Strategi Menarik Talent Muda : Membayar Gaji dengan Uang Kripto?

Di masa pandemi, ternyata keinginan kaum muda untuk melakukan pekerjaan sampingan tidaklah berkurang. Salah satu strategi menarik talent muda yang digunakan perusahaan, terutama yang bergerak di bidang teknologi, adalah membayar gaji atau bonus mereka dengan cryptocurrency. Salah satu contoh pemuda yang menjalani pekerjaan sampingan adalah Stephen Gerrits, seorang mahasiswa senior di Clemson University yang terletak di South California.

Pada kasus Gerrits, ia bekerja sekitar 8 hingga 10 jam per minggu secara part-time di SharpRank. Ia bekerja untuk meyakinkan orang agar mendownload aplikasi sport yang ditawarkan SharpRank. Ia mendapatkan bayaran berdasarkan jumlah download yang didapat. Menurutnya, jumlah yang ia dapatkan dalam bentuk crypto kira-kira sama jika dihitung dalam uang tunai, berkat adanya apresiasi harga oleh pihak perusahaan. Namun, karena fluktuasi yang tinggi pada nilai crypto, ia sebenarnya tidak begitu yakin.

strategi menarik talent muda

Strategi Menarik Talent Muda: Daya Tarik Crypto

Untuk memastikan, ia melakukan pengecekan teradap akun kripto miliknya tiga kali dalam seminggu. Ia tidak banyak mengutak-atik akunnya, dan merasa senang sendiri jika melihat saldo di akunnya meningkat. Gerrits sendiri memiliki sumber pendanaan lain untuk menutupi biaya sewa dan kebutuhan harian. Selain pekerjaan sampingan tersebut, ia mendapatkan uang dari pekerjaannya di bidang investasi.

Kapten Kampus

Sebaliknya, pihak perusahaan, yakni SharpRank, memandang penggunaan mata uang kripto sebagai salah satu strategi menarik talent muda. SharpRank adalah sebuah agensi rating independen, yakni sebuah agensi yang memberikan penilaian terhadap sesuatu secara independen, dengan menggunakan sumber daya sendiri. Perusahaan ini memberdayakan mahasiswa yang berpengaruh di kampus sebagai ‘kapten kampus’ untuk memberikan rating terhadap objek yang sedang diteliti.

Para ‘kapten kampus’ tersebut bertindak sebagai brand ambassador untuk membangun basis pengguna. Berbeda dengan Redbull, Apple, atau Lyft, SharpRank sebenarnya tidak memiliki produk sendiri yang akan didiskon atau diberikan sebagai hadiah kepada konsumen. Namun, perusahaan ini memberikan penilaian secara independen terhadap produk/jasa berdasarkan penilaian dari para ‘kapten kampus’ tersebut. Penilaian independen ini biasanya diperlukan perusahaan atau pemilik brand sebelum meluncurkan produk/jasa baru.

Faktor ‘Cool’

Menurut Chris Adams, pendiri sekaligus CEO SharpRank, ini adalah cara perusahaan untuk membedakan bisnisnya dari perusahaan lain, sehingga mereka tampak berbeda sebagai sebuah perusahaan baru, dan dapat menarik perhatian calon klien. Menurut Adam, lebih separuh dari pekerjannya meminta bayaran dalam uang kripto. Sepertinya, sebagian karyawan melihat nilai tambah dari uang kripto, sebagai suatu ‘faktor yang keren’ ketika berbicara tentang pekerjaan. Inilah yang sangat disukai kaum muda.

Resiko Menarik Talent Muda Dengan Crypto

Menurut Gerrits, banyak temannya yang sudah selesai pendidikan dan bekerja dalam lingkungan formal sebenarnya mengharapkan sebagian gajinya ditransfer dalam bentuk uang kripto. Namun, meskipun banyak yang berminat untuk memperoleh pembayaran melalui cryptocurrency, praktek ini sebenarnya beresiko. Tahun ini saja, harga bitcoin mencapai angka tertinggi $67.000 dan sempat terjun di bawah $30.000. Dalam uang dollar yang sesungguhnya, seseorang yang digaji $670 dalam kripto di awal November, akan memiliki saldo $500 satu bulan kemudian.

Kemudian, Ethereum (sebuah mata uang kripto yang kerap digunakan untuk aplikasi desentralistik, termasuk token) ternyata populer di kalangan artis. Koin ini pernah mendekati angka $4.800 pada tanggal 01 Desember yang lalu, dan sempat berfluktuasi antara $3.600 hinga $3.900 pada beberapa minggu lalu. Meski demikian, Ethereum memiliki daya tarik tersendiri, karena ruang lingkup penggunaannya lebih luas.

Artis, atlet, dan musisi banyak yang dibayar dalam uang kripto. Seniman Tiyanna Brown (29 tahun) bersedia menanggung resiko untuk terjun ke ekonomi kripto. Ia optimis bahwa uang kripto akan membawa nilai tambah. Ia melunis di kanvas dan juga menjual karya seni digital, dan menerima pembayaran dalam ethereum di platform Rarible. Menurutnya, transaksi dalam mata uang kripto seperti pemasaran berjenjang. Setiap kali seseorang menggunakan seni anda, maka anda mendapatkan komisi dalam persentase tertentu.

Ada kalanya, karya seni anda melonjak harganya dibanding sebelumnya. Hal ini bisa terjadi jika promosi tentang produk/jasa yang disediakan perusahaan mendapatkan sambutan baik di pasaran. Ketika semakin banyak talent muda mencari jalan untuk masuk ke perusahaan tertentu dan mendapatkan bayaran dalam uang kripto berdasarkan nilai mata uang pada hari itu juga, maka semakin banyak perusahaan yang mengeksplorasi kemungkinan membayar pajak dalam koin digital.

Di tengah masa-masa yang sulit,  strategi menarik talent muda, menjadi salah satu cara kreatif yang dilirik banyak perusahaan. Stephen Gerrits  hanyalah satu contoh dari jutaan talent muda yang cenderung memilih pembayaran dengan mata uang kripto atau setidaknya pembayaran dengan metode campuran (uang biasa dan kripto).

Kerumitan seputar aturan gaji dan perpajakan menjadikannya sebagai sebuah tugas yang rumit. Namun, perusahaan masih berusaha mengeksplorasinya. Beberapa pilihannya adalah memahami dan mitigasi resiko. Perusahaan harus mempertimbangkan aturan yang berlaku dari pemerintah pusat atau pemerintah kota.

Tagged With :

Leave a Comment