3 Opsi Investasi Menguntungkan Saat Saham Anjlok

Bursa saham Indonesia dan dunia mengalami kemerosotan tajam selama tiga bulan terakhir. Setelah Federal Reserve AS dan sejumlah bank sentral lain memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga yang sangat tinggi dalam waktu lebih lama, para investor semakin khawatir kalau perusahaan-perusahaan publik bakal mengalami peningkatan beban bunga dan kesulitan likuiditas. Berbagai konflik geopolitik di Timur Tengah dan Eropa turut mencederai sentimen investor.

Banyak investor menghindari bursa saham di tengah situasi seperti ini. Masalahnya, harga-harga berbagai saham yang bearish belum mencapai “bottom” alias level terendah. Belum juga ada tanda-tanda rebound yang meyakinkan pada bursa secara umum. Lalu, kita sebaiknya berinvestasi kemana?

Opsi Investasi Menguntungkan Saat Saham Anjlok

Banyak orang awam berpikir untuk berinvestasi pada emas karena menyaksikan harganya meroket di tengah gejolak ekonomi seperti sekarang. Namun, pilihan itu sebenarnya malah berisiko tinggi karena harga emas sudah mahal dan berpotensi anjlok ketika kondisi ekonomi membaik.

Terdapat sedikitnya tiga (3) opsi investasi menguntungkan saat saham anjlok, yaitu Surat Berharga Negara (SBN), Reksa Dana Terproteksi, dan Reksa Dana Pasar Uang. Berikut ini uraiannya.

Surat Berharga Negara (SBN)

Surat Berharga Negara merupakan obligasi yang menawarkan imbal hasil stabil dalam segala situasi, dijamin oleh undang-undang. Imbal hasil SBN biasanya juga meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga bank sentral.

Pemerintah RI baru saja membuka penawaran SBN seri SBR013 pada tanggal 10 Juni lalu dengan syarat investasi minimal hanya Rp1 juta. Seri SBR013T2 memiliki tenor 2 tahun dengan imbal hasil sebesar 6,45%, dan SBR013T4 bertenor 4 tahun dengan imbal hasil 6,60%. Sangat menarik, bukan? Obligasi ini dapat dipesan melalui bank dan aplikasi investasi online yang ditunjuk oleh Kementrian Keuangan.

Reksa Dana Terproteksi

Reksa Dana Terproteksi memungkinkan investor ritel seperti kita untuk berinvestasi pada obligasi korporat, yaitu surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan berperingkat kredit baik. Imbal hasil dari wahana investasi ini bahkan bisa lebih besar daripada obligasi pemerintah. Namun, risikonya juga lebih besar.

Kita dapat berinvestasi pada reksa dana terproteksi melalui perusahaan manajemen investasi, seperti BNI Asset Management, Panin Asset Management, dan lain-lain. Sejumlah bank juga menawarkan reksa dana terproteksi untuk nasabah yang memenuhi syarat tertentu, contohnya BCA, DBS, Bank Danamon, dan masih banyak lagi. Minimal investasi bervariasi.

Reksa Dana Pasar Uang

SBN dan reksa dana terproteksi sama-sama memiliki jangka waktu investasi tertentu, sehingga kurang sesuai bagi investor yang ingin bisa menarik dana sewaktu-waktu. Dalam situasi ini, reksa dana pasar uang bisa jadi pilihan terbaik.

Imbal hasil reksa dana pasar uang biasanya meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga. Syarat minimal investasi sangat rendah, mulai dari Rp10 ribu saja pada berbagai aplikasi investasi reksa dana populer.

Jadi, opsi investasi menguntungkan mana yang akan kamu pilih? Pilihan manapun yang diambil, pastikan kamu menggunakan uang dingin dan siap untuk menanggung semua risikonya. Jangan lupa untuk mendalami juga aplikasi atau perusahaan perantara investasi pilihanmu agar jangan sampai tertipu oleh penawaran investasi bodong.

Tagged With :

Leave a Comment