Menggunakan Instagram Untuk Bisnis: Belajar dari Mahasiswa

Angka pengangguran muda melonjak tajam selama pandemi virus corona. Hal ini memicu sejumlah mahasiswa yang berjiwa wirausaha untuk mulai beralih ke pekerjaan sampingan. Angka pengangguran di kalangan pemuda (usia 16 sampai 24 tahun) di Amerika Serikat mencapai 27,4% pada bulan April 2020. Artinya, hampir 1 dari 3 orang tidak bekerja pada saat itu. Mahasiswa yang sudah terbiasa memanfaatkan media sosial mulai menggunakan Instagram untuk bisnis. Mereka menjual berbagai produk yang dibutuhkan selama pandemi, terutama masker dan produk terkait lainnya.

Menggunakan Instagram Untuk Bisnis di Kalangan Pemuda

Sementara itu, Etsy melaporkan bahwa jumlah seller di platformnya naik hampir dua kali lipat, menjadi 4.4 juta di akhir tahun 2020.  Data tersebut memang tidak dipilah berdasarkan kelompok usia, namun Etsy melaporkan bahwa rata-rata usia sellernya adalah 39 tahun. Namun tahun lalu, ketika para kreator mulai menjual barang-barang selama pandemi, rata-rata usia seller turun menjadi 33 tahun. Artinya, banyak seller muda yang mulai beralih ke Etsy untuk menjual produk sebagai sumber pendapatan alternatif.

menggunakan Instagram untuk bisnis

Masker,  sanitizer, produk-produk buatan rumah, paket perawatan kesehatan, dan bahkan aksesoris untuk keperluan virtual adalah beberapa produk yang banyak dibuat dan dijual oleh mahasiswa selama pandemi. Mereka menjual produk-produk tersebut di situs e-commerce seperti Etsy maupun langsung di platform media sosial seperti Instagram.

Instagram melaporkan bahwa 90% penggunnya mengikuti (follow) setidaknya satu usaha. Selain itu, 50% pengguna yang disurvey oleh Facebook (perusahaan induk Instagram) mengatakan bahwa mereka lebih tertarik dengan sebuah brand ketika mereka menemukan iklannya di Instagram.

Menggunakan Instagram Untuk Bisnis: Contoh Kasus

Sejumlah mahasiswa sukses membangun bisnis online menggunakan platform Instagram. Kisah mereka dalam menggunakan Instagram untuk bisnis dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya yang ingin membangun bisnis menggunakan hobby dan menggunakan media sosial untuk pemasaran dan branding.

Madison Klimchak

Ia adalah seorang mahasiswa senior usia 20 tahun di University of South Carolina, jurusan keuangan, manajemen resiko, dan asuransi. Ia menjual masker yang bisa dicuci kepada perkumpulan dan organisasi mahasiswa. Ia mempromosikannya di Instagram. Di puncak pandemi pada bulan Maret 2020, penjualannya mencapai 150 hingga 400 masker. Ia menjualnya seharga sekitar $10 per masker dan sebagian hasil penjualan didonasikan ke Emotional PPE Project, yang menghubungkan para pekerja medis dengan pusat perawatan kesehatan mental.

Menurut Klimchak, ia memilih Instagram karena ia sudah memiliki banyak pengikut. Selain itu, Instagram lebih mudah digunakan untuk mempromosikan produk di akun pribadi. Ketika bisnisnya mulai melambat karena keharusan mengenakan masker semakin longgar, para pengusaha mahasiswa seperti Klimchak harus mengambil keputusan: Apakah anda akan beralih ke jenis bisnis lain atau berhenti?

Pada akhirnya, ia memutuskan menutup toko online miliknya dan fokus pada karirnya. Awalnya ia berfikir untuk kembali, namun akhirnya memutuskan untuk fokus pada studinya. Ia mengatakan bahwa pengalaman tersebut membuatnya mampu memahami dunia bisnis dan mendapatkan keahlian yang bermanfaat untuk masa depannya.

Jacqueline Cabrera

Wanita berusia 23 tahun ini adalah mantan mahasiswa di Fashion Institute of Technology. Ia juga menggunakan Instagram untuk bisnis, yakni menjual masker selama pandemi. Ia menjualnya di Manhattan, baik melalui akun pribadi di Instagram maupun menggunakan portofolio desain fashion miliknya. Cabrera mengaku memilih Instagram karena sudah memiliki banyak follower.

Ia mengaku sudah memiliki halaman/web Instagram untuk portofolio desain fashion miliknya. Di portofolio itu, ia kadang-kadang memajang karyanya. Demikian juga saat ini mulai menjual masker. Cabrera juga mempromosikannya di Instagram pribadi, di mana ia memiliki lebih banyak Follower, sehingga bisa menarik lebih banyak perhatian ke bisnisnya.

Bisnis Cabrera berjalan sukses selama 8 bulan dan ia bisa menghasilkan $2.000 hingga $3.000. Namun, jumlah penjual masker terus meningkat dan penjualannya mulai berkurang. Akibatnya, ia memutuskan untuk kembali ke karirnya di dunia desain fashion. Pasar untuk produk yang mereka jual semakin jenuh selama pandemi. Sementara itu, industri fashion masih menjanjikan banyak peluang. Kemudian, ia mulai menekuni karirnya dengan bekerja sebagai seorang asisten desainer. Ia juga mengaku berencana akan kembali ke bisnis online-nya suatu saat nanti, dengan fokus pada produk pakaian dan aksesories.

Grace Williams

Williams tamat dari Farmingdale State College dengan gelar sarjana di bidang manajemen bisnis tepat di pertengahan pandemi di tahun 2020. Ia mendirikan sebuah usaha kecil beberapa tahun sebelum pandemi. Ia mengiklankannya di Instagram, Facebook, dan YouTube. Bisnis ini membuatnya bisa terhubung dengan follower dan menjalin hubungan dengan mereka.

Ia juga mengikuti sejumlah konvensi bisnis secara langsung di berbagai daerah di Amerika Serikat. Kelebihan produknya adalah ia membuatnya sendiri. Biaya produksinya lebih murah dan ia bisa mengendalikannya secara langsung. Namun, saat pandemi menyerang, penjualannya mulai turun.

Itu adalah beberapa contoh kisah di mana mahasiswa menggunakan Instagram untuk bisnis, yakni menjual produk-produk yang sedang dibutuhkan, meskipun sifatnya musiman.

Tagged With :

Leave a Comment