Ketika para pengusaha menggunakan istilah model bisnis, yang ada dalam pikiran mereka mungkin adalah ‘bagaimana cara usahanya mendapatkan uang.’ Namun, untuk memahami implikasi dari pertanyaan ini secara lebih mendalam, maka kita perlu memahami perbedaan antara model bisnis (business model) dengan model pendapatan (revenue model).
Model pendapatan adalah bagaimana sebuah perusahaan mendapatkan uang. Model ini merupakan kombinasi antara beberapa sumber pendapatan. Model ini sebenarnya memiliki ruang lingkup yang lebih sempit, yakni bidang bisnis yang menentukan bagaimana klien memberikan uangnya kepada perusahaan anda.
Sementara itu, model bisnis adalah istilah yang lebih luas. Istilah ini juga termasuk model pendapatan, serta aspek bisnis lainnya seperti struktur biaya. Misalnya, jika model pendapatan sebuah usaha retail tradisional hanya berkaitan dengan transaksi konsumen, maka model bisnis berkaitan dengan lebih banyak hal, seperti pemasok, lokasi, pemasaran, karyawan, dan seterusnya.
Model Bisnis Seperti Apa Yang Cocok Untuk Usaha Anda?
Karena sifat bisnis yang berbeda-beda, maka anda tidak bisa memilih model bisnis begitu saja, tanpa pertimbangan yang matang. Jika usaha yang anda jalankan bersifat inovatif, maka model bisnis yang sesuai adalah kombinasi antara beberapa faktor yang berbeda, dan melibatkan banyak pilihan-pilihan pokok yang berkaitan dengan usaha anda. Berikut adalah beberapa hal penting yang dapat membantu anda memilih model bisnis:
Gunakan Blueprient
Pepatah mengatakan, “Anda tidak harus menemukan roda sekali lagi.” Lihatlah para pemain yang sudah eksis di industri anda. Anda bisa meniru apa yang mereka lakukan dan lakukan penyesuaian sesuai kebutuhan, sesuai keunikan dari usaha anda. Misalnya, anda mungkin ingin mempertahankan model pendapatan yang sama, namun ingin menawarkan proposisi nilai yang berbeda.
Bukan suatu kebetulan jika hampir semua solusi software manajemen proyek menggunakan model pendapatan dengan sistem pendaftaran gratis. Yang membedakan masing-masingnya adalah solusi yang ditawarkan, bukan cara mereka mendapatkan uang. Artinya: cara mendapatkan uang bisa saja sama antara beberapa perusahaan, namun cara mereka menyelesaikan masalah klien pastinya berbeda-beda.
Opsi kedua adalah menggunakan model bisnis dari industri lain, dan kemudian menerapkannya pada industri, di mana model tersebut belum pernah digunakan. Langkah ini cenderung beresiko. Namu, jika anda menjadi perusahaan pertama yang sukses menggunakannya, maka banyak manfaat yang anda dapatkan.
Gunakan Model Scalable
Skalabilitas (atau, model yang bisa menyesuaikan secara otomatis ketika skala bisnis anda meningkat) sesungguhnya merupakan sebuah kebutuhan, bukan pilihan bagi perusahaan baru. Sifat bisnis yang sangat beresiko berarti bahwa usaha yang dijalankan haruslah memiliki makna. Potensinya harus besar. Jadi, rencana bisnis anda juga harus scalable.
Misalnya, sebuah lembaga konsultan yang menetapkan tarif per jam belum tentu dikatakan scalable. Sementara itu, sebuah software yang dibangun dengan biaya marginal (biaya yang dibutuhkan untuk setiap penambahan konsumen baru) mendekati nihil berarti sangat scalable. Itulah sebabnya, mengapa kebanyakan perusahaan teknologi memang sukses di dunia digital.
Pahami Aspek Pokok Perusahaan
Apa itu? Tentu saja struktur biaya, kebijakan harga, dan saluran pemasaran. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah produk atau menghasilkan jasa / layanan baru dari perusahaan? Berapa biaya yang dibutuhkan agar produk sampai ke tangan konsumen? Berapa harga yang dibebankan pesaing anda untuk tawaran produk/jasa yang sama?
Jika anda mengetahui secara persis struktur biaya perusahaan, maka anda bisa menetapkan harga secara lebih baik. Pada akhirnya, ini akan membantu anda dalam memiliki saluran pemasaran yang tepat dan model pendapatan yang sesuai. Karena kebanyakan produk software memiliki biaya marginal yang sangat rendah, maka tawaran “gratis” menjadi salah satu pilihan strategi harga yang sangat populer.
Di satu sisi, memberikan sesuatu secara gratis sepertinya merupakan cara yang bagus untuk menarik konsumen. Namun di sisi lain, strategi ini bisa menimbulkan masalah baru – “Lalu, bagaimana cara anda mendapatkan uang?” Iklan, tawaran afiliasi, dan tawaran freemium (sebagian ditawarkan secara gratis, sebagian lagi berbayar) adalah solusi paling umum digunakan untuk menjawab pertanyaan di atas. Namun sekali lagi, solusi ini juga belum sempurna.
Dengan kata lain, akan lebih aman jika anda menghindari model bisnis “gratis” di tahap awal perusahaan. Dengan cara ini, anda bisa membuktikan apakah masyarakat memang membutuhkan apa yang anda tawarkan. Anda bisa saja menambahkan tawaran gratis pada proyek berikutnya, ketika perusahaan sudah menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Pahami Model Pendapatan
Secara umum, ada dua jenis model pendapatan, yakni: model transaksi dan model subskripsi (sistem daftar). Perbedaan utamanya adalah pada model pertama, anda menjual produk/jasa dengan sistem transaksi sekali tuntas. Pada model kedua, anda menjual akses yang sifatnya sementara, dan melibatkan hubungan jangka panjang.
Model subskripsi sepertinya cocok untuk dunia digital, karena bisa menghasilkan pendapatan berulang bagi perusahaan. Tidak heran jika banyak perusahaan teknologi raksasa menggunakan model ini. Termasuk di tahun ini. Banyak ahli memperkirakan bahwa model subskripsi lebih cocok.
Tagged With : manajemen bisnis • Manajemen Usaha • model