Suatu lingkungan yang dipenuhi rasa percaya dapat mendorong terciptanya suatu sistem yang prima untuk membangun kolaborasi yang akuntabel dan transparan di antara anggota tim. Rasa aman untuk berkolaborasi semacam ini mendorong para anggota tim untuk bertanggung jawab satu sama lain secara nyaman dan efektif; alhasil, dapat menghasilkan kinerja yang unggul. Para CEO dan pemimpin bisa mencari inspirasi dari buku-buku bisnis terbaik. Namun, pada akhirnya, sifat, karakter, dan kerjasamalah yang akan membawa hasil terbaik. Di sinilah pentingnya membangun kepercayaan dalam tim, sehingga semua orang bisa bekerja secara nyaman.
Bagaimana Membangun Keperayaan dalam Tim Saat Bekerja?
Ada beberapa strategi membangun kepercayaan dalam tim serta memberdayakan anggota untuk bekerja sama, mengoptimalkan kekuatan mereka, serta mencapai hasil kerja yang luar biasa. Sebagai seorang CEO atau manajer di perusahaan, anda bisa membangun rasa percaya serta akuntabilitas dalam organisasi dengan beberapa strategi berikut:
Bangun Rasa Percaya Berbasis Resiko
Dalam sebuah bukunya, Patrick Lencioni menyatakan bahwa kepercayaan berbasis resiko adalah suatu komponen pokok dalam menciptakan lingkungan kerja di mana kolaborasi dan akuntabilitas berkembang dengan baik. Ketika sesama rekan kerja merasa aman untuk menyampaikan pendapat, rasa khawatir, dan bahkan kegagalan (tanpa takut dipermalukan atau disingkirkan), maka kepercayaan akan terbangun seiring waktu. Pada pemimpin mestinya menjadi teladan, dan tidak perlu takut menunjukkan bahwa mereka memikul resiko dalam bekerja. Intinya: kerjasama terbangun di atas kepercayaan.
Berbicara dari sudut pandang CEO, perasaan sukses bisa membuat kita merasa bahwa kitalah yang benar, padahal orang lain mungkin memiliki ide-ide yang lebih baik serta keahlian yang lebih relevan. Sebagai seorang pemimpin, beranikah anda menantang para bawahan untuk menyangkal keputusan anda?
Selaraskan Tujuan dan Nilai-Nilai Organisasi
Dalam sebuah buku berjudul Tribal Leadership, para penulisnya membahas bagaimana organisasi perlu menyelaraskan tujuan dan nilai yang dianut tim, untuk mendorong akuntabilitas kolektif. Ketika para anggota tim bersatu mencapai satu tujuan, maka kepercayaan akan terbangun, sehingga tercipta suatu kerangka menuju akuntabilitas timbal-balik dalam rangka mencapai tujuan bersama. Jika ingin membangun kepercayaan dalam tim, maka keselarasan adalah kuncinya.
Keselarasan berarti menyatukan bagian-bagian yang terpisah ke satu arah yang sama. Ibarat sebuah magnet yang menyatukan potongan-potongan logam. Di awal berdirinya perusahaan, anda mungkin menemukan bahwa tim anda bekerja ‘serabutan.’ Setiap orang bekerja ganda, bekerja lembur, dan menggunakan sumber daya di luar kapasitas normalnya. Namun dengan satu misi yang sama, maka semua bagian pada akhirnya bisa berjalan menuju satu tujuan bersama.
Jadikan Kepercayaan sebagai Katalisator untuk Kolaborasi yang Akuntabel
Dalam sebuah tulisannya, Stephen M.R. Covey juga menyoroti pentingnya rasa percaya untuk memadukan kolaborasi dan akuntabilitas dalam tim kerja. Tugas pertama seorang pemimpin (di tempat kerja maupun di rumah) adalah mendorong berkembangnya rasa percaya, yakni, menciptakan suatu lingkungan di mana tercipta interaksi yang berlandaskan rasa saling percaya.
Meski merupakan suatu hal yang tak kasat mata, rasa percaya juga memiliki nilai finansial. Jika kepercayaan tinggi, biaya menjadi ringan karena kecepatan kerja meningkat. Ketika seorang pemimpin secara konsisten melakukan apa yang ia katakan dan mengatakan apa yang ia lakukan, maka kepercayaan akan terbangun, tim kerja bisa bekerja lebih cepat, tentunya dengan biaya lebih minim.
Untuk membangun kembali kepercayaan, maka pastikan bahwa perilaku yang menyebabkan hilangnya kepercayaan itu tidak ada lagi. Dibutuhkan lebih banyak waktu untuk membangun kembali kepercayaan yang sempat hilang, namun sesungguhnya masih mungkin dibangun lagi. Namun, anda mesti bisa berbagi perasaan, mengatur ekspektasi, dan memenuhi tujuan dengan komunikasi yang konsisten.
Berkomunikasilah Secara Transparan Disertai Feedback
Komunikasi yang transparan adalah salah satu kunci membangun kepercayaan dalam tim. Komunikasi semacam ini sangat diperlukan untuk membangun akuntabilitas berbasis kepercayaan. Seorang pimpinan mesti mendorong terbentuknya budaya komunikasi yang terbuka dan jujur, di mana para anggota tim bisa mengungkapkan ide-ide, rasa khawatir, dan feedback secara bebas. Dengan cara ini, setiap orang bisa menilai kinerja diri sendiri dan memahami keselarasan tugas-tugas mereka dengan tujuan tim secara keseluruhan.
Sisakan Ruang untuk Kesalahan dan Rayakan Kesuksesan
Menciptakan suatu ruang yang aman sangat penting dalam membangun akuntabilitas berbasis kepercayaan. Kegagalan mesti dipandang sebagai peluang untuk memperbaiki diri (atau berinovasi). Ingatlah untuk memberikan pujian di hadapan banyak orang serta memberi teguran secara privat. Anggota tim mesti didorong untuk berbagi pelajaran yang dapat dari kesalahan mereka dan menerapkannya pada proyek berikutnya.
Selanjutnya, merayakan keberhasilan dapat meningkatkan semangat kerja tim, memperkuat budaya organisasi, serta mendorong kolaborasi secara berkelanjutan. Ketika ada yang berbuat salah, maka pemimpin mesti bisa menunjukkan kepada para bawahannya bahwa pemimpin ada untuk membantu, bukan mengadili, orang yang sedang bersusah payah memperbaiki kesalahannya.
Beberapa strategi membangun kepercayaan dalam tim di atas menunjukkan betapa pentingnya peran seorang pemimpin sebagai pemberi teladan. Seorang pemimpin yang mampu menunjukkan dirinya ada untuk membantu akan mampu membangun sebuah tim kerja yang kuat dan akuntabel.
Tagged With : manajemen bisnis • manajemen SDM