Perubahan lingkungan kerja yang luar biasa akibat teknologi AI mengharuskan pemimpin masa kini untuk tidak merasa nyaman dengan kondisi yang tidak sesuai kebutuhan. Sebagaimana kita semua ketahui, perubahaan tidaklah pernah semudah yang dibayangkan. Apa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah membawa para pemimpin memasuki teritori atau area yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Mungkin, masih jelas dalam ingatan bagaimana kita mengambil banyak resiko dalam menjalankan bisnis di sekitar tahun 2020-2021. Di sinilah pentingnya menjadi pemimpin transformatif, yakni, seorang pemimpin yang tidak pernah anti dengan perubahan. Lalu, bagaimana caranya?
Pergolakan yang disebabkan oleh pandemi global membuat pendekatan tradisional untuk memprioritaskan stabilitas dan prediktabilitas bisnis tidak lagi efektif. Pada masa itu, para pemimpin bisnis hanya punya satu pilihan: beradaptasi secara real time, atau ketinggalan. Teknologi AI yang menjanjikan perubahan transformatif benar-benar mengubah segalanya di era digital ini. Terkait janji tersebut, bagaimana para pemimpin bisa menyesuaikan gaya kepemimpinnya sesuai dengan era AI, terlepas dari apapun jenis usaha yang sedang dijalankan?
Menjadi Pemimpim Transformatif: Apa Maksudnya?
Selama satu abad terakhir, dunia psikologi mengenal beberapa gaya kepemimpinan yang berbeda. Riset yang dipimpin oleh psikologi Kurt Lewin menetapkan tiga gaya kepemimpinan: otoritarian (otokratik), demokratis (partisipatif), dan laissez-faire (delegasi). Riset lain menyingkapkan beberapa gaya kepemimpinan lainnya, seperti kepemimpinan transformatif, kepemimpinan transaksional, dan kepemimpinan berorientasi pelayanan.
Para pemimpin transformatif adalah mereka yang sangat cekatan dalam memimpin organisasi yang membutuhkan perubahan. Untuk menjadi pemimpin transformatif, anda mesti mampu menginspirasi orang lain untuk mencapai tujuan yang mungkin terlalu jauh untuk dijangkau bagi mereka sendiri. Selain itu, seorang pemimpin transformatif harus merasa nyaman dengan perubahan dan tahu alasan mengapa perubahan itu perlu. Mereka juga harus memiliki kemauan untuk mengembangkan kemampuan dan keahlian anggota timnya.
Seorang pemimpin transformatif mampu tumbuh, sekalipun di tengah perubahan. Berada pada kondisi yang selalu siap berarti mampu beradaptasi dengan segala kemungkinan disrupsi atau perubahan besar, sekaligus menyambut dan meraih peluang-peluang baru. Bukan hal mudah, bukan? Agar selalu dalam keadaan siap, maka anda harus memiliki kemauan dan keberanian untuk membuat keputusan sulit, biasanya di tengah kurangnya informasi.
Berbeda dengan pemimpin yang nyaman dengan mengandalkan protokol yang sudah ada saja, untuk menjadi pemimpin transformatif, anda harus mampu melakukan navigasi di tengan ketidakpastian, menimbang-nimbang resiko dibanding potensi keuntungan, serta tetap meningkatkan pengetahuan dan pandangan. Anda juga harus bisa menjadi pendengar aktif dan menjalin komunikasi yang terbuka.
Menjadi Pemimpin Transformatif: Bagaimana Caranya?
Jika anda ingin menjadi pemimpin transformatif, maka pastikan anda mempertimbangkan beberapa poin penting berikut. Adapun unsur-unsur dari pemimpin transformatif antara lain:
Kemauan untuk Bertindak
Terkadang, bermain aman merupakan tindakan terburuk yang dilakukan sebuah perusahaan. Hal sulit yang dialami oleh IBM adalah sebuah pembelajaran bagi perusahaan lain. Perusahaan ini awalnya enggan untuk merangkul perubahan di era revolusi PC, akibatnya perusahaan tertinggal beberapa langkah, karena para pemimpinnya enggan menimbang dan mengambil resiko. Di masa lalu, komputer mainframe IBM pernah menjadi standar emas bagi dunia bisnis, karena kekuatan, keamanan, dan kehandalannya. Semuanya berubah ketika Personal Computer (PC) masuk ke pasaran dan mengubah perspektif konsumen secara global untuk selamanya.
Contoh kasus keengganan IBM untuk menerima PC adalah salah satu contoh klasik bagaimana kepatuhan terhadap hal yang biasa justru membuat perusahaan kehilangan banyak peluang. Itulah sebabnya, para pemimpin transformatif, yang ditandai dengan kemauan untuk menimbang resiko dan mengambil langkah-langlah beresiko, sangat penting agar bisa tumbuh di dunia bisnis modern seperti saat ini. Di tengah ketidakpastian, tindakan yang tegas meski beresiko jauh lebih baik dibanding diam dan tidak berbuat apa-apa.
Pola Pikir Berorientasi Maju
Kepemimpinan transformatif juga berakar pada pola pikir yang berorientasi maju. Pemimpin yang ingin kinerjanya lebih baik daripada pesaing dan ingin membangun perusahaan yang tangguh harus membangun pola pikir seperti ini. Menerima perubahan dan menjadi sumber inspirasi bagi karyawan adalah keharusan jika anda ingin membangun perusahaan yang unggul. Salah satu aspek dari pola pikir yang berorientasi maju adalah prioritas mengembangkan keahlian anggota tim. Ini adalah suatu komitmen yang sangat penting di era AI.
Jika dibekali dengan persiapan yang memadai, tim anda mampu mandiri dalam membuat keputusan-keputusan penting. Ketika menghadapi tantangan, mereka belajar dari kesalahan dan meraih kesuksesan. Mereka juga bisa mendapatkan pengalaman dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk menyambut peran atau tanggung jawab yang lebih berat dalam bisnis.
Pemimpin transformatif adalah mereka yang tidak menjauh dari perubahan dan tantangan. Mereka justru menyambutnya, serta mencari dan memanfaatkan peluang untuk tumbuh dan berkembang di tengah kondisi perubahan tersebut. Dapatkan pembahasan lebih lanjut tentang elemen penting lain yang mesti anda anut untuk menjadi pemimpin transformatif pada post selanjutnya.
Tagged With : gaya kepemimpinan • manajemen SDM