Secara keseluruhan, pasar saham telah jatuh tajam dalam dua bulan terakhir, akibat pandemi virus corona. Namun kemudian, kondisi sedikit membaik beberapa kali, jatuh lagi, dan naik lagi. Volatilitas seperti ini membuat bingung banyak investor saham. Tips investasi saham selalu menggunakan asumsi bahwa waktu terbaik untuk membeli saham adalah ketika harga saham berada di angka terendah namun mulai merangkak naik. Namun, masalahnya, tidak ada yang benar-benar tahu kapan kondisi itu terjadi. Selama itu, para investor akan duduk diam dan bersabar hingga mereka menemukan harga terbaik.
Tips Investasi Saham di Tengah Pandemi Covid-19
Pasar saham tidaklah sama dengan membeli kebutuhan rumah tangga. Tidak ada cara untuk mengetahui kapan harga saham akan mencapai titik balik. Artinya, anda bahkan tidak perlu menebaknya. Waktu terbaik untuk membeli saham adalah “selalu” atau “sekarang.” Berikut adalah beberapa tips investasi saham di tengah kekacauan pasar seperti saat ini:
Jangan Mengatur Jadwal Pasar Saham
Orang yang mencoba membeli saham di perusahaan yang sedang berada di titik rendah, lalu kemudian segera menjualnya saat harga mulai naik, bukanlah investor yang sesungguhnya. Mereka tak lebih dari pedagang saham. Menjadi seorang pedagang saham sepertinya menarik, hingga akhirnya anda akan sadar bahwa anda seperti sedang main kartu. Anda mungkin menarik, namun anda tidak akan menang selamanya. Pada akhirnya, anda akan memainkan permainan di mana anda tidak mendapatkan uang sama sekali.
Investor memiliki sudut pandang yang berbeda. Mereka tidak tergesa-gesa membeli saat harga saham mencapai titik terendah. Jika anda membeli saham dari perusahaan yang kinerjanya bagus dan menahannya selam 10 tahun, maka tidak penting lagi apakah anda membelinya di harga terendah atau tidak. Jika kinerja perusahaan bagus, anda pasti akan mendapat keuntungan. Seperti itulah tips investasi saham yang dipegang oleh investor yang sesungguhnya.
Misalnya, saham Amazon di NASDAQ saat ini diperdagangkan dengan harga mencapai $2.400 per lembar. Jika anda membeli saham Amazon 10 tahun yang lalu, apakah akan menjadi masalah jika anda membelinya seharga $200, $250, atau bahkan $500 per lembar pada saat itu? Keuntungan semacam itu tidak datang dari usaha mengatur waktu pasar saham. Namun, keuntungan datang dari perusahaan yang baik, anda membeli sahamnya dan anda tahan dalam jangka panjang.
Hati-Hati Dengan Nilai Persepsi
Rasanya menakutkan untuk membeli saham seharga $2.400 per lembar bukan? Tentu saja. Angka tersebut sangat besar bagi kebanyakan. Banyak benda yang bisa dibeli dengan harga 1 lembar saham tersebut. Sayangnya, banyak orang yang membeli saham dengan pertimbangan harganya saja. Mereka cenderung membeli saham yang murah.
Misalnya, anda bisa membeli hampir 9.600 lembar saham J.C. Penny untuk harga 1 lembar saham Amazon. Memang benar, 9.600 sangat banyak dibanding 1 lembar. Namun, apakah anda yang akan lebih beruntung membeli 9.600 lembar saham sebuah perusahaan retailer yang hampir pailit dibanding satu lembar saham perusahaan yang diperkirakan akan mendominasi pasar retail hingga beberapa dekade ke depan?
Selain itu, anda tidak harus membeli satu lembar saham Amazon secara penuh. Ada pilihan untuk membeli saham pecahan. Jika harganya naik 10% saja, maka nilai investasi anda tetap akan naik 10%. Bukan berarti anda tidak bisa mendapatkan saham perusahaan yang berkinerja baik dengan harga yang lebih murah dari saham Amazon. Poinnya adalah bahwa tips investasi saham di tengah pandemi seperti ini bukan melihat harganya yang rendah, namun lihatlah pada nilainya beberapa tahun ke depan.
Temukan Perusahaan yang Baik dan Tunggu
Investor bisa mendapatkan uang dari pasar saham dengan membeli saham perusahaan yang mereka yakini memiliki kinerja baik dalam jangka panjang, dan kemudian melihat apa yang terjadi selanjutnya. Tentu saja, menunggu tidaklah menyenangkan seperti halnya menebak-nebak perusahaan mana yang harga sahamnya turun dan pulih segera. Intinya, apa yang dilakukan investor saham tidak sama dengan apa yang dilakukan seorang trader (pedagang saham).
Tujuan seorang investor bukanlah untuk membuktikan kepada orang lain bahwa anda lebih pintar dari siapapun dalam jangka pendek. Bukan itu. Anda beinvestasi untuk masa depan dan untuk masa pensiun anda nanti. Jadilah seorang investor, bukan trader. Artinya, sekarang adalah waktunya untuk membeli saham, demikian juga besok. Carilah perusahaan yang kinerjanya baik, beli saham mereka, dan biarkan waktu yang bekerja. Anda tidak akan selalu menang. Namun pada akhirnya, kinerja pasar di masa lalu menunjukkan bahwa anda akan melihat portofolio investasi anda tumbuh.
Berdasarkantiga tips investasi saham di atas, dapat disimpulkan bahwa seorang investor saham tidak perlu menunggu waktu yang tepat untuk membeli saham. Yang penting adalah menemukan perusahaan yang memiliki kinerja baik dan diyakini akan tetap berkinerja baik hingga beberapa tahun ke depan. Selain itu, seorang investor saham memiliki tujuan jangka panjang, bukan keuntungan sesaat.
Tagged With : belajar saham • bursa efek • investor saham • saham