4 Tips Investasi Pada Masa Resesi yang Wajib Kamu Tahu

Apakah Indonesia akan mengalami resesi atau tidak? Pertanyaan ini semakin ramai diperbincangkan oleh netizen belakangan ini. Seiring dengan memburuknya perekonomian global, banyak pihak ragu Indonesia mampu mempertahankan stabilitas pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Banyak orang juga makin rajin mencari tips investasi pada masa resesi.

Setiap penasihat keuangan dapat memberikan ide berbeda-beda untuk membantu kita menangani ancaman resesi. Namun, ada beberapa kiat yang paling sering disebut-sebut dan menjadi pengetahuan vital bagi semua orang. Apa sajakah itu? Berikut ini empat (4) tips investasi pada masa resesi yang wajib kamu tahu.

Tips Investasi Pada Masa Resesi yang Harus Kamu Tahu

  • Uang Tunai adalah Raja (“Cash is King“)

Situasi darurat apa pun akan lebih mudah ditangani jika kita memiliki uang tunai di kantong. Oleh karena itu, persiapan pertama menjelang resesi adalah menambah persediaan uang tunai atau mengoleksi investasi berlikuiditas tinggi. Investasi berlikuiditas tinggi yang dimaksud antara lain reksa dana pasar uang dan deposito.

  • Bersikap Lebih Konservatif dalam Berinvestasi

Di luar masa resesi, sah-sah saja untuk mengoleksi kripto atau saham gorengan. Namun, kita perlu bersikap lebih hati-hati menjelang resesi. Pilihan aset investasi pun selayaknya lebih condong pada upaya menekan risiko daripada mengejar profit.

Beberapa pilihan aset investasi yang tepat dalam masa resesi antara lain saham defensif, saham yang rajin bagi-bagi dividen, serta obligasi pemerintah (Surat Berharga Negara). Saham defensif mencakup saham dari emiten yang bekerja memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, seperti pangan, farmasi, dan pemasok energi.

  • Pertahankan Aset Berkualitas, Buang Aset Sampah

Ketika kamu berhadapan dengan sebuah portofolio berisi saham A yang memiliki unrealized loss 20% dan saham B yang memiliki unrealized profit 30%, manakah yang akan kamu lepas menjelang resesi? Pengambilan keputusan investasi pada masa resesi semestinya berfokus pada mempertahankan aset berkualitas (saham B), sembari melepas atau mengurangi aset berisiko (saham A) dalam portofolio.

Banyak pemula memilih untuk ambil untung saham B dan tetap hold saham A yang sedang merugi. Harapannya, profit saham B dapat menambah persediaan cash saat ini dan kerugian saham A dapat berubah menjadi profit di masa depan. Padahal, saham yang sedang loss itu kemungkinan akan makin sulit untuk turnaround pada masa resesi. Pada akhirnya, total kerugian akhir saham A yang harus ditanggung mungkin malah lebih besar daripada profit saham B yang dipanen sekarang.

  • Jangan Ikut-ikutan Panik

Sejarah umat manusia telah membuktikan bahwa resesi tak pernah berlangsung selamanya. Siklus ekonomi terus berputar silih berganti antara pertumbuhan dan resesi. Oleh karenanya, yakinlah bahwa “badai pasti berlalu”.

Salah satu langkah terbaik dalam menyikapi berita tentang resesi adalah terus menekuni investasimu seperti biasa dengan tetap berfokus pada target jangka panjang. Fluktuasi pasar dalam jangka pendek selalu berlangsung singkat, sehingga keterpurukan hari ini dapat berbalik menjadi keuntungan dalam beberapa bulan atau beberapa tahun ke depan.

Tagged With :

Leave a Comment