Industri teknologi, seperti halnya industri lain, sedang menghadapi masalah terkait keadilan gender di lingkungan kerja. Permasalahan seperti ini menyebabkan terbatasnya kemampuan perusahaan untuk merespon terhadap isu sektor lainnya. Akibatnya, permasalahan ini dapat mempengaruhi masa depan perusahaan.
Sebuah penelitian menemukan bahwa jumlah lapangan kerja pada sektor komputer di Amerika Serikat mencapai 1.4 juta di Tahun 2020. Namun, hanya 29% dari pekerjaan tersebut dapat terisi, akibat kurangnya tenaga kerja di sektor ini. Lebih buruk lagi, diperkirakan bahwa hanya 3% dari lapangan kerja tersebut diisi oleh wanita. Namun, kurangnya tenaga kerja tidak berarti kurangnya karyawan yang mampu.
Seputar Isu Keadilan Gender di Lingkungan Kerja Sektor Teknologi
Kurangnya Tenaga Kerja
Lebih dari separuh wanita yang pernah mendapat pelatihan tentang ilmu komputer pada akhirnya akan berhenti bekerja. Kegagalan untuk mempertahankan karyawan semacam ini, terutama di sektor yang memang kekurangan tenaga kerja, menunjukkan bahwa terdapat hambatan institusional yang membuat tantangan di lingkungan kerja semakin sulit. Akibatnya, karyawan yang cukup mumpuni sekalipun bisa jadi tidak bisa menunjukkan bakatnya.
Oleh sebab itu, industri teknologi harus menciptakan lingkungan kerja yang adil bagi seluruh karyawan, serta berupaya menghilangkan segala hambatan yang membuat karyawan tidak bisa berkontribusi secara maksimal. Salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya keanekaragaman gender di banyak perusahaan teknologi adalah budaya kerja yang buruk, sehingga muncul kecenderungan yang memicu ketimpangan gender. Ketimpangan seperti ini terkadang secara tidak sengaja memicu terjadinya diskriminasi, sehingga proses pengambilan keputusan di tataran manajemen perusahana menjadi buruk.
Jika dibiarkan seperti ini, ketimpangan ini pada akhirnya akan mempengaruhi sistem rekrutment, penilaian kinerja, dan sistem promosi di perusahaan. Selain itu, isu keadilan gender di lingkungan kerja semakin memperburuk kinerja perusahaan. Misalnya, penelitian yang bisa juga menemukan bahwa industri teknologi di Silicon Valley mengalami kerugian lebih dari $16 milyar per tahun akibat seringnya pergantian karyawan wanita (hingga 50%) di sektor ini. Banyak karyawan perempuan berhenti bekerja akibat permasalahan pelanggaran seksual.
Data dari penelitian ini menunjukkan bahwa memang ada masalah dalam budaya organisasi, khususnya di sektor industri. Isu keadilan gender di lingkungan kerja ini tidak lagi bisa diabaikan, kalau memang semua pihak ingin mengatasi masalah kurangnya tenaga kerja di sektor ini.
Kurangnya Kepedulian
Faktor lainnya adalah ketidakmampuan perusahaan teknologi untuk menghargai keuntungan dari keadilan gender di perusahaannya. Akibatnya, mereka tidak memiliki motivasi yang cukup untuk mengatasi masalah tersebut. Ingat bahwa persentase wanita yang bekerja di posisi teknik pada perusahaan besar seperti Apple, Facebook, dan Google hanyalah 23%. Bahkan, di Microsoft hanya 20%.
Selain itu, sebuah perusahaan yang dilakukan Uptime Institute menemukan bahwa pada Tahun 2019, sekitar 25% perusahaan teknologi bahkan tidak memiliki karyawan wanita pada posisi tertentu, seperti pengembangan sistem, konstruksi, atau proses teknikal. Artinya, isu keadilan gender di lingkungan kerja sebenarnya bisa diatasi dengan mempersempit gap antara jumlah karyawan pria dan karyawan wanita pada semua lini jabatan.
Bagaimana dengan Isu Keadilan Gender di Sektor Lainnya?
Industri kesehatan adalah salah satu sektor yang sedang mencoba mengatasi isu keadilan gender di lingkungan kerja. Salah satunya adalah dengan menghilangkan atau mengurangi diskriminasi gender saat proses rekrutment, pemberian penghargaan bagi karyawan, maupun promosi. Secara perlahan, keadilan gender semakin membaik di seluruh level pada sektor kesehatan.
Dibanding sektor lainnya, sektor kesehatan berada di posisi teratas dalam hal keterwakilan pekerja wanita di Amerika Utara, mulai dari pekerjaan level bawah hingga level eksekutif: Wanita memegang 63% posisi level bawah, 58% posisi manajerial, 50% posisi manajer senior atau direktur, 42% posisi wakil presiden, 31% posisi presiden, dan 30% posisi C-suite.
Sektor teknologi sebaliknya, di mana keterwakilan peran wanita di level bawah justru sangat rendah. Perbaikan secara konstan di sektor kesehatan adalah hasil sistem reward dan apresiasi terhadap manfaat keadilan gender, sehingga perusahaan di sektor kesehatan tidak membatasi jenis kelamin maupun kelompok etnis calon karyawannya. Kesadaran tentang pentingnya keadilan gender di kalangan manajemen senior dapat membuat perusahaan menciptakan kesetaraan dengan baik, sambil mengubah stereotipe dan struktur yang buruk selama ini.
Berkaca dari apa yang dilakukan oleh sektor kesehatan, perusahaan-perusahaan di sektor teknologi sebenarnya bisa menyusun kembali komponen struktur yang ada sehingga lebih mendukung upaya keadilan gender. Komponen struktural akan mengatur bagaimana semua kegiatan perusahaan diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Perusahaan bisa menerapkan sistem screening laporan secara otomatis dan melakukan upaya evaluasi secara konsisten sebelum memberikan penilaian dan penghargaan atas kinerja karyawan.
Manajemen keanekaragaman akan tercipta ketika sebuah organisasi mengharga perbedaan dan memperlakukan karyawan tanpa diskriminasi. Industri kesehatan secara konsisten melakukan upaya perbaikan di semua lini. Jika sektor industri juga bisa melakukan ini, maka isu keadilan gender di lingkungan kerja akan teratasi secara perlahan.
Tagged With : bisnis • manajemen bisnis