Cara Memecat Karyawan Secara Profesional dan Simpatik

Bagi pengusaha mikro, mungkin tidak ada penghalang antara anda dengan karyawan. Namun, jika anda memiliki seorang karyawan yang…katakanlah… bermasalah, anda tidak bisa  begitu saja ‘mendepaknya’ menjadi staf junior. Anda pastinya menyukai usaha yang sedang dijalankan dan orang-orang yang bekerja sama dengan anda. Nah, pada titik tertentu, anda mungkin ingin tahu bagaimana cara memecat karyawan yang dinilai tidak sejalan dengan visi dan misi perusahaan.

Cara Memecat Karyawan Secara Profesional

Memang, ada kalanya memecat karyawan menjadi satu-satunya pilihan bagi pemilik bisnis. Namun, ada cara memecat karyawan secara profesional dan hati-hati, sehingga tidak terasa menyakiti. Berikut adalah beberapa cara yang bisa anda coba:

cara memecat karyawan

Ketahui Kapan Waktunya Move On

Mungkin, anda saat ini memiliki seorang karyawan yang cukup menyenangkan, dan perhatian kepada perusahaan. Namun, kontribusinya terasa begitu kecil bagi perusahaan. Pada suatu titik, anda mungkin merasa bahwa lebih baik memecat karyawan tersebut daripada memperhatikannya. Atau, mungkin seseorang dalam tim anda saat ini tidak bisa bekerja sama dengan baik, sehingga banyak yang menolak bekerja sama dengannya.

Memang, tidak mudah mengambil keputusan untuk memecat karyawan. Anda mungkin berada di posisi sulit saat ini. Namun, hidup ini terlalu singkat untuk bekerja sama dengan orang-orang yang membuat anda stress, terutama jika anda adalah seorang pengusaha. Bukankah anda memilih jalan ini agar anda bahagia? Kadang kala, membiarkan seseorang pergi justru bisa mengembalikan kesenangan yang sempat hilang.

Aspek Taktis dalam Memecat Karyawan

Anda pasti selalu hati-hati memikirkan kata-kata yang akan disampaikan sebelum memecat seorang karyawan. Jangan tunjukkan rasa frustrasi, namun anda harus menyampaikan bahwa anda memiliki batasan-batasan dan aturan, namun tidak dipatuhi. Anda tidak perlu memutuskan ikatan tersebut sama sekali, karena anda tidak tahu kapan karyawan tersebut akan kembali lagi dengan sikap dan kinerja yang berbeda.

Dalam situasi lain, anda mungkin merasa frustrasi menghadapi karyawan yang sering datang terlambat dan tidak mematuhi target. Anda mungkin sudah memberi beberapa kali peringatan, namun peringatan tersebut tidak dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga anda merasa lebih baik memecat karyawan tersebut. Jika terasa begitu sulit untuk menyampaikannya secara langsung, cobalah sampaikan menggunakan media, seperti email atau surat pemberhentian.

Media komunikasi dapat membuka pintu untuk komunikasi yang lebih terbuka. Kondisinya mungkin lebih baik bagi anda maupun bagi karyawan dimaksud. Mungkin masih ada cara untuk memperbaiki siatuasi. Jadi, tetaplah terbuka untuk mendengarkan.

Memecat Karyawan dengan Cara Yang Baik

Jika anda sedang mempertimbangkan untuk memecat seorang karyawan, jangan melakukannya dalam kondisi marah. Menunjukkan kemarahan dan emosi tidak akan ada gunanya bagi anda. Rancanglah sebuah surat dengan hati-hati, dan teliti kembali sebelum mengirimkannya. Baca kembali jika kondisi kepada anda sudah lebih baik. Jangan pernah mengarahkan telunjuk kepada orang lain. Jelaskan apa yang anda inginkan (ambang batas waktu, rasa hormat, dan sebagainya), dan cukup katakan kalau anda harus move on.

Jika memungkinkan, lakukan yang terbaik untuk memutuskan hubungan kerja. Misalnya, berikan sinyal satu bulan sebelumnya. Atau, jelaskan proyek-proyek apa yang masih harus dikerjakan hingga saat ini, sehingga karyawan tersebut merasakan bahwa dirinya belum berkinerja dengan baik. Mungkin, ketika anda menyampaikan sinyal untuk memberhentikan seseorang, akan ada reaksi emosional yang bermacam-macam.

Namun sekali lagi, komunikasi secara terbuka sangatlah penting. Perhatikan karyawan anda dengan simpati. Memberhentikan seseorang dari pekerjaannya bukanlah hal mudah. Anda harus menemukan keseimbangan, baik dari segi emosi maupun bahasa. Sebisa mungkin, jangan melibatkan emosi. Selain itu, anda bisa melakukannya secara privat, namun harus tetap profesional.

Alihkan Fikiran ke Hal Lain

Mari kita berbicara sedikit tentang pendapatan, terutama pendapatan yang hilang karena pemberhentian. Atau di pihak perusahaan sendiri, ada kerugian yang dialami akibat kekurangan karyawan yang cakap. Mungkin, semua orang mengkhawatirkan hal ini. Namun, fikirkan kembali kerugian yang akan dialami jika mempertahankan karyawan yang akan menimbulkan masalah kelak. Jadi, cobalah fokuskan perhatian pada keuntungannya. Jika anda kehilangan pendapatan dari satu sumber, mungkin akan ada pendapatan dari sumber lain.

Hal yang sama juga berlaku kepada karyawan yang anda pecat. Jika mereka kehilangan pendapatan dari perusahaan anda, mereka akan mendapatkannya dari sumber lain, yang mungkin sesuai dengan minat dan bakat mereka. Pepatah mengatakan, “ketika satu pintu tertutup, maka pintu yang lain terbuka.” Sampaikan hal ini secara simpatik kepada karyawan anda. Jika ada membiarkan seorang karyawan berhenti dengan cara yang baik, maka komunikasi bisa dipertahankan.

Cara memecat karyawan tidaklah pernah mudah. Diperlukan tindakan dan sikap yang jujur, dan simpatik.  Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan, bukan hanya dari sisi karyawannya, namun juga dari sisi anda sebagai pengusaha. Carilah cara yang profesional dan baik, agar anda tidak terkesan menzalimi orang lain.

Tagged With :

Leave a Comment