Investasi reksa dana merupakan industri keuangan yang sedang naik daun dengan segala pro-kontra yang menyertainya. Jumlah perusahaan manajemen aset nasional yang berkecimpung dalam bidang ini pun mencapai hampir 100 buah. Tapi diantaranya, perusahaan mana yang menjadi manajer investasi reksa dana dana terbesar di Indonesia?
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang dana kelolaan alias Asset Under Management (AUM), lima manajer investasi reksa dana terbesar di Indonesia adalah sebagai berikut:
- PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (AUM Januari 2020: Rp47,32 Triliun)
- PT Mandiri Manajemen Investasi (AUM Januari 2020: Rp45,82 triliun)
- PT Bahana TCW Investment Management (AUM Januari 2020: Rp41,75 triliun)
- PT Schroder Investment Management Indonesia (AUM Januari 2020: Rp38,41 triliun)
- PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (AUM Januari 2020: Rp29,88 triliun)
Sebagai penyandang dana kelolaan terbesar, Batavia telah merilis sejumlah produk reksa dana populer yang meraih return fantastis sejak awal mula peluncurannya. Sebutlah Batavia Dana Kas Maxima (52.02% sejak Februari 2007), Batavia Dana Dinamis (551,91% sejak Juni 2002), dan Batavia Dana Saham (4325,82% sejak Desember 1996).
Para manajer investasi lain pun tak kalah mumpuni. Portofolio mereka sempat mencatat return antara puluhan hingga ribuan persen hingga akhit tahun lalu. Selama masa krisis akibat dampak pandemi virus Corona tahun 2020 ini, total dana kelolaan (AUM) dan kinerja reksa dana pasti mengalami penurunan. Namun, outlook jangka panjangnya akan pulih dan kembali meningkat terus.
Mengapa demikian? Pertama, aplikasi reksa dana online semakin viral dan mudah digunakan oleh siapa saja. Kedua, ada peningkatan kesadaran kaum milenial dan generasi muda tentang urgensi investasi untuk masa depan. Ketiga, karakter investasi reksa dana mengandung risiko beragam mulai dari tinggi hingga rendah, sehingga cocok untuk berbagai investor. Terakhir, pemerintah terus mengawasi industri ini melalui Otoritas Jasa Keuangan.
Apabila Anda termasuk orang-orang yang kehilangan mata pencaharian dan kekurangan pendapatan dalam masa krisis ini, maka investasi reksa dana sebaiknya ditunda hingga kondisi keuangan membaik. Namun, apabila Anda masih memiliki cadangan dana untuk modal investasi, maka saat ini merupakan waktu entry yang cukup baik untuk ikut menikmati keuntungan dari reksa dana.
Tagged With : investasi jangka panjang • reksadana