Banyak orang tak menyadari mereka hidup di tengah jurang keuangan yang berantakan. Ini berbahaya karena mereka tak akan melakukan apa pun untuk keluar dari situasi tersebut.
Yang lebih berbahaya, keadaan itu terjadi karena kelalaian diri sendiri. Bisa dipastikan masa depan keuangan orang itu dalam ancaman jika ini yang terjadi.
Karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda masalah keuangan yang menimpa diri. Syukur-syukur bisa mendeteksinya sejak awal sehingga masalah belum parah.
Seperti penyakit saja. Makin dini diketahui, kesempatan untuk sembuh dan kembali sehat lebih besar. Berikut ini tanda keuangan bermasalah sekaligus cara mengatasinya demi keuangan yang lebih sehat.
1. Gaji ngepas, bahkan minus
Belum akhir bulan, eh, gaji sudah tiris. Malah mungkin mesti berutang buat menyambung napas hingga gaji kembali cair menjelang awal bulan.
Itu tandanya ada masalah keuangan yang menghinggapi. Semestinya gaji dipilah-pilah sebelum digunakan.
Standarnya ada alokasi sebesar 20 persen dari total gaji untuk tabungan. Jadi hanya ada 80 persen yang bisa diotak-atik buat kebutuhan dan keinginan.
Alokasi buat kebutuhan lebih besar, yaitu 50 persen. Sisanya buat macam-macam keinginan, seperti nongkrong dan nonton bioskop. Jadi, jika merasa gaji cuma numpang lewat tiap bulan, mungkin kita belum mengatur keuangan sesuai dengan porsinya.
2. Utang segudang
Punya utang itu oke-oke saja. Tapi bukan berarti bebas punya utang sampai segudang. Utang adalah kewajiban yang mesti dilunasi.
Kalau tak dilunasi, ada konsekuensi yang bikin hidup tambah sulit. Didatangi debt collector, misalnya. Kalau hanya didatangi mungkin masih bisa diterima. Bila sudah sampai pakai aksi teror, itu yang ngeri.
Aset pribadi pun bisa disita sebagai konsekuensi. Dari yang tadinya punya rumah dan kendaraan jadi tunawisma dan ke mana-mana jalan kaki.
Besaran cicilan yang dikatakan wajar maksimal 30 persen dari pemasukan per bulan. Bila cicilanmu lebih dari itu, berarti keuanganmu bermasalah.
Coba atasi hal ini dengan memprioritaskan pembayaran utang di atas segalanya, terutama yang bersifat hiburan atau bukan kebutuhan pokok. Duit nongkrong, misalnya, diambil buat bayar cicilan.
Pastikan bayar cicilan dulu saat gaji sudah cair. Setelah itu, barulah digunakan untuk kebutuhan lain. Bila tidak begitu, utang akan beranak pinak hingga tak terhingga.
3. Sering mengutang kala terdesak
`Saat terjadi situasi yang mendesak, orang yang punya keuangan bagus bakal punya jalan keluar yang sehat. Misalnya memakai tabungan darurat.
Tabungan darurat adalah dana cadangan yang dipakai buat kebutuhan darurat. Contohnya ada anggota keluarga atau diri sendiri yang jatuh sakit atau terlibat kecelakaan sehingga butuh biaya segera.
Dana tabungan darurat tak boleh diambil kecuali buat kebutuhan darurat. Besarannya direkomendasikan sebesar 5-10 kali pendapatan per bulan.
Lain halnya dengan mereka yang keuangannya bermasalah. Jalan yang diambil biasanya cari utang. Secara jangka pendek, ini mungkin bagus. Tapi harus dipikirkan jangka panjangnya, yakni pelunasan utang.
Belum lagi jika cari utang di rentenir karena ingin cepat cair. Betul, kredit dari rentenir lebih cepat prosesnya. Tapi bunganya jauh lebih tinggi ketimbang bunga pinjaman dari bank atau lembaga formal lain.
Sebaiknya alokasikan tabungan darurat untuk situasi seperti ini. Tak apa sedikit-sedikit, asalkan ada. Kita tak pernah bisa menebak kapan nasib buruk menerpa.
4. Tak memikirkan investasi
Saking peliknya masalah keuangan, sampai-sampai tak memikirkan investasi. Jangankan berinvestasi. Mau menabung buat modal nikah saja susah.
Padahal saat ini investasi sudah lebih mudah dan murah. Dengan modal ratusan ribu rupiah saja kita sudah bisa punya investasi reksa dana.
Hasil investasi pun bisa langsung ditarik jika dibutuhkan. Investasi ini juga termasuk asuransi. Masih mending bila sudah ada asuransi dari kantor atau BPJS Kesehatan. Kalau tak ada perlindungan dari asuransi, dompet bisa jebol buat biaya pengobatan.
Untuk mengatasi masalah ini, kita bisa mencoba investasi kecil-kecilan dulu. Misalnya reksadana. Belinya bisa di marketplace populer seperti Tokopedia atau Bukalapak.
Bisa juga investasi emas. Ada fitur menabung emas di marketplace dan Pegadaian. Cara kerjanya seperti mencicil kendaraan.
Kita bisa membayar sedikit demi sedikit harga investasi itu hingga lunas. Cicilan pun bisa dilakukan hingga 24 bulan dengan besaran tak sampai Rp50 ribu per bulan.
Siapa tahu dari coba-coba ini kita tertarik lebih mendalami investasi. Potensi penghasilan dari investasi secara umum lebih tinggi ketimbang gaji sebagai pegawai.
Setiap orang sejatinya punya masalah keuangan. Tapi levelnya berbeda-beda. Ada yang sudah sampai tingkat kronis, tapi masih ada yang baru permulaan.
Bila kita bisa mendeteksinya langsung sebelum penyakit itu menjalar, hasil akhirnya bakal lebih baik. Tulang punggung dari keuangan yang sehat adalah pengaturan pengeluaran. Ketika lalai mengatur pos-pos pengeluaran apa saja, masalah keuangan pasti di depan mata.
Tagged With : budgeting • keuangan pribadi • masalah keuangan