Perusahaan eceran maupun brand saat ini sedang mengalami tekanan yang berat, baik secara online maupun offline. Pandemi Covid-19 secara drastis mengubah lingkungan belanja e-commerce maupun biaya logistik, pengiriman serta pengiriman balik. Sebuah studi menunjukkan bahwa belanja online yang bisa mencapai 30% untuk kategori tertentu seperti pakaian memang mengalami kenaikan. Lalu, apa hubungannya antara keberhasilan usaha retail dengan teknologi QR Code Scanning?
Seiring dengan meningkatnya volume transaksi di saluran-saluran e-commerce, pemilik brand harus mencari cara-cara baru untuk menghasilkan penjualan langsung dengan margin yang tinggi serta melakukan diversifikasi konsentrasi saluran. Pada saat yang sama, sebuah interface berbasis mobile menjadi sangat penting untuk keberhasilan usaha retail saat ini, di samping toko fisik tentunya. Untuk mengatasi permasalahan ini, sejumlah brand, seperti Ralph Lauran dan Puma mulai menggunakan solusi teknologi yang sederhana, yakni: QR Code.
Keberhasilan Usaha Retail dan Teknologi QR Code
Brand, retail, dan konsumen di negara-negara Barat maupun di Asia dengan mudah mengetahui bahwa produk-produk yang didigitalisasi dengan QR code mempermudah konsumen untuk terhubung dengan brand maupun retailer hanya dengan menggunakan ponsel. Kode-kode tersebut memainkan peran penting, terutama di musim liburan. Bahkan, kode-kode tersebut diperkirakan akan berada di garis terdepan keberhasilan usaha retail di tahun 2021. Mengapa?
Transaksi Bebas Kontak
Di tengah pandemi covid-19, salah satu cara untuk memutus rantai penularan virus corona adalah dengan mengurangi kontak atau sentuhan. Teknologi berbasis kode Quick Response (QR) di label produk atau kemasan produk meminimalisir kontak saat konsumen berbelanja. Pengguna ponsel iPhone atau Android hanya perlu mengarahkan kamera ponsel ke kode yang tertera. Kemudian, mereka bisa menjelajahi web, melanjutkan transaksi (checkout), atau melakukan pemesanan di toko.
Kode-kode tersebut juga terhubung ke website atau blog yang ditentukan, jika calon pembeli ingin mendapatkan informasi lebih banyak mengenai produk atau brand tersebut. QR code juga membantu konsumen memeriksa keabsahan produk atau informasi registernya, atau melakukan pemesanan langsung menggunakan ponsel mereka.
Sebagai contoh, Ralph Lauren sudah mulai menggunakan label yang disertai QR code pada produk-produk pakaian mereka. Setiap produk memiliki kode unik yang terkoneksi langsung ke sebuah identitas digital di internet. Di satu sisi, Ralph Lauren menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan integritas dan mempermudah pengelolaan bisnisnya. Di sisi lain, QR code pada pakaian juga membuat brand ini bisa terkoneksi langsung dengan konsumen baik sebelum maupun setelah transaksi.
Brand lain, yakni Puma, juga menggunakan QR code untuk memberikan pengalaman digital bagi konsumen saat berbelanja di toko atau setelah berbelanja. Puma meluncurkan strategi ini saat membuka toko di New York pada bulan November tahun lalu. Hingga kini, perusahaan masih melaporkan hasil positif dari penggunaan teknologi ini.
Penggunaan QR Code di Eropa maupun Asia
Di China, 50% konsumen melakukan scan QR code beberapa kali dalam seminggu, sejak tahun 2019. Hal ini dilaporkan oleh sebuah perusahaan penyedia solusi pengemasan bernama SIG. QR code telah digunakan secara luas di negara ini, bukan hanya untuk pakaian, namun juga untuk semua kategori produk, seperti kebutuhan harian hingga layanan taksi.
Data Statista memperkirakan bahwa 11 juta rumah tangga di Amerika Serikat pernah menggunakan QR code scanning. Bahkan, produk ponsel berbasis iPhone dan Android saat ini otomatis bisa melakukan scan QR Code. Alhasil, teknologi ini bisa diakses oleh lebih dari 81% penduduk dewasa di Amerika Serikat saat ini.
Channel Media Yang Paling Banyak Dimiliki
QR code membantu brand dan retail dalam menjangkau lebih banyak audien. Dengan memasang kode QR di setiap produk, brand produk seafood, Mowi, bisa menggunakan produk fisiknya sebagai channel media milik sendiri dan bisa terkoneksi langsung dengan konsumen, meskipun sebenarnya mereka membeli produk Mowi melalui channel retail pihak ketiga.
Seluruh produk kaos Polo milik Ralph Lauren atau sepatu dari Puma yang jumlahnya jutaan telah menjadi bagian penting dari point-of-sale. Sementara itu, Amazon mengharuskan 100% konsumennya melakukan registrasi, dan ini menjadi salah satu poin keberhasilan perusahaan e-commerce ini. Dengan kata lain, QR code telah menjadi bagian kunci untuk keberhasilan usaha retail di tengah pandemi covid-19 seperti sekarang ini.
Memang, tidak bisa dipungkiri bahwa banyak toko yang melaporkan penurunan penjualan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun, menyediakan informasi yang cukup dan menstimulasi transaksi pembelian secara langsung tetap saja menjadi prioritas utama bagi banyak brand. Teknologi memberikan nilai tambah di banyak aspek. Bagi banyak perusahaan, tentunya upaya ini tidak semudah yang dibayangkan. Banyak tantangan yang dihadapi dalam melakukan otentifikasi produk-produk mereka.
Dengan penggunaan QR code pada setiap produk, produsen bisa memberikan pengalaman berbelanja yang berbeda bagi konsumen. Memang, frekuensi scan barcode meningkat hampir dua kali lipat setiap harinya. Jadi, keberhasilan usaha retail skala kecil sekalipun tidak akan bisa dilepaskan dari teknologi ini.
Tagged With : berita bisnis • perusahaan teknologi • teknologi bisnis