Yen Menguat Malam Ini, Ada Apa?

Yen menguat di sesi New York, Selasa (09/April) malam ini, setelah para investor berbondong-bondong menjual Dolar AS mereka. Ada tiga faktor yang menyebabkan penguatan mata uang Jepang tersebut; di antaranya isu terbaru bea impor AS, pemotongan Outlook pertumbuhan global oleh IMF, dan data ekonomi AS JOLTS yang menurun.

1. AS Berencana Kenakan Bea Impor Ke Barang Uni Eropa

Di awal pekan, US Trade Representative mengajukan daftar yang membuat beragam barang impor dari Uni Eropa yang masuk ke AS. Barang-barang tersebut terdiri dari pesawat komersial, produk olahan susu, hingga Wine, rencananya akan dikenai bea impor sebagai balasan AS atas pengurangan pembelian pesawat yang diberlakukan di Eropa.

 

2. IMF Pangkas Outlook Pertumbuhan Ke Level Terendah Sejak Tiga Tahun

Sementara itu Dana Moneter Internasional (IMF), kembali memangkas Outlook pertumbuhan global untuk tahun 2019 ke 3.3 persen. Level tersebut adalah yang terendah sejak tahun 2016, dan lebih rendah dari proyeksi pada bulan Januari di 3.5 persen. Peringatan IMF ini muncul bersama dengan mundurnya harga minyak yang menumbangkan mata uang-mata uang komoditas seperti Dolar Australia dan Dolar Kanada.

 

3. Data Ketenagakerjaan AS Melemah

Data JOLTS, yang menghitung jumlah pembukaan lapangan kerja di Amerika Serikat, turun tajam ke level 7.087 juta pada bulan Februari 2019. Angka tersebut jauh di bawah ekspektasi pasar di 7.550 juta. Data JOLTS pada bulan Januari yang direvisi naik menjadi 7.625 juta, membuat penurunan dalam data JOLTS Februari menjadi kian signifikan, sekaligus menjadikannya yang terendah sejak Maret 2018.

 

Yen Menguat

Faktor-faktor tersebut membuat Yen dinilai lebih aman untuk dijadikan safe haven daripada Dolar AS. Akibatnya, USD/JPY pun jeblok 0.32 persen ke 111.122 walaupun masih dalam level tinggi sejak tanggal 01 April. “Yen sekarang ini menduduki peringkat teratas dengan menurunnya saham-saham yang membebani minat investor pada aset berisiko tinggi,” kata Joe Manimbo, analis senior di Western Union Business Solutions, Washington, kepada Reuters.

Tagged With :

Leave a Comment