Tidak ada yang sebelumnya membayangkan betapa hebatnya dampak yang ditimbulkan oleh Covid-19, terutama terhadap dunia kesehatan dan perekonomian. Dampak yang sama terjadi di seluruh dunia. Banyak usaha kecil yang pada akhirnya gulung tikar karena tidak mampu bertahan membayar biaya operasional perusahaan, sementara penghasilan perusahaan berkurang secara dramatis. Lalu, apakah pinjaman pribadi dapat dipertimbangkan sebagai salah satu solusi untuk menjamin likuiditas perusahaan di tengah pandemi virus corona? Pertanyaan ini akan coba dijawab pada pembahasan berikut.
Di tengah perlambatan aktivitas perekonomian dan beratnya dampak yang diberikan covid-19 terhadap pendapatan masyarakat, pinjaman pribadi muncul sebagai salah satu solusi mudah untuk mendapatkan kredit. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pinjaman jenis ini dilirik oleh para pelaku usaha untuk mempertahankan cash flow perusahaan.
Daya Tarik Pinjaman Pribadi Bagi Pelaku Usaha
Pinjaman pribadi atau personal loan adalah uang yang anda pinjam untuk kebutuhan pribadi. Kebutuhan dimaksud bisa untuk membayar biaya kesehatan, biaya kuliah, membeli perabotan baru, ponsel baru, atau memenuhi kebutuhan konsumsi pribadi lainnya. Namun, apakah pinjaman jenis ini cocok untuk membantu perusahaan bertahan di bisnisnya? Berikut adalah pembahasannya.
Umumnya Bebas Agunan
Pinjaman pribadi umumnya bebas agunan dan memudahkan anda mendapatkan kredit, yang biasanya dibayar berupa cicilan bulanan dalam periode tertentu. Sifatnya yang bebas agunan menjadikan pinjaman ini sebagai cara termudah untuk mendapatkan kredit dibanding jenis pinjaman lain yang biasanya hanya bisa diperoleh jika anda bisa menyediakan agunan.
Selain itu, proses pengajuan hingga persetujuan kredit relatif lebih cepat. Bahkan, ada lembaga keuangan yang menyetujui permohonan kredit dalam waktu kurang dari 4 jam. Namun, lembaga keuangan ini biasanya memiliki akses terhadap informasi tentang cash flow atau stabilitas penghasilan pemohon (baik usaha maupun pekerjaan) untuk meminimalisir resiko kredit macet.
Sama halnya dengan bank, lembaga-lembaga keuangan non-bank dan perusahaan Fintech menjanjikan kredit bebas agunan bagi pemohon yang belum pernah memiliki riwayat kredit sebelumnya. Pada intinya, kebijakan setiap lembaga keuangan berbeda, namun relatif lebih ringan dibanding jenis pinjaman lainnya.
Bunga Pinjaman Lebih Rendah
Untuk pinjaman pribadi, besaran cicilan didasarkan kepada suku bunga tahunan yang berlaku di awal periode pinjaman. Menurut sejumlah pakar keuangan, pinjaman jenis ini cocok selama covid-19, karena tarif bunga seluruh bank mengalami penurunan, sehingga beban bunga yang ditanggung konsumen relatif lebih murah.
Bagi pemohon yang baru pertama kali mengajukan kredit, suku bunga mungkin lebih tinggi dibanding pemohon lama yang memiliki skor kredit baik. Namun, jika anda mengajukan pinjaman tipe ini dan mampu membayar secara rutin (tanpa menunggak), maka skor kredit anda akan semakin baik. Di masa mendatang, saat anda mengajukan kredit berikutnya, suku bunga yang dibebankan kepada anda mungkin lebih kecil (bahkan, termasuk untuk kredit perumahan).
Lebih Fleksibel
Pinjaman untuk keperluan pribadi memiliki alokasi penggunaan yang lebih fleksibel. Biasanya, pemberi pinjaman tidak mengatur secara spesifik untuk apa anda gunakan uang tersebut. Bahkan, menurut sejumlah pengamat, pinjaman pribadi cocok dipakai untuk konsolidasi hutang. Anda bisa menggunakan uang tersebut sebagai cara melunasi hutang yang bunganya tinggi. Pada intinya, penggunaannya fleksibel. Meski disebut pinjaman untuk pribadi, anda tetap bisa menggunakannya untuk usaha.
Mudah Diakses
Satu lagi alasan mengapa banyak yang menyukai pinjaman ini adalah karena mudah diakses. Dengan perkembangan teknologi saat ini, lembaga keuangan bank maupun non-bank memiliki banyak pilihan untuk menjangkau calon konsumen dan melakukan proses verifikasi secara digital. Proses verifikasi, seperti Know Your Customer (KYC), menggunakan biometrik atau kode-kode unik yang dikirim melalui ponsel.
Teknologi lainnya adalah eSign, yang memiliki sejenis API terbuka untuk mempermudah pengambil kebijakan di lembaga keuangan menandatangani dokumen secara digital. Kemudian, ada lagi teknologi DigiLocker, sebuah platform digital yang bisa digunakan untuk mengeluarkan dan memverifikasi dokumen dan sertifikat, sehingga dokumen fisik tidak dibutuhkan lagi.
Berbagai teknologi pendukung ini membuat proses pengolahan permohonan kredit, hingga persetujuan, menjadi lebih cepat dan mudah. Kurangnya administrasi secara fisik mengurangi waktu pelayanan secara signifikan.
Pinjaman Pribadi Bagi Pelaku Usaha: Apa Kelemahannya?
Tentunya, di balik semua kelebihan itu, ada beberapa kelemahan yang perlu juga dipertimbangkan. Pinjaman pribadi memang diperuntukkan untuk keperluan pribadi yang sifatnya mendesak. Jadi, kelemahan utama dari jenis pinjaman ini adalah nominalnya yang tidak begitu besar. Jika dipergunakan untuk mendukung operasi perusahaan, uang pinjaman tersebut bisa saja tidak mencukupi. Dengan kata lain, anda tidak bisa mengandalkan jenis pinjaman ini untuk menopang operasi perusahaan dalam jangka panjang.
Selain itu, sebenarnya tidak semua orang memenuhi syarat untuk mendapatkan pinjaman pribadi. Biasanya, pihak penyedia kredit akan melakukan pemantauan yang ketat terhadap pemohon, meskipun dengan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi saja. Jadi, pastikan anda memang memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan kredit dengan mencari informasi tentang kriteria pemohon untuk jenis kredit tertentu.
Tagged With : Cara Mengatur Keuangan Bisnis • keuangan pribadi • masalah keuangan • teknologi finansial