Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa transformasi digital (DTx) bukanlah tentang pengiriman produk. Bagi sejumlah badan usaha, transformasi ini berjalan baik. Namun bagi sebagian lainnya, upaya transformasi kerap mandek, dan tidak mencapai sasaran yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan tujuan finansial konvensional, DTx kerap diabaikan. Menurut sebuah artikel Tahun 2023 yang dipublikasikan oleh lima orang analyst dari McKinsey, bahwa di satu sisi, 89% perusahaan besar skala global telah meluncurkan berbagai jenis macam transformasi digital dan Artificial Intelligence, namun di sisi lain, kenaikan pendapatan hanya bisa direalisasikan 31% dari target dan penghematan biasa terealisasi 25% dari target.
Mengelola Transformasi Digital: Apa Masalahnya?
Meskipun perusahaan bisa mengeksplorasi teknologi tanpa strategi khusus, studi yang dilaporkan McKinsey di atas merujuk pada permasalahan yang dikenal dengan istilah “death by 1000 pilots.” Menurut skenario ini, anda akan disibukkan oleh begitu banyak proyek yang menarik sehingga tidak mampu memetakan mana yang benar-benar sesuai dengan nilai yang dianut perusahaan.
Studi oleh Forrester sebagaimana dikutip di Forbes menemukan bahwa sekalipun investasi DTx memiliki penggerak yang jelas (misalnya untuk tujuaan efisiensi prosen dan peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen), hampir 60% responden mengatakan bahwa perusahaan mereka menjadi tidak terarah akibat tantangan yang ditimbulkan oleh banyaknya prioritas, dan kesulitan untuk mengimplementasikan tool yang baru tersebut.
Dengan kata lain, DTx bukanlah obat mujarab. Transformasi digital tidak mampu mengatasi masalah struktural dan struktural yang sudah ada. Jika perusahaan tidak memiliki budaya kerja yang positif dan efisien, maka investasi dalam mengelola transformasi digital dan AI tidak akan mampu mengobati ‘penyakit’ yang ada. Tantangan lainnya adalah data. Studi Forrester menyebutkan bahwa sepertiga hingga separuh konsumen mengaku bahwa keamanan data, kualitas dan integrasi data, dan ketidakcocokan antara sistem yang ada dengan teknologi baru adalah tantangan yang belum terjawab oleh DTx.
Konektivitas dan Platform dalam Mengelola Transformasi Digital
Sepertinya, tingkat kematangan perusahaan dalam hal konektivitas erat kaitannya dengan kapabilitas digital tingkat lanjut. Konektivitas yang lebih matang biasanya sejalan dengan pendekatan platform. Apakah kapabilitas yang dicari tersebut merupakan proses yang lebih terintegrasi dan berorientasi konsumen, adopasi AI dan otomatisasi yang lebih tinggi, atau ekosistem mitra digital, perusahaan yang mampu menghubungkan sistem dan proses akan menikmati banyak keunggulan.
Responden Forrester yang dikutip di atas juga percaya bahwa strategi berbasis platform akan mampu mempercepat upaya digitalnya. Sekitar 70 persen pengambil kebijakan percaya bahwa mengadopsi strategi tersebut akan membantu menjembatani gap antara dunia usaha dengan teknologi. Mayoritas bisnis berharap bisa menggunakan pendekatan berbasis platform untuk mendorong terwujudnya sebuah ekosistem yang terkoneksi.
Langkah Berikutnya dan Praktik Baik DTx
Konektivitas yang lebih baik tentunya membawa banyak keuntungan, namun bagaimana cara memulainya? Ada lima hal yang dapat membantu mendorong pertumbuhan sebuah organisasi di area ini, yakni:
- Pertama, temukan data analog yang belum terstruktur dan lakukan digitalisasi.
- Kedua, bangun koneksi. Lebih spesifik lagi, review API yang anda miliki dan identifikasi data internal dan eksternal yang perlu diekstraksi atau dibagi.
- Ketiga, lakukan pertukaran data, dan mesti diingat bahwa, langkah ini biasanya membutunkan banyak pekerjaan di awal, berupa penerjemahan dan harmonisasi data.
- Lakukan aktivasi dua “superpower” yang saling berkaitan: otomatisasi dan augmentasi. Lanjutkan untuk mengeksplorasi dan mencoba AI tingkat lanjut, namun perlu diingat bahwa otomatisasi proses robotik masih menjadi tool yang terbukti aman untuk menangani tugas-tugas yang sifatnya berulang.
- Perlu diingat bahwa pengambil kebijakan biasanya berada di ujung rantai konektivitas data. Dukung pengguna akhir ini dengan kecerdasan kontekstual yang tepat.
Dalam sebuah laporan terpisah oleh Forrester, disajikan beberapa langkah yang tepat untuk merancang strategi berbasis platform dalam mengelola transformasi digital:
- Hubungkan pengalaman dengan operasi. Prioritaskan sebuah pendekatan ekosistem yang terkoneksi dengan platform, dengan mengintegrasikan pengalaman multi-channel dengan sistem secara strategis, menggunakan solusi skala industri, software khusus, dan fitur pihak ketiga, sesuai kebutuhan.
- Memadukan elemen-elemen platform standard. Rancang strategi platform berdasarkan nilai bisnis yang diinginkan, dengan mempertimbangkan kapabilitas, konektivitas dan kontrol untuk melakukan navigasi antara standarisasi dan kustomisasi secara efisien. Tujuanya adalah memaksimalkan nilainya dan meminimalisir masalah teknis.
- Manfaatkan komponen dengan baik untuk mendapatkan hasil yang real. Fokus pada upaya meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis, mengintegrasikan kapabilitas AI, dan mengoptimalkan hasilnya.
Mengelola transformasi digital bukan hanya masalah membangun aplikasi lalu mengirimkan pesananan konsumen secara online. Namun, yang terpenting dari DTx adalah kesiapan perusahaan untuk mengelola budaya kerja yang baru, memanfaatkan sistem untuk meningkan efisiensi proses, meningkatkan akurasi data, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Dengan demikian, investasi yang anda lakukan untuk tool digital tidak akan terbuang sia-sia.
Tagged With : manajemen bisnis