Resesi Akibat Covid-19: Mampukah UMKM Bertahan?

Akibat pandemi Covid-19 terasa di semua aspek kehidupan, termasuk di sektor pembiayaan. Bahkan, ‘saluran pipa’ pembiayaan nyaris tersumbat di seluruh dunia. Pengusaha kecil tidak berani mengajukan kredit baru, karena khawatir dengan resiko resesi akibat Covid-19. Demikian juga perusahaan pembiayaan, tidak berani menyalurkan kredit karena takut macet.

Jika ‘sumbatan’ ini tidak dibuka secepatnya, dan jika konsumen tidak bisa mendapatkan penghasilan sehingga sisi permintaan tetap bertahan, maka banyak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) akan tutup. Sebagian mungkin tutup sementara, namun tidak sedikit yang akan gulung tikar selamanya. Indikasi ini terlihat dengan maraknya PHK dimana-mana.

resesi akibat Covid-19

Peluang UMKM Bertahan dari Resesi Akibat Covid-19

Saat ini, perhatian semua negara tidak hanya tertuju pada penangana Covid-19, namun juga pada dampak sosial ekonomi yang ditimbulkannya. Kerusakan ekonomi akibat pandemi Covid dan upaya kesehatan masyarakat saling berlomba dan adu kecepatan. Apakah langkah-langkah mencegah resesi akibat Covid-19 cukup untuk membuat UMKM bertahan? Untuk saat ini, jawabannya adalah TIDAK. Sebagai ilustrasi, akan dibahas kondisi UMKM di Amerika Serikat saat ini.

Sebuah survey ekonomi yang baru-baru ini dipublikasikan oleh National Bureau of Economic Research AS menunjukan bahwa kesulitan ekonomi yang berkepanjangan bisa memicu kemerosotan usaha-usaha kecil. Jika krisis dan resesi akibat Covid-19 berlangsung hingga 6 bulan, maka diperkirakan kurang 40% dari respoden yang berpartisipasi di suvey usaha kecil tersebut akan mampu bertahan hingga akhir tahun.

Tentu saja, peluang terjadinya krisis selama 6 bulan bukan tidak mungkin. Sebalknya, resesi singkat berbentuk “V” yang disertai perbaikan kondisi ekonomi secara cepat masih tetap bisa menimbulkan kerusakan yang berarti. Masalahnya, tanda-tanda kemerosotan perekonomian telah menyerang perusahaan-perusahaan kecil.  Laporan Kamar Dagang AS menunjukkan bahwa 25% usaha kecil sudah tutup, dan 40% lagi yang masih buka saat ini diperkirakan akan tutup (setidaknya untuk sementara waktu).

Sayangnya, tidak ada keraguan kalau saat ini dunia sedang memasuko resesi akibat covid-19 yang berbentuk tajam dan dalam. Pengangguran diperkirakan melambung tinggi, mendekati angka 16 juta dalam tiga minggu terakhir. Sebelumnya, angka PHK tertinggi adalah 695.000 per minggu selama bulan Oktober Tahun 1982. Para analis dan pakar hampir setiap hari memperbaharui prediksi mereka. Saat ini, diperkirakan kalau PDB Amerika Serikat akan turun 40% di kwartal kedua.

Langkah Pemerintah Antisipasi Resesi Akibat Covid-19

Lalu, muncul satu pertanyaan lagi, “Bukankah pemerintah memberikan dukungan yang luar biasa terhadap usaha kecil?” CARES Act yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat berisi $349 milyar dalam bentuk Paycheck Protection Act. Melalui regulasi ini, pemerintah menyediakan pinjaman hingga $10 juta untuk usaha kecil yang mengalokasikan setidaknya 75% dari uangnya untuk gaji.

Namun, di Amerika Serikat sendiri, dana pinjaman tersebut belum mengalir. Bank dan lembaga pemerintah terkait menerima begitu banyak permohonan. Bayangkan saja, biasanya Small Business Administration (SBA) hanya menangani sekitar 1.000 kredit setiap tahunnya. Namun, sekarang lembaga pemerintah itu menangani 250.000 permohonan untuk kredit khusus yang disediakan pemerintah tersebut.

Menurut sejumlah analist, angka $349 milyar tersebut tidak akan cukup. Congress ini menambah $250 milyar lagi. Namun, terjadi perdebatan sengit di pihak legislatif, di mana pihak Partai Demokrat bersikeras ingin menambahkan pendanaan bagi negara bagian, pemerintah daerah, dan rumah sakit. Sementara itu, sisi Partai Republik yang ada di Senate menolak rencana tersebut. Jadi, menambahkan dana saja tidak menyelesaikan batu sandungan yang menyebabkan perlambatan pencairan dana yang ada.

Survei yang baru dilakukan tersebut mendapat dukungan terhadap program kredit CARES dari para pelaku usaha kecil. Sebanyak 72% responden mengatakan bahwa mereka tertarik dengan pinjaman tersebut. Menurut mereka, dana yang disediakan pemerintah tersebut bisa membuat mereka bertahan, tidak memecat karyawan, dan tetap mendapatkan keuntungan.

Sayangnya, masalah administratif terbukti berakibat fatal bagi banyak usaha kecil. Usaha kecil dan menengah beroperasi berdasarkan cash flow, dan 50% perusahaan yang di-survei hanya memiliki kas untuk dua bulan atau kurang per 31 Januari lalu. Kurangnya ketersediaan dana di tangan bisa menjelaskan mengapa kasus PHK dan penutupan operasi perusahaan sangat  meluas dalam beberapa minggu terakhir. Meskipun rantai-pasok dan kesehatan karyawan menimbulkan efek negatif, namun masalah terbesar yang dihadapi UMKM di Amerika Serikat adalah berkurangnya permintaan, bahkan hingga 78%.

Dampak Resesi Akibat Covid-19

Proyeksi kerusakan berbeda-beda dari satu industri ke industri lain. Secara keseluruhan, 38% usaha kecil memperkirakan usaha mereka akan tetap bunga setelah krisis 6 bulan. Namun, di sektor pariwisata, angkanya hanya 27%, sedangkan di sektor restoran, estimasi UMKM yang bertahan hanya sekitar 15%. Dari sudut pandang makro ekonomi, masalah terbesar dalam perekonomian Amerika Serikat saat ini adalah cepatnya UMKM tutup.

Biasanya, sepertiga usaha kecil yang memiliki karyawan gagal di dua tahun pertama, dan hanya sekitar 50% yang bertahan hingga 5 tahun. Namun, resesi akibat covid-19 memaksa banyak usaha kecil untuk tutup dalam waktu singkat. Semoga saja pandemi ini segera berlalu, sehingga dampaknya terhadap perekonomian tidak semakin memburuk.

Tagged With :

Leave a Comment