Saat ini, lingkungan kerja terus berubah, sehingga para pemimpin di semua tingkat berusaha untuk menciptakan tatanan kerja hybrid atau fleksibel, suatu lingkungan yang inklusif, serta rencana pengembangannya. Namun sayangnya, tidak banyak pimpinan perusahaan yang fokus untuk mendorong transparansi di tempat kerja, terutama pada aspek pengambilan keputusan. Karyawan tentunya ingin tahu apa yang terjadi dan bagaimana mereka bisa berpartisipasi mencari solusinya.
Riset di Slack menunjukkan bahwa lebih 80% pekerja ingin memahami lebih baik tentang bagaimana proses pengambilan keputusan di perusahaan, dan 87% pencari kerja mengaku mengharapkan adanya transparansi di tempat kerja mereka kelak.
Bagaimana Transparansi di Tempat Kerja Mempengaruhi Kinerja Perusahaan?
Ini adalah pertanyaan besar yang perlu dijawab ketika kita membahas isu transparansi di tempat kerja. Sebuah tempat kerja yang transparan mendorong terciptanya komunikasi yang konsisten antara atasan dan bawahan, serta diskusi yang jujur tentang tujuan, target, dan kinerja perusahaan. Transparansi organisasi memiliki banyak manfaat bagi perusahaan, antara lain:
Meningkatkan Interaksi Karyawan
Ketika anda menghitung ternyata hanya 21% karyawan yang berinteraksi baik di perusahaan, maka upaya meningkatkan interaksi ini menjadi sangat penting. Sebanyak 70% karyawan mengatakan bahwa update terus-menerus dari atasan terkait strategi perusahaan adalah faktor pendorong utama terhadap interaksi karyawan. Ketika tingkat interaksi mereka tinggi, maka akan ada banyak manfaat bagi perusahaan, antara lain:
- Turnover lebih rendah;
- Stress berkurang;
- Pelayanan konsumen lebih baik
- Angka ketidakhadiran lebih rendah;
- Kerjasama lebih baik
Mendorong Tercapainya Laba Yang Lebih Tinggi
Perusahaan yang menunjukkan transparansi lebih tinggi cenderung melaporkan margin profit 21% lebih tinggi dibanding rata-rata. Perusahaan semacam ini menyediakan informasi yang dibutuhkan karyawan untuk melayani konsumen, sehingga kualitas pelayanan konsumen menjadi lebih baik. Pada akhirnya, akan terciptanya suatu kepercayaan yang lebih baik dari konsumen kepada karyawan.
Ada suatu hubungan langsung antara tingkat interaksi dengan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Karyawan yang kurang berinteraksi memiliki tingkat produktivitas 18% lebih rendah, menurut sebuah studi oleh Gallup. Sebaliknya, perusahaan yang melaporkan tingkat interaksi lebih tinggi juga menunjukkan produktivitas 22% lebih tinggi. Ketika seluruh pimpinan di semua level benar-benar memahami target perusahaan, maka mereka juga akan berusaha mencari cara-cara baru yang inovatif untuk mencapainya.
Membangun Kepercayaan
Kepercayaan muncul ketika para pemimpin bersikap transparan, jujur, dan menepati janjinya. Transparansi membangun kepercayaan, dan kepercayaan adalah landasan terbangunnya akuntabilitas, hasil kerja, dan kreativitas. Para pemimpin di semua tingkatkan mestinya lebih tahu bagaimana dan kenapa sebuah keputusan diambil di perusahaan, dan transparansi dapat mendorong terciptanya dialog secara terbuka.
Ketika karyawan percaya kepada pemimpinnya, dan paham apa yang diharapkan, maka mereka akan lebih berkomitmen terhadap pekerjaannya. Mereka tahu apa kontribusi pekerjaan mereka terhadap misi perusahaan, dan bagaimana pekerjaan mereka mempengaruhi kesuksesan perusahaan secara keseluruhan.
Bagaimana Cara Menciptakan Transparansi di Tempat Kerja
Menciptakan dan membudayakan transparansi di tempat kerja tentunya membutuhkan pendekatan proaktif semua pihak, terutama unsur pimpinan. Berikut adalah beberapa tahap yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan transparansi di perusahaan:
Sediakan Jalur Pengembangan Karir Yang Jelas
Tidak jarang, karyawan di berbagai level meninggalkan perusahaan karena mereka tidak melihat adanya peluang kenaikan karir. Mereka memandang pekerjaan mereka hanya sebagai tugas, bukan sebagai karir, dan mereka tentunya lebih tertarik kepada perusahaan yang menawarkan peluang pengembangan karir yang jelas. Karyawan juga mesti tahu apa yang diperlukan agar karirnya berkembang dan keahlian serta pengalaman apa yang mereka butuhkan untuk berkembang.
Perusahaan mesti menyediakan jalur pengembangan karir yang jelas, disertai peluangnya. Hal ini harus dimulai sejak proses rekrutmen, dan selalu ditegaskan secara berulang di perusahaan. Misalnya, keputusan tentang promosi dan kenaikan karir mestinya sejalan dengan rencana pengembangan diri karyawan yang menunjukkan adanya komitmen untuk mencapai target kinerja perusahaan. Jalur pengembangan diri yang jelas juga dapat mendorong budaya belajar di perusahaan. Karyawan akan tertarik belajar keahlian baru, jika mereka tahu keahlian itu bisa mempercepat kenaikan karirnya.
Selaraskan Tujuan dan Sasaran Perusahaan
Menyelaraskan tujuan dan sasaran perusahaan akan mempermudah upaya mendorong transparansi di tempat kerja. Karyawan tahu apa yang bisa diharapkan dan bagaimana kinerja mereka mempengaruhi ketercapaian sasaran perusahaan. Sebuah studi di Harvard Business Review menyingkap bahwa hanya sekitar 40% karyawan yang paham strategi perusahaan dan tujuan pokoknya. Artinya, 60% lagi tidak memahami apa yang mesti dilakukan demi kesuksesan perusahaan.
Berkomunikasi Secara Efektif
Komunikasi adalah keharusan. Dengan komunikasi, anda bisa memberi feedback terhadap karyawan. Kunci transparansi di tempat kerja adalah komunikasi yang efektif, dan hal ini mesti dimulai dari atas. Para atasan di perusahaan harus menganut budaya transparansi sebagai bagian dari kebijakan dan ikut berpartisipasi aktif untuk mewujudkannya. Di masa sekarang ini, karyawan ingin tahu mengapa mereka diminta melalukan sesuatu. Kurangnya kepercayaan bisa berkembang dari komunikasi yang buruk, sasaran yang tidak jelas, atau kegagalan untuk memperbaiki kesalahan.
Tagged With : manajemen bisnis