Saat ini, semua orang disarankan untuk tinggal di rumah dan melakukan social dan physical distancing. Saat kita di rumah, kita semakin menyadari bagaimana desain interior dapat mempengaruhi mood, kemampuan untuk bekerja dari rumah, serta kenyamanan kita secara fisik. Lalu muncul sebuah pertanyaan, “Bagaimana masa depan desain interior setelah wabah virus corona ini berlalu?” Seperti apakah covid-19 akan mempengaruhi persepsi kita tentang design interior?
Seorang desain interior bernama Stanley Sun yang juga merupakan salah satu pendiri Mason Studio percaya bahwa crisis dunia yang disebabkan oleh virus corona ini akan mempengaruhi bagaimana kita merancang ruangan di masa depan. Menurutnya, pemilik properti (baik hunian maupun komersil) akan semakin memperhatikan perlunya privasi dan keamanan pribadi pada desain interior. Sun menaruh perhatian khusus pada aspek cahaya dan respon fisiologis maupun psikologis terhadap aspek cahaya.
Gambaran Masa Depan Desain Interior Setelah Covid-19
Menurut Stanley Sun, ada beberapa cara di mana wabah virus corona akan mempengaruhi masa depan desain interior, yakni:
Kombinasi Lingkungan Virtual dan Fisik
sebagian besar pekerja kantoran, profesional, penulis, guru, dan profesi lain yang menggunakan teknologi saat ini dianjurkan untuk bekerja dari rumah. Artinya, kebutuhan terhadap teknologi informasi yang menghubungkan seseorang dengan lingkungan kerjanya secara virtual juga meningkat. Misalnya adalah penggunakan teknologi video conference. Menurut Sun, interior rumah terutama ruang kerja di rumah akan dirancang dengan memperhatikan kebutuhan terhadap teknologi seperti ini.
Misalnya, agar bisa berkomunikasi secara lancar, maka diperlukan ruang kerja yang nyaman, kedap suara, dan pencahayaan yang baik. Jika pencahayaan tidak memadai, maka ruang kerja virtual tidak akan nyaman. Demikian juga dengan suara bising yang dapat mengganggu jalannya rapat secara virtual.
Pembatas Sosial di Ruang Publik
Kebijakan social dan physical distancing di ruang publik juga akan mempengaruhi masa depan desain interior, menurut Sun. Para desainer interior untuk fasilitas publik akan mempertimbangkan perlunya pembatas sosial yang nyaman, tidak mengganggu, jelas, dan tidak bisa dilanggar. Desain tersebut dirancang khusus untuk mencegah terciptanya kerumunan orang di ruang publik.
Sun tidak memberikan contoh yang eksplisit. Namun, social distancing memberikan kita gambaran. Misalnya, desain tempat duduk di gedung publik mungkin akan dirancang dengan jarak tertentu untuk menciptakan pembatas sosial. Contoh lainnya, pajangan produk di galeri bisa juga dirancang dengan jarak tertentu, sehingga pengunjung tidak akan berhimpitan saat berjalan.
Hal yang sama juga akan terjadi di fasilitas hunian, seperti kondominium hotel atau apartemen. Mungkin, bangunan akan dirancang sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya penumpukan orang di satu tempat. Menurut Sun, cara pandang masyarakat terhadap lingkungan sosial yang nyaman akan berkembang, sehingga mempengaruhi desain interior di ruang publik.
Aspek Kesehatan Fisik dan Mental
Seperti digambarkan di atas, masa depan desain interior akan dipengaruhi oleh pola kerja yang baru, yakni bekerja dari rumah. Pentingnya desain interior, kesehatan mental dan fisik semakin kentara dibanding sebelumnya. Para perancang harus mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan dalam sebuah ruangan untuk mendorong terciptanya lingkungan interior yang sehat.
Upaya ini bisa dilakukan melalui pemilihan pencahayaan, bahan, musik dan latar suara, sirkulasi udara, dan sebagainya. Pemanfaatan ruang di rumah akan semakin fleksibel. Jadi, para perancang sudah harus mulai mempertimbangkan elemen desain apa yang bisa digunakan untuk melindungi kesehatan masyarakat, termasuk material, distancing, jarak fisik, dan interaksi dengan benda.
Ruang Kantor di Rumah Hunian
Dalam beberapa tahun belakangan, banyak pemilik rumah yang tidak lagi menyediakan ruang kerja khusus di rumah. Mereka berpikir untuk mengoptimalkan waktu kerja untuk menyelesaikan urusan di kantor. Bagi sebagian besar penduduk, rumah adalah tempat beristirahat dan menghabiskan waktu dengan keluarga. Jadi, mereka tidak ingin menyediakan ruang kerja di rumah.
Namun, akibat pandemi covid-19, orang harus bekerja dari rumah. Jika di masa lalu pemilik rumah masih berfikir dua kali untuk membuat ruang kerja di rumah, mereka tidak akan berfikir lagi untuk melakukan itu di masa mendatang. Jadi, para desainer interior harus mencari desain yang bisa menciptakan kantor yang indah dan multi-fungsi di rumah. Bahkan, desain ruang kerja di rumah akan mempertimbangkan kemungkinan untuk bekerja penuh.
Tentunya, tidak semua type rumah memungkinkan untuk menyediakan ruang kerja. Ini menjadi tantangan tersendiri di hunian tipe kecil. Jika tidak ada ruangan khusus sebagai kantor, maka desainer interior harus memikirkan cara lain, misalnya, menyediakan satu meja kerja di salah satu sudut ruangan.
Sebagai kesimpulan, masa depan desain interior bisa saja dipengaruhi oleh pandemi virus corona jika krisis ini berkepanjangan dan mengharuskan orang untuk tinggal di rumah lebih lama lagi. Jika saat ini mereka bisa memanfaatkan apa yang ada di rumah untuk mendukung pekerjaan, maka aspek kenyamanan dan kesehatan akan menjadi pertimbangan penting dalam merancang desain interior rumah di masa mendatang.
Tagged With : industri real estate • investasi properti • property