Ulasan Lengkap Cara Kerja Investasi Reksadana

Secara sederhana, reksadana dapat diartikan sebagai wadah himpunan dana masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi. Namun, bagaimana cara kerja investasi reksadana ini hingga dapat menghasilkan keuntungan? Berikut ini ulasan singkatnya.

Pertama-tama, para manajer investasi di lembaga pengelola dan penerbit reksadana menyusun portofolio efek yang kemudian dirilis menjadi produk reksadana. Setelah itu, kita sebagai nasabah membeli reksadana langsung pada lembaga pengelola dan penerbit reksadana, atau melalui bank dan agen penjual reksadana lainnya.

Dana nasabah yang terhimpun akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke sejumlah aset keuangan (surat berharga atau efek) sesuai kesepakatan awal. Efek ini mencakup saham, obligasi, deposito, dan lain sebagainya. Biasanya, nasabah dapat memilih instrumen investasi apa yang diinginkan, tergantung jenis reksadananya. Apabila Anda ingin berinvestasi pada aset syariah saja, tersedia pula produk reksadana syariah.

Ulasan Lengkap Cara Kerja Investasi Reksadana

Imbal hasil reksadana dihitung berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Unit Penyertaan (UP). Umpama Anda membeli produk reksadana seharga Rp200,000 saat NAB per UP sebesar 200. Ini artinya Anda peroleh adalah (200,000:200) = 1000 UP. Apabila sebulan kemudian NAB per UP meningkat jadi 300, dan Anda menjual seluruh UP yang dimiliki, maka Anda akan memperoleh (300×1000) = Rp300,000.

Sangat besar bukan keuntungannya!? Tunggu dulu, besaran itu masih perlu dikurangi dengan biaya-biaya seperti Subscription Fee (biaya pembelian unit penyertaan) dan Redemption Fee (biaya penjualan unit penyertaan). Belum lagi apabila Anda ingin berganti produk reksadana, maka akan ada biaya tambahan lagi. Namun, biaya-biaya ini bersifat transparan dan sudah bisa Anda ketahui sejak awal saat akan membeli produk reksadana. Asalkan Anda memperhitungkannya dengan hati-hati, maka keuntungan besar dari investasi reksadana tetap dapat dikantongi.

Sebagai salah satu bentuk kehati-hatian, kita juga harus memantau laporan dari manajer investasi yang meliputi kinerja produk, komposisi aset, dan portofolio efek. Dengan demikian, Anda akan selalu dapat mengakses informasi mengenai apakah reksadana Anda mengalami kenaikan atau penurunan imbal hasil, berapa besar NAB per UP terkini, atau apakah ini waktunya untuk menjual produk reksadana ini dan berganti ke reksadana buatan manajer investasi lainnya.

Tagged With :

Leave a Comment