Banyak orang merasa bingung bagaimana cara trading forex dengan menggunakan support-resistance sebagai patokan entry dan exit. Sebagian kebingungan ini dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap grafik harga, sebagiannya lagi bersumber dari banyaknya cara menentukan support-resistance yang tersedia di dalam maupun di luar platform trading forex.
Dalam trading forex, dikenal setidaknya dua jenis support-resistance. Pertama, support-resistance dinamis. Tergolong kelompok ini antara lain Moving Average dan Bollinger Bands yang levelnya berubah-ubah sesuai dengan pergerakan harga. Kedua, support-resistance statis. Kategori ini dianggap lebih mudah digunakan karena tidak berubah-ubah atau bersifat tetap.
Salah satu contoh support-resistance statis adalah yang berdasarkan level-level psikologis tertentu. Apa maksudnya? Itu adalah kisaran tertentu dimana pelaku pasar cenderung untuk menutup posisi trading, sehingga mengakibatkan pembalikan harga, baik naik menjadi turun maupun turun menjadi naik. Pembalikan harga di masa lalu akan melahirkan ambang support-resistance yang dapat digunakan sebagai acuan trading ke depan.
Level psikologis dalam trading forex bisa muncul karena dua faktor:
- Harga bergerak mencapai level berakhiran nol (angka bulat), seperti DXY 96.00 dan USD/JPY 107.00.
- Harga bergerak mencapai level support-resistance kuat pada timeframe Weekly atau Monthly.
Pada prakteknya, kedua faktor ini bisa overlap, sehingga menimbulkan level support atau resistance yang susah sekali ditembus tanpa adanya dorongan fundamental kuat.
Sebagai contoh, perhatikan grafik EUR/USD dengan timeframe Monthly di atas. Nampak bahwa harga cenderung naik dan turun sesuai dengan grid yang berbasis angka bulat. Zoom-in pada dua candle terakhir (grafik sisi paling kanan, maka kelihatan bahwa harga berulang kali gagal menembus 1.1200, naik ke 1.1400, tetapi kesulitan menembusnya karena kekurangan katalis fundamental sehingga terpaksa kembali ke kisaran 1.1300.
Kisaran 1.1200-1.1400 bertepatan dengan daerah resistance akhir tahun 2016 yang kemudian berubah menjadi support (perhatikan grafik sisi paling kiri). Setelah mengetahui ini, apa yang bisa dilakukan trader?
Ada beberapa opsi.
Pertama, range trading antara kisaran 1.1200-1.1400. Ini cocok untuk trader jangka pendek, tetapi berisiko cukup tinggi. Apabila support 1.1200 atau resistance 1.1400 jebol sewaktu-waktu, maka pergerakannya bisa sangat pesat dan melindas Stop Loss. Untuk mengantisipasi, sebaiknya pasang Stop Loss ketat di dalam range ini saja saat day-trading atau scalping. Lengkapi analisis dengan pemahaman mengenai pola-pola candlestick atau indikator teknikal guna menentukan titik entry dan exit yang lebih tertarget.
Kedua, ancang-ancang untuk menangkap peluang trading ketika harga breakout dari kisaran 1.1200-1.1400. Kekurangannya, Anda bisa jadi harus menunggu sangat lama, karena dibutuhkan katalis kuat untuk benar-benar membawanya keluar dari range. Apalagi, di sini kita memantau dari timeframe Monthly (jangka sangat panjang). Apabila katalis kurang kuat, maka meski sudah keluar sedikit, tetapi masih bisa balik lagi ke dalam range.
Alternatif mana yang akan Anda pilih? Keduanya juga bisa dilakukan bersama-sama, asalkan Anda berhati-hati agar jangan sampai membuka posisi buy dan sell serentak pada satu pair (hedging) yang berisiko tinggi.
Tagged With : analisa teknikal • trading forex