Banyak orang merasa cukup punya nyali untuk trading saham, tetapi jarang diantara mereka yang bersedia untuk mengikuti investasi reksa dana. Mengapa demikian? Di satu sisi, pemahaman tentang reksadana masih sangat kurang di kalangan masyarakat awam. Di sisi lain, ada anggapan kalau reksa dana tidak dapat menghasilkan profit tinggi.
Apabila calon investor mulai investasi reksadana dari awal dengan pemahaman yang benar, maka sebenarnya keuntungan berlipat ganda pun tetap bisa diperoleh. Bahkan dengan ancaman risiko kerugian yang jauh lebih rendah dibanding sejumlah wahana investasi lain.
Nah, sebagai panduan Anda untuk mulai investasi reksa dana dari nol, coba simak beberapa tips berikut ini:
- Kenali ragam jenis reksa dana dan karakteristiknya
Reksa dana memiliki potensi keuntungan dan profil risiko berbeda-beda, tergantung jenisnya. Reksa dana pasar uang memiliki risiko terendah, tetapi pertumbuhannya sangat lambat (bahkan bisa kurang dari 5 persen dalam setahun).
Reksa dana pendapatan tetap memiliki potensi risiko dan pertumbuhan profit yang lebih seimbang pada kisaran menengah. Sedangkan reksa dana saham punya potensi keuntungan yang bahkan jauh lebih tinggi daripada rata-rata pertumbuhan IHSG, tetapi juga mengandung risiko paling besar.
- Pastikan Anda memilih agen penjual reksa dana dan manajer investasi berizin dan bereputasi baik
Perlu diketahui, semua agen penjual reksa dana dan manajer investasi yang mengelola dana tersebut sama-sama diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Anda perlu mewaspadai tawaran berkedok reksa dana yang tidak memiliki ijin OJK. Ada baiknya juga untuk memeriksa track record dan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) manajer investasi untuk mengetahui seberapa besar skala dan fondasi bisnisnya.
- Tinjau dulu prospektus dan fact sheet sebelum berinvestasi
Ketika menemukan reksa dana yang kelihatan menjanjikan, mungkin Anda merasa tak sabar untuk segera menanamkan modal. Namun, langkah buru-buru seperti itu sebaiknya dihindari.
Investor yang baik selayaknya meneliti produk yang akan dibelinya dengan seksama. Dalam hal reksa dana, itu artinya Anda perlu mengenal manajer investasi, dokumen prospektus, dan dokumen fact sheet yang berhubungan dengannya. Tanpa membaca dokumen-dokumen ini, maka investasi Anda akan jadi ibarat “beli kucing dalam karung”.
- Jangan lupa diversifikasi
Reksa dana itu sendiri merupakan wadah investasi terdiversifikasi, karena dana investor yang terhimpun akan dikelola oleh manajer investasi ke dalam beberapat kelas aset. Tapi investor tetap perlu melakukan diversifikasi portofolio sendiri. Bagaimana caranya? Mudah sekali. Jangan salurkan semua dana investasi ke satu produk reksa dana, melainkan bagikan ke dalam beberapa produk reksa dana dari jenis berbeda-beda.
Contohnya dibagi menjadi 20% reksa dana pasar uang, 20% reksa dana pendapatan tetap, dan 60% reksa dana saham. Dengan cara ini, seandainya pun pasar saham sedang jelek dan reksa dana favorit jeblok, Anda tidak akan mengalami dana habis total. Masih ada dana lain yang masih positif dan dapat dicairkan sewaktu-waktu jika diperlukan.
Singkat kata, investasi reksa dana memang diatur lebih ketat dan mengandung risiko lebih ringan dibanding jenis investasi keuangan lain. Akan tetapi, itu tidak lantas berarti investor bisa bersantai. Mulai investasi reksa dana dengan setor deposit, lalu ongkang-ongkang kaki. Jika bukan kita yang berhati-hati pada penempatan dana investasi kita, lalu siapa yang akan melakukannya!?
Tagged With : investasi jangka panjang • reksadana • saham