Dolar AS termasuk salah satu mata uang terkuat di dunia. Di sisi lain, kurs Rupiah terus menerus melemah setiap tahunnya. Hal ini mendorong banyak orang tertarik untuk menyimpan dana surplusnya dalam Deposito Dolar AS saja, padahal sebenarnya belum tentu menghasilkan cuan yang memuaskan.
Berbagai bank nasional swasta dan BUMN menyediakan layanan Deposito Valas. Valas yang dimaksud biasanya mencakup Dolar AS, Euro, dan beberapa jenis mata uang asing lainnya.
Nasabah dapat menyetorkan dana dalam bentuk rupiah maupun valas sesuai dengan syarat minimal setoran deposito, kemudian menyimpannya selama jangka waktu yang diinginkan. Mekanismenya hampir sama dengan tata cara deposito dalam rupiah biasa. Namun, apakah Deposito Dolar AS benar-benar lebih cuan?
Deposito Dolar AS memiliki dua (2) keuntungan utama, yaitu:
- Keuntungan kurs dapat terus meningkat seiring dengan melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS.
- Tabungan jangka panjang untuk perjalanan ke luar negeri, baik pelesir, kuliah, naik haji, ataupun keperluan lainnya.
Di saat yang sama, Deposito Dolar AS punya tiga (3) kelemahan:
- Kerugian kurs dapat timbul apabila nilai tukar Rupiah menguat terhadap Dolar AS.
- Persentase bunga Deposito Dolar AS biasanya lebih rendah daripada Deposito Rupiah.
- Biaya konversi mata uang dapat berjumlah cukup besar bagi nasabah yang melakukan setoran dan pencairan Deposito Dolar AS dalam denominasi Rupiah, karena setiap konversi berlangsung sesuai kurs jual dan kurs beli pada bank terkait.
Berdasarkan beragam pertimbangan tersebut, Deposito Dolar AS belum tentu cocok bagi semua orang. Deposito Dolar AS hanya akan sesuai bagi mereka yang sudah memiliki dana dalam bentuk valas dan/atau memiliki kepentingan untuk bepergian ke luar negeri.
Deposito Dolar AS kurang cocok bagi mereka yang hanya memiliki dana dalam bentuk Rupiah dan tidak memiliki kepentingan apa pun di luar negeri. Apabila kamu termasuk kelompok ini, maka ada baiknya mempertimbangkan opsi menabung dalam berbagai investasi lain yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito biasa —contohnya SBN Ritel dan Reksa Dana Pasar Uang.
Tagged With : deposito • investasi jangka panjang