Memasuki sesi Amerika, Rabu malam, Dolar AS masih menunjukkan performa yang stabil kuat. Pidato Trump, yang sempat diantisipasi serius oleh pasar di sesi sebelumnya, rupanya tidak banyak memberikan kejutan. Akibatnya, tak ada guncangan yang serius terhadap Dolar AS.
Alih-alih, jatuhnya Dolar Australia hari ini justru lebih menyedot perhatian. Perubahan sentimen Gubernur RBA, dari hawkish menjadi dovish, membuat para trader Aussie mengoreksi posisi yang telah mereka ambil kemarin pasca rilis kebijakan moneter RBA.
Pidato State of Union Trump Tak Ciptakan Isu Baru
Pagi tadi, dalam pidato tahunan State of Union, Presiden AS Donald Trump hanya mengulang retorika agenda kebijakannya selama menjabat sebagai orang nomor satu di Amerika. Meski dibahas, tetapi Trump tak memberikan jabaran spesifik mengenai langkah apa yang akan diambil setelah anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko ditolak partai Demokrat. Ia juga tak mengatakan akan mendeklarasikan masalah tembok perbatasan sebagai kondisi darurat nasional seperti yang sempat diancamkannya.
“Pidato State of Unions sebetulnya dapat menjadi titik balik di pasar, karena di situ, presiden AS menjabarkan kembali agenda pemerintahannya. Namun, di sesi (pidato State of Union) hari ini, (Trump) malah tak banyak memberikan poin untuk dicerna pasar, dan lebih memilih untuk mengangkat isu-isu klise seperti imigrasi,” tulis Adam Button, analis forex di Intermarket Strategy.
Di samping itu, tak ada yang baru mengenai isu perdagangan AS-China yang disinggung Trump dalam pidatonya,”Trump juga mengingatkan soal anggaran infrastruktur (lagi) sebagai upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambah Button.
Setelah ini, fokus pasar masih akan tertambat ke AS. Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan akan memberikan pidato di Washington besok pagi. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan Dolar terhadap enam mata uang mayor lainnya, naik 0.2 persen ke 96.27.