Indikator Teknikal Yang Cocok Untuk Trading Crude Oil

Memilih indikator teknikal yang cocok untuk trading Crude Oil tidaklah mudah. Metode analisis dan indikator yang biasa diterapkan untuk trading forex atau saham belum tentu efektif untuk meraup cuan di pasar komoditas. Oleh karena itu, trader minyak WTI maupun Brent mungkin perlu merancang rencana dan sistem trading khusus.

Kiat Jitu Menyusun Strategi Trading Harian Saham

Sebagai referensi untuk menyusun sistem trading jitu, berikut ini tiga (3) indikator teknikal yang cocok untuk trading Crude Oil dan komoditas lain:

  • Moving Average

Moving Average merupakan indikator teknikal paling populer di dunia, baik untuk trading saham, forex, kripto. Indikator ini juga banyak dimanfaatkan dalam trading Crude Oil.

Moving Average yang dipasang secara tunggal pada grafik memang sering menghasilkan sinyal palsu (fake signal). Namun, kombinasi Moving Average dengan indikator momentum dapat melipatgandakan akurasi dan deteksi sinyal yang menguntungkan. Selain itu, pemanfaatan Moving Average dapat pula disertai dengan formasi candlestick dan pola-pola harga lainnya (Double Top & Double Bottom, Head & Shoulder, dan lain-lain).

  • Garis Tren (Trendline)

Apabila kamu mencermati grafik harga Crude Oil secara historis, kamu akan menemukan bahwa pergerakannya hampir selalu berada dalam suatu tren tertentu dan sangat jarang mengalami sideways. Oleh karena itu, identifikasi tren merupakan langkah yang penting dalam analisis teknikal minyak.

Setelah menggambar garis-garis tren pada grafik harga, kita dapat melihat kapan harga memantul (bounce) atau menembus (breakout) garis-garis tersebut. Persinggungan antara grafik harga dengan garis tren sering melahirkan peluang trading yang menguntungkan.

  • Indikator Teknikal Bertipe Momentum (Momentum Indicators)

Indikator teknikal bertipe momentum sangat populer di kalangan trader komoditas, karena dapat mengidentifikasi kapan suatu tren harga menguat dan melemah. Indikator momentum juga biasanya lebih andal dalam kondisi pasar bullish daripada bearish, sehingga sesuai dengan pasar komoditas di mana harga cenderung meningkat dalam jangka panjang.

Beberapa contoh indikator teknikal bertipe momentum antara lain Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence/Divergence (MACD), dan Bollinger Bands. Indikator-indikator tersebut biasanya dikombinasikan dengan alat analisis teknikal lain untuk meningkatkan akurasi sinyal trading yang dihasilkan.

Tagged With :

Leave a Comment