Pada artikel sebelumnya telah dibahas beberapa pertanyaan yang kerap membuat pengusaha ragu saat menyusun rencana mendirikan perusahaan teknologi. Beberapa pertanyaan tersebut lebih banyak seputar rencana investasi, kepemilikan, pendirian perusahaan, dan pendanaan. Tentunya masih banyak hal yang harus diantisipasi investor, terutama jika ini adalah kali pertama anda terjun di usaha bidang teknologi. Tentu saja, industri ini memiliki ciri khas yang membuatnya berbeda dari industri lainnya. Dengan demikian, diperlukan pengalaman dan kiat tersendiri agar anda mampu mengatasi kendala-kendala yang dialami kelak.
Apa Saja Tantangan dalam Mendirikan Perusahaan Teknologi?
Pertanyaan ini tentunya akan muncul di benak anda. Seperti dibahas sebelumnya, setiap industri memiliki ciri khasnya sendiri. Jadi, tantangan yang dihadapi dalam mendirikan perusahaan teknologi dan mengoperasikannya kelak pastinya juga berbeda. Nah, berikut adalah beberapa tantangan umum yang dihadapi pengusaha di sektor teknologi:
- Mencari produk atau jasa yang bagus namun berbeda dari produk lainnya. Industri teknologi adalah salah satu industri yang berkembang pesat saat ini. Untuk dapat menarik perhatian pasar, anda harus bisa berinovasi dan menciptakan produk dan jasa yang tidak pasaran. Tentunya, ini bukanlah tantangan yang mudah, terutama bagi pemain pemula di sektor ini.
- Memastikan ketersediaan serta cadangan dana dana yang cukup. Jika anda memilih modal awal yang besar, maka tidak ada masalah dengan ini. Namun biasanya, pengusaha pemula mendirikan perusahaan teknologi dengan modal yang pas-pasan. Para pakar menyarankan bahwa anda sebaiknya menyediakan uang untuk menanggulangi biaya operasional setidaknya selama 6 bulan. Kalaupun perusahaan anda belum menghasilkan uang dalam beberapa bulan pertama, pastikan aliran kasnya tetap berjalan.
- Menarik perhatian investor. Investor kerap merasa kurang yakin dengan perusahaan baru. Untuk menarik perhatian dan meyakinkan investor adalah sebuah tantangan besar bagi anda.
- Bekerja lebih keras daripada yang anda perkirakan. Jika ini adalah dunia baru bagi anda, pastinya akan banyak hal tak terduga. Anda mungkin harus menyiapkan diri untuk bekerja lebih lama dan lebih keras dibanding biasanya.
- Melalui masa-masa penuh frustrasi karena ditolak terus-menerus oleh konsumen. Penolakan pastinya bukan hal baru bagi perusahaan yang baru berdiri. Jika ini bukanlah perusahaan pertama anda, mungkin anda sudah berpengalaman sebelumnya. Namun, jika mendirikan perusahaan teknologi ini merupakan pengalaman pertama, menghadapi penolakan berulang-ulang mungkin dapat memicu frustrasi.
- Mendapatkan karyawan yang baik. Anda membutuhkan tim yang solid sejak awal berdirinya perusahaan. Namun tentunya ini bukan hal mudah. Setelah direkrut, mempertahankan talent yang ada justru lebih sulit lagi.
- Memberhentikan pegawai yang kinerjnya buruk, namun dengan cara yang tidak melanggar hukum. Evaluasi kinerja secara rutin mungkin membawa anda pada kesimpulan bahwa ada karyawan yang bisa dipertahankan dan ada yang harus diberhentikan. Poin kedua ini terkadang sangat rumit, karena anda sebagai pimpinan bisa saja dihadapkan pada dilema antara profesionalisme dan kemanusiaan.
- Mengelola waktu secara efisien. Istilah ini terdengar sederhana, namun sesungguhnya merupakan salah satu hal paling rumit bagi pengusaha pemula. Anda bisa melatihnya sejak dini, sehingga manajemen waktu anda membaik dari waktu ke waktu.
- Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ini juga terdengar sederhana, namun sangat sulit untuk diterapkan. Bagaimana tidak, di awal berdirinya perusahaan, mungkin anda harus bekerja lebih lama dan lebih keras dibanding biasanya, sehingga waktu yang seharusnya dihabiskan bersama keluarga akhirnya dihabiskan untuk bekerja.
- Mengidentifikasi kapan strategi anda perlu diubah. Evaluasi secara rutin adalah kuncinya. Dengan evaluasi berkala, anda tahu kapan sebuah rencana berjalan baik atau kapan harus diubah.
Apa saja kesalahan terbesar yang dilakukan para pemula di bidang teknologi?
Selain mengetahui sejumlah tantangan yang lazim ditemukan saat mendirikan sebuah perusahaan teknologi, anda juga perlu mengetahui daftar kesalahan terbesar yang kerap dilakukan para pengusaha di bidang ini. Belajar dari kesalahan orang lain tentunya tidak seberat belajar dari kegagalan sendiri. Berikut adalah daftar kesalahan terbesar yang kerap dilakukan pengusaha pemula di bidang teknologi:
- Memulai usaha dengan modal yang tidak memadai. Seperti dibahas di atas, perusahaan pemula sangat bergantung dengan ketersediaan modal awal pemilik. Oleh sebab itu, jangan pernah memulai perusahaan teknologi jika modal anda tidak cukup, karena anda berinvestasi di sektor yang padat dengan teknologi canggih.
- Berfikir bahwa perusahaan anda akan cepat sukses. Bisa jadi, perusahaan anda belum menghasilkan sama sekali dalam 6 bulan atau 1 tahun pertama. Anda akan cepat frustrasi jika terlalu ambisius di awal.
- Tidak memprioritaskan kualitas produk atau jasa yang dijual. Perlu diingat bahwa kualitas produk atau jasa yang anda sediakan sedang dipantau para calon investor. Jadi, pastikan anda memberikan perhatian penuh terhadap aspek ini sejak awal.
Kesalahan lain yang dilakukan pengusaha saat mendirikan perusahaan teknologi adalah tidak mendapatkan umpan balik yang cukup dari konsumen. Umpan balik alias feedback anda perlukan untuk melihat sejauh mana penerimaan konsumen terhadap produk atau jasa yang anda sediakan. Beberapa kesalahan fatal lainnya akan dibahas pada post berikutnya.
Tagged With : Aneka Bisnis • industri teknologi • perusahaan teknologi