Pengiriman adalah kunci dari pelayanan dalam industri makanan. Namun, tidak semua restoran mampu menyediakan layanan pengiriman milik sendiri, karena biayanya yang besar. Perusahaan harus merekrut tenaga kerja, menyediakan pelatihan, dan sebagainya. Akibatnya, biaya tenaga kerja menjadi lebih tinggi, belum lagi biaya asuransinya. Tidak heran jika kebanyakan restoran bekerja sama dengan jasa pengiriman pihak ketiga. Selain itu, khusus di daerah-daerah pedesaan, sebagian besar konsumen berasal dari daerah di luar jangkauan layanan pengiriman, sehingga biaya operasionalnya menjadi tidak masuk akal.
Saat ini, daripada menyediakan jasa pengiriman sendiri, sebagian besar restoran memiliki jasa pengiriman pihak ketiga. Platform semacam ini dirancang khusus untuk menjangkau ribuan konsumen baru terhadap produk yang ditawarkan restoran. Bagi restoran yang sedang berjuang akibat krisis yang ditimbulkan oleh Covid-19, kemitraan dengan perusaha jasa pengiriman pihak ketiga dapat memberikan perbedaan yang signifikan, antara tetap bertahan atau tutup paksa.
Sejarah Jasa Pengiriman Pihak Ketiga
Black Tie Express, yang didirikan pada tahun 1991, adalah salah satu perintis dalam industri jasa layanan pengiriman pihak ketiga. Perusahaan ini membuat konsumen bisa memesan jasa kiriman dari restoran favorit mereka. Tentunya, segala sesuatunya berbeda saat itu. Komunikasi dilakukan menggunakan walkie talkie dua arah, karena ponsel belum ada. Sementara itu, rute perjalanan yang digunakan oleh pengemudi masih dalam bentuk cetak, karena GPS belum tersedia.
Pada awalnya, pasti banyak tantangan yang dihadapi, namun Black Tie Express mampu berkembangan menjadi sebuah franchise. Pada akhirnya, perusahaan jasa ini dijual ke salah satu perusahaan pesaing utamanya, dan sejak saat itu, perusahaan dikembangkan untuk melayani lebih dari 100 wilayah di Amerika Serikat. Jasa pengiriman pihak ketiga memungkinkan keluarga menerima makanan di rumah atau di kantor tanpa harus keluar. Bagi operator restoran sendiri, jasa pihak ketiga ini juga menciptakan peluang untuk meraih konsumen baru. Orang bisa mengetahui tentang sebuah restoran dari layanan pengiriman, kemudian mencoba makanannya, dan akhirnya jatuh cinta dan menjadi konsumen langganan.
Fondasi dari layanan pengiriman pihak ketiga yang asli masih ada hingga saat ini, bahkan saat Grab Hub, Uber Eats, DoorDash, dan perusahaan lainnya berkembang pesat dalam 5 tahun terakhir. Pada intinya, orang menginginkan kenyamanan, karena konsumen semakin dimanjakan dengan hadirnya toko online. Sebelum pandemi, banyak pemilik dan operator restoran yang masih menimbang-nimbang apakah akan menggunakan jasa pihak ketiga atau tidak. Saat pandemi menghantam, jasa pihak ketiga ini justru menjadi penentu aliran pendapatan mereka. Selain itu, perusahaan-perusahaan jasa kurir melakukan upaya ekstra untuk bekerja sama dengan restoran dan mendapatkan insentif lebih.
Bagaimana Mendekati Jasa Pengiriman Pihak Ketiga
Saat pandemi menghantam, restoran umumnya sepi, dan bahkan sepi sama sekali di beberapa daerah. Namun, konsumen sudah dimanjakan selama ini. Akibatnya, platform jasa pengiriman yang handal dan terpercaya menjadi kunci pokok agar pendapatan perusahaan tetap mengalir. Bagi restoran yang belum memiliki platform pengiriman makanan sendiri, provider pihak ketiga ini menjadi opsi yang mudah dan ringkas untuk meningkatkan jangkauan pelayanan restoran.
Jika restoran bisa bekerja sama dengan jasa kurir yang basis pasarnya sudah kuat, maka mereka bisa menghasilkan uang secara lebih cepat, meskipun mereka tidak bisa mengintegrasikan aplikasinya ke sistem pembayaran perusahaan. Pemilik restoran harus memahami jasa kurir pihak ketiga ini dari aspek operasional maupun pemasaran. Saat memulai sebuah bisnis, penyedia jasa pihak ketiga menawarkan platform yang sangat berharga untuk menjangkau konsumen baru.
Google juga bekerja sama dengan sejumlah jasa kurir pihak ketiga. Misalnya, untuk melakukan pemesanan dari sebuah perusahaan mitra, konsumen bisa mengetik “pesan online” secara langsung di Google Search, dan mereka akan menemukan sejumlah pilihan di hasil pencarian, seperti DoodDash dan Postmates. Bahkan, konsumen bisa melakukan pemesan melalui platform tersebut tanpa harus men-download applikasi milik jasa kurir. Restoran juga bisa menggunakan paket pengiriman unik khusus untuk pengiriman pihak ketiga, sehingga konsumen bisa berpartisipasi pada program loyalty. Dengan demikian, perusahaan bisa menjadikan mereka sebagai konsumen setia.
Saat memutuskan untuk mendekati jasa kurir pihak ketiga, restoran harus mencari penyedia jasa secara seksama, untuk menemukan perusahaan yang paling cocok dengan model usaha mereka. Brand-brand franchise harus mengecek jasa kurir mana yang beroperasi di daerah mereka. Kemudian, mereka bisa mempertimbangkan jenis insentif yang akan ditawarkan, dan persentase biaya untuk masing-masingnya. Mereka juga bisa mengecek apakah konsumen berada di daerah yang dilayani perusahaan jasa kurir pihak ketiga atau tidak. Dengan demikian, mereka bisa menyampaikannya kepada konsumen.
Layanan jasa pengiriman pihak ketiga tentunya bukanlah sebuah konsep yang baru. Namun, dengan pendekatan yang benar, layanan ini akan lebih berharga daripada menjadikannya sebagai cabang dari usaha restoran. Para pemilik jasa kurir yang independen tentunya memiliki target sendiri di masa depan, sehingga mereka akan terus berusaha meningkatkan pelayanannya kepada klien.
Tagged With : Aneka Bisnis • Bisnis Jasa Kurir