Tertarik membeli reksadana, tapi masih takut rugi? Supaya lebih praktis dan aman, kita bisa mempercayakan uang kepada para profesional melalui manajer investasi yang bagus. Manajer investasi (MI) adalah tim yang akan mengelola dana yang ditaruh dalam instrumen investasi reksadana.
Selain bertugas mengelola dana, mereka juga turut memasarkan produk reksadana. Oleh sebab itu sebagai investor, kita perlu mengenali dan memilih perusahaan manajer investasi terbaik.
Pastikan perusahaan yang kita pilih sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga kegiatan operasionalnya diawasi dan dipantau dan keamanannya terjaga. Selain itu, kita juga bisa menilai kualitas sebuah MI dari kinerja pengelolaan portofolio saham yang sudah berjalan.
Berikut 10 rekomendasi manajer investasi terbaik dan terbesar di Indonesia.
1. PT Sinarmas Asset Management (SAM)
Sinarmas Asset Management adalah PT Sinarmas Sekuritas yang didirikan pada tanggal 9 April 2012 dengan izin Bapepam-LK No. KEP-03/BL/MI/2012. Produk yang dipasarkan SAM di antaranya reksadana pendapatan tetap dan pasar uang, saham, campuran, sampai produk kontrak pengelolaan dana.
Berdasarkan data per Mei 2020, SAM mengelola dana sebesar Rp19,205 triliun dengan market share 4 persen. Menempatkan perusahaan pada ranking manajer investasi terbaik ke-9 berdasarkan dana kelolaan.
2. PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW)
Bahana TCW Investment Management adalah anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) yang bekerja sama dengan perusahaan manajer investasi global asal Los Angeles, Amerika Serikat, Trust Company of the West (TCW).
Bahana TCW telah beroperasi lebih dari 24 tahun dan melewati berbagai krisis ekonomi domestik dan global. Pengalaman tersebut membuat perusahaan menjadi salah satu MI dengan pangsa pasar terbesar, yaitu 8 persen dengan dana kelolaan per Mei 2020 sebesar Rp38,822 triliun.
3. PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen (BPAM)
Batavia Prosperindo Aset Manajemen telah beroperasi sejak 1996 dengan izin Bapepam-LK No. KEP-03/PM/MI/1996. Selain reksadana, BPAM juga mengelola portofolio kontrak pengelolaan dana bilateral dengan segmen individu, dana pensiun, yayasan, hingga korporasi.
Per Mei 2020, BPAM menempati posisi kedua untuk pengelolaan dana tertinggi, yaitu Rp42,361 triliun. Angka tersebut memberikan perusahaan market share sebesar 9 persen.
4. PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI)
Manulife Aset Manajemen Indonesia adalah bagian dari grup multinasional Manulife. MAMI mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 1996 dan melayani segmen individu dan korporasi untuk pengelolaan investasi, termasuk 24 jenis reksadana. Per Mei 2020, MAMI mengelola dana Rp28,447 triliun dengan market share 6 persen.
5. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI)
Mandiri Manajemen Investasi adalah bagian dari grup Mandiri yang telah beroperasi sejak tahun 2004. Awalnya, MMI merupakan unit dari PT Mandiri Sekuritas sejak tahun 1993 dan akhirnya membentuk perusahaan sendiri.
MMI menawarkan pengelolaan reksadana, investasi alternatif, hingga pengelolaan dana nasabah secara individual. Perusahaan ini mengelola dana terbanyak di Indonesia per Mei 2020, yaitu Rp42,522 triliun dengan market share 9 persen.
6. PT Eastspring Investments Indonesia (Eastspring)
Eastspring Investments Indonesia adalah anak perusahaan dari grup multinational Prudential. Selama 25 tahun terakhir, Eastpring telah masuk ke 11 negara di Asia dengan dana kelolaan USD220 miliar atas nama investor individu maupun institusi secara global.
Di Indonesia, Eastpring mencatatkan pengelolaan dana Rp18,864 triliun per Mei 2020. Kendati ekonomi sedang sulit selama pandemi, perusahaan tetap tumbuh sebesar 13 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
7. PT Schroder Investment Management Indonesia (Schroder)
Schroder Investment Management Indonesia adalah MI yang didirikan sejak 1991 dan sahamnya dimiliki oleh Schroders Plc. Per Mei 2020, perusahaan mengelola dana sebesar Rp32,625 triliun dan menguasai 7 persen pasar Indonesia.
8. PT BNP Paribas Asset Management (BNPP AM)
BNP Paribas Asset Management adalah bagian dari BNP Paribas Group yang bergerak dalam pengelolaan investasi nasabah ritel maupun investasi di Asia Pasifik dan negara berkembang. Saat ini perusahaan, sudah beroperasi di 33 negara.
Di Indonesia sendiri, BNPP AM sudah beroperasi sejak 1992 dan memasarkan produk reksadana serta Kontrak Pengelolaan Dana (KPD). Per Mei 2020, perusahaan telah mengelola dana sebesar Rp17,682 triliun.
9. PT Danareksa Investment Management (DIM)
Danareksa Investment Management adalah anak perusahaan dari perusahaan pelat merah PT Danareksa (Persero). Mendapat izin OJK tahun 1992, DIM pertama kali merilis produk Danareksa Melati, Danareksa Anggrek, dan Danareksa Mawar.
Saat ini, perusahaan telah mengelola lebih dari 30 jenis reksadana dengan dana kelolaan pada Mei 2020 sebesar Rp25,154 triliun dengan pangsa pasar 5 persen. Meski sedang berada di kondisi pandemi, DIM berhasil menunjukkan pertumbuhan tertinggi dalam setahun terakhir, yaitu 40 persen.
10. PT BNI Asset Management (BNI AM)
BNI Asset Management adalah salah satu anak dari BNI, grup dengan ekosistem finansial terbesar. Perusahaan ini sudah mendapatkan izin dari OJK untuk beroperasi sejak tahun 2011. Meski begitu, sebenarnya BNI AM sudah eksis sejak 1995, namun masih berada di bawah kelolaan PT BNI Sekuritas.
Beberapa produk yang dipasarkan BNI AM di antaranya reksadana open-end, terproteksi, penyertaan terbatas, sampai Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Asset (KIK-EBA). Per Mei 2020, perusahaan telah mengelola dana sebesar Rp20,645 triliun sehingga menguasai 4 persen dari pasar Indonesia.
Demikian daftar manajer investasi terbaik yang bisa kita pertimbangkan sebelum membeli reksadana. Memahami sejarah dan kinerja perusahaan sangat penting agar kita mempercayakan uang kepada pihak yang tepat. Selamat berinvestasi!
Tagged With : investasi reksadana • manajer investasi • reksadana