Berbeda dengan investasi konvensional yang kerap diartikan dengan investasi berwujud fisik, sesuai perkembangan konsep investasi berbasis teknologi internet yang canggih Fintech Lending yang kerap disebut P2P muncul dan bisa menjadi alternatif investasi modern. Sejak dipopulerkan tahun 2016, teknologi financial ini semakin menarik perhatian hingga saat ini. Konsep fintech ini muncul dengan semakin banyaknya penggunaan internet ke berbagai sendi kehidupan manusia. Yang merupakan bagian dari fintech cukup beragam yaitu mulai pembayaran, menyimpan uang, serta berinvestasi secara online.
Terkait investasi yang saat ini semakin banyak dilirik para investor muda adalah Peer to Peer Lending atau Fintech Lending. Keuntungan yang diperoleh para investor adalah mendapatkan return berupa bunga pinjaman dari borrower atau peminjam dari dana yang ia setorkan untuk memberi pinjaman. Fintech Lending adalah investasi masa depan yang modern karena nyata memberikan keuntungan, prosesnya tidak rumit, dan transparan. Investor boleh memilih akan mengalokasikan dananya kepada siapa dan untuk kebutuhan apa.
Mengenal Fintech Lending
Sebelum mengulas lebih jauh tentang alasan mengapa perlu berinvestasi Fintech, inilah ulasan singkat tentang Fintech Lending yang perlu Anda ketahui. Fintech Lending atau Peer to Peer Lending adalah sebuah wadah untuk para peminjam (borrower) dan pemberi pinjaman (lender) agar dapat saling berhubungan untuk aktivitas pinjam-meminjam misalnya untuk mendanai bisnis atau beragam keperluan lainnya.
Bagi investor tentu saja akan mendapatkan return berupa bunga atau bagi hasil, sementara bagi borrower fasilitas ini memberikan alternatif pembiayaan lain selain bank atau lembaga keuangan konvensional lainnya yang kerap memberi persyaratan yang rumit. Bagi Anda yang berniat untuk berinvestasi dalam fintech, inilah beberapa hal yang perlu diketahui.
- Diversifikasi investasi
Artinya Anda harus mengupayakan untuk menyebarkan investasi ke berbagai borrower. Banyak platform Fintech Lending yang tentu saja mempunyai berbagai anggota berstatus borrower tengah memerlukan dana dari investor. Sebaiknya Anda tidak menempatkan seluruh modal investasi hanya untuk mendanai seorang borrower. Jadi sebaiknya pecah modal investasi Anda agar dapat dibagikan ke sejumlah peminjam untuk mendanai berbagai kebutuhan.
Kita tak boleh menutup mata akan adanya resiko kegagalan bayar, sehingga Anda akan rugi besar bila ternyata modal Anda telah Anda curahkan sepenuhnya pada satu peminjam ini. Sebaliknya, bila dana investasi Anda menyebar ke banyak peminjam kemungkinan gagal bayar dapat diminimalkan karena tidak mungkin hal itu terjadi ke seluruh peminjam. Profit atau return rate yang bisa Anda peroleh pun berpotensi lebih besar.
Diversifikasi investasi ini banyak direkomendasikan oleh investor-investor sukses yang berguna untuk membuat resiko investasi sekecil mungkin.
- Jangan menggunakan tabungan untuk investasi
Saat ingin berinvestasi di Fintech Lending upayakan jangan menggunakan tabungan atau dana darurat. Yang penting pastikan bahwa dana investasi dan simpanan tetap terpisah. Perlu diketahui bahwa saat Anda memutuskan untuk menyetorkan dana Anda ke Fintech Lending, modal tersebut tak dapat diambil lagi semudah itu. Jadi Anda harus menunggu pada jangka waktu tertentu dana yang diinvestasikan tersebut dicicil atau dibayar oleh borrower dengan bertahap.
Anda juga sebaiknya tak menggunakan dana yang dalam waktu dekat akan diperlukan untuk investasi. Bila Anda tak mempunyai simpanan untuk investasi sama sekali, mulai sekarang segeralah menabung paling tidak selama 6 bulan dari gaji Anda untuk disetorkan pada Fintech Lending.
- Fintech Lending Bukan Judi
Sebelum menginvestasikan dana Anda kepada borrower siapkan berbagai data sebaik-baiknya. Teliti dan cermati data peminjam secara mendalam sebaik-baiknya terutama profit bisnisnya untuk memprediksi potensi usaha yang dikerjakan. Dengan begitu Anda juga bisa memperkirakan berapa dana yang akan Anda kucurkan untuk peminjam tersebut.
Berbagai perusahaan Fintech Lending tentu akan melakukan seleksi serta analisa secara ketat dengan memonitor data keuangan serta pribadi borrower, termasuk dalam rangka apa peminjaman yang dilakukan tersebut. Selain itu tip penilai dari perusahaan juga akan mempertimbangkan karakteristik calon peminjam dengan perspektif psikologis dan latar belakang yang bersangkutan.
Ini adalah upaya untuk menjamin keamanan modal investor dan meminimalkan resiko terburuk yang dapat terjadi. Dengan begitu Anda bisa mempercayakan dana Anda dengan yakin untuk berinvestasi kepada borrower.
- Yakin Sebagai Investor
Investor yang baik tentu tak akan memikirkan keuntungan yang nantinya akan diperolehnya saja tapi juga resiko kerugian yang bisa terjadi. Jadi yang penting untuk diingat adalah berinvestasilah dengan dana yang memang kerugiannya sanggup Anda tanggung. Sebagai pemula Anda bisa menyetor modal dengan jumlah paling kecil untuk memperkecil resiko ke tingkat yang paling minim.
Pahami dan pelajari segala resiko saat memutuskan bermain dalam platform Fintech Lending agar investasi yang Anda lakukan benar-benar aman dan membawa keuntungan. Ada beragam perusahaan fintech yang menyediakan berbagai produk investasi pinjaman, misalnya pinjaman untuk bisnis, pinjaman UKM, pinjaman bisnis properti, hingga pinjaman untuk pendidikan dan kesehatan.
Perusahaan-perusahaan Fintech di Indonesia
Popularitas Fintech di Indonesia menunjukkan bahwa model investasi ini semakin banyak diminati. Penyelenggara jasa Fintech pun semakin banyak didirikan, termasuk yang menerapkan kaidah syariah dalam aktivitas bisnisnya. Yang paling penting untuk dicermati adalah pastikan bahwa perusahaan mitra incaran Anda sudah mendapatkan perizinan untuk operasi bisnisnya dari OJK. Nah, inilah beberapa perusahaan Fintech yang cukup populer di Indonesia.
- KoinWorks
Platform Fintech Lending ini menyediakan alternatif investasi modern dengan bunga mencapai 18% per tahun yang tentunya cukup kompetitif. Perusahaan menjamin menerapkan seleksi ketat bagi borrower untuk keamanan dana investor, serta tersedia fasilitas dana proteksi untuk memperkecil potensi kerugian.
- Amartha
Perusahaan P2P ini menjanjikan return yang mencapai 17.5% per tahun dengan minimal deposit 3 juta rupiah. Amartha mengutamakan layanannya untuk UKM dan tersedia pula asuransi sebagai upaya perlindungan investor dari gagal bayar.
- Investree
Sama dengan Amartha, Investree yang tergolong perusahaan pionir dalam P2P ini juga menyediakan profit mencapai 17.5% per tahun. Dana investasi yang harus disetorkan minimal 1 juta rupiah untuk pinjaman pribadi, dan 5 juta rupiah untuk menjadi investor dalam bisnis. Anda juga tak akan dikenai beban biaya transaksi apa pun.
- Modalku
Bunga sebagai imbal balik investor nilainya berbeda-beda pada perusahaan ini, sesuai dengan jenis pinjaman, jumlah modal yang disetorkan, serta keadaan pasar. Terkait hal ini perusahaan menjamin transparansi kepada investor. Kisaran bunga yang dibebankan adalah antara 12% hingga 24%. Peminjam juga akan dikenakan biaya sebesar 3% setiap pengembalian pinjaman. Perlu diketahui bahwa investor tak dapat mengetahui profil pribadi borrower, hanya profil bisnis serta perusahaannya.
- Danamas
Perusahaan ini telah mengantongi perizinan dari OJK sejak tahun lalu dalam menjalankan operasi bisnisnya. P2P ini juga mengutamakan layanannya bagi UMKM dengan nilai pinjaman online yang paling besar hingga 2 miliar rupiah. Tujuan perusahaan adalah untuk mencetak semakin banyak pebisnis di tanah air.
Semoga bermanfaat!
Silahkan beri penilaian untuk artikel ini:
Tagged With : bisnis • Financial Technology (FinTech) • investasi