Saham-saham yang Terdampak Kenaikan PPN Tahun 2025

Pemerintah RI batal memberlakukan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada barang-barang umum, tetapi tetap mengenakannya pada seluruh barang dan jasa yang tergolong mewah. Kebijakan ini berlaku mulai awal tahun 2025, sehingga tentu berdampak pada saham-saham terkait.

Saham mana saja yang terdampak kenaikan PPN itu? Mari simak artikel ini untuk mengetahuinya.

Saham-saham yang Terdampak Kenaikan PPN Tahun 2025

Peraturan Menteri Keuangan No.131 Tahun 2024 menyebutkan bahwa PPN 12% hanya dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang tergolong mewah yang dikenai PPnBM berupa kendaraan bermotor dan selain kendaraan bermotor. Contohnya kelompok hunian mewah dengan harga jual minimal Rp30 miliar, kelompok pesawat udara dan senjata api (kecuali untuk keperluan negara), serta kelompok kapal pesiar mewah yang penggunaannya bukan untuk keperluan negara atau angkutan umum.

Selaras dengan kebijakan tersebut, kenaikan PPN akan berdampak pada perusahaan-perusahaan yang melayani segmen kebutuhan sekunder dan tersier. Saham perusahaan-perusahaan seperti itu biasanya masuk dalam sektor otomotif, properti, dan ritel.

Pengaruhnya sudah terlihat saat ini. Harga saham otomotif ternama PT Astra International Tbk (ASII) lesu sejak pembukaan perdagangan awal tahun ini. Saham pengembang properti seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) juga melempem.

Sampai kapan pengaruh kenaikan PPN akan menekan saham-saham tersebut? Jawabannya akan tergantung pada kinerja masing-masing perusahaan itu sendiri yang akan terlihat dalam laporan keuangan mulai dari kuartal I/2025 hingga bulan-bulan berikutnya.

Kenaikan PPN memang merupakan tantangan yang sangat sulit di tengah kemunduran ekonomi, kenaikan inflasi, kejatuhan kurs Rupiah, dan tingkat suku bunga yang tinggi. Akan tetapi, perusahaan yang cekatan dan mapan semestinya mampu mempertahankan pelanggan dengan pelayanan yang lebih baik, promosi yang viral, pemasaran omnichannel, maupun strategi lain.

Para investor tentu akan kembali memborong saham-saham itu jika laporan keuangan mendatang menunjukkan perusahaan mampu menghadapi tantangan dengan mengendalikan beban, menggenjot penjualan, atau meningkatkan laba. Sementara itu, investor jangka panjang yang belum membeli saham-saham tersebut sebaiknya wait-and-see dulu untuk sementara waktu.

Tagged With :

Leave a Comment