekerjakan talent muda di startup. Namun, akan banyak manfaat yang didapatkan perusahaan jika proses rekrutmen juga melibatkan karyawan senior yang memiliki banyak pengalaman, termasuk mereka yang sudah mendekati usia pensiun.
- Anggaran merupakan peluang untuk memformalkan perbedaan. Komitmen terhadap keanekaragaman mesti dimulai dari unsur pimpinan. Perbedaan bukanlah sebuah proyek. Perbedaan harus diposisikan sebagai hal strategis bagi misi perusahaan dan tercermin pada anggaran dan praktek rekrutmen. Anggaran dimaksud bisa terlihat pada alokasi tanggung jawab sosial perusahaan bagi organisasi masyarakat. Ketika anda mengaitkan perbedaan dengan tujuan utama perusahaan, maka semuanya akan berjalan di jalur yang tepat.
- Tim yang beranekaragam membangun jembatan menuju pasar baru. Tim yang berasal dari daerah yang berbeda-beda juga menjadi keuntungan sendiri bagi perusahaan, karena perusahaan bisa menjalin koneksi ke berbagai wilayah. Cobalah tambahkan aspek perbedaan geografis ini pada strategi rekrutment karyawan anda, dan anda akan melihat relevansinya dengan jangkauan pemasaran, sepanjang perusahaan mampu mengelola perbedaan tersebut secara positif.
- Tim dengan latar belakang berbeda-beda lebih mampu menghadapi konsumen yang berbeda-beda pula. Hal ini berlaku terutama pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa, seperti jasa penterjemah, jasa pemandu wisata, dan sebagainya. Jika anggota tim anda berasal dari daerah yang berbeda-beda, berarti perusahaan memiliki ‘duta’ untuk banyak wilayah. Andaikan konsumen membutuhkan layanan di daerah tersebut, maka anda sudah memiliki jawabannya.
- Gaya berfikir yang berbeda menghasilkan tim yang lebih kreatif. Keanekaragaman kognitif dapat membawa dampak positif bagi tim, karena bisa mendorong inovasi dan kreativitas. Ketika anggota tim memiliki caya berfikir dan cara pemecahan masalah yang berbeda-beda, maka tim bisa mendekati tantangan yang ada dari berbagai sudut, menghasilkan lebih banyak ide, dan menghasilkan solusi-solusi yang lebih kreatif atas masalah yang dihadapi. Selain itu, keanekaragaman kognitif bisa memperbaiki proses pengambilan keputusan, karena didasarkan pada sudut pandang yang berbeda-beda.
- Tim dengan keahlian yang berbeda-beda cenderung lebih seimbang. Satu lagi perbedaan non-fisik yang kerap terabaikan dalam manajemen sumber daya manusia adalah perbedaan keahlian. Patrick Lencioni menyebutkan bahwa ada 6 jenis keahlian yang dibutuhkan untuk kesuksesan sebuah tim. Intinya, menerima perbedaan keahlian dapat meningkatkan dinamika tim. Mengakui perbedaan personal dapat mendorong kolaborasi, karena tim bisa memanfaatkan perbedaan untuk saling melengkapi. Misalnya, ada anggota tim yang unggul dalam mencari ide, sedangkan anggota lainnya unggul dalam hal esksekusi. Jadi, membangun tim yang seimbang adalah kunci untuk inovasi dan penyelesaian tugas.
- Perbedaan dari aspek kedalaman, bukan luasan. Artinya, perusahaan harus menggunakan suatu pendekatan yang komprehensif terhadap keanekaragaman yang tidak hanya tampak di permukaan. Pengalaman yang berbeda, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut setiap orang dapat memperkaya sebuah perusahaan. Dengan mengembangkan program, proses, dan sistem yang menerima keunikan dan perbedaan, maka akan terbangun suatu budaya saling memiliki. Inklusivitas semacam ini mendorong kolaborasi, mempercepat proses pengambilan keputusan, dan mendorong inovasi.
Dalam manajemen sumber daya manusia di perusahaan, perbedaan bukanlah sesuatu yang mesti dihindari apalagi ditakuti. Justru, perbedaan harus diterima dan diakui, karena perbedaan sesungguhnya membawa banyak manfaat positif bagi perusahaan. Dapatkan pembahasan lebih lanjut tentang bagaimana mengelola perbedaan sumber daya manusia di lingkungan kerja pada post berikutnya.
Tagged With : manajemen bisnis • manajemen SDM