Euro melemah terhadap Dolar AS setelah kabar mengenai kenaikan suku bunga pada tahun 2023, disanggah oleh ECB. Pada hari Kamis (17/September) FT melaporkan bahwa Kepala Ekonom ECB Philip Lane mengatakan kepada para ekonom Jerman bahwa proyeksi internal ECB menilai inflasi Zona Euro akan berlanjut pada level 2.0% hingga 2025.
FT menuliskan bahwa hasil tersebut mengindikasikan bahwasuku bunga ECB akan naik untuk pertama kalinya pada tahun 2023, lebih cepat daripada ekspektasi konsensus tahun 2024.
Namun, ECB menyangkal kabar tersebut dengan menyebut bahwa media tidak akurat. “Bapak Lane tidak mengatakan dalam percakapan dengan analis manapun bahwa inflasi Zona Euro akan segera mencapai 2% setelah akhir proyeksi ECB,” demikian klarifikasi tertulis dari juru bicara ECB ang dikutip oleh Reuters.
Akan tetapi, jubir tersebut tak berkomentar saat ditanya apakah inflasi Zona Euro akan mencapai target pada tahun 2025, seperti yang tertulis di FT.
“Langkah ini memukul beberapa pihak hawkish ECB yang mencoba membuka perdebatan tentang normalisasi moneter,” kata Chris Turner Global Head of Markets dan Regional Head of Research for UK & CEE di ING.
Nilai tukar Euro terbukti relatif optimis terhadap perkembangan tersebut. Laporan tersebut juga menunjukkan keresahan oleh beberapa kalangan kebijakan moneter Zona Euro yang mungkin frustrasi oleh periode berkepanjangan dari suku bunga ultra-rendah yang ditawarkan di ECB.
Euro Tetap Lemah
EUR/USD yang seharusnya menguat karena pandangan hawkish, akhirnya melemah karena pandangan yang dimentahkan dan penguatan Dolar AS.
Awal tahun ini, Lane terpaksa menangguhkan pertemuan satu lawan satu dengan investor segera setelah pertemuan kebijakan, karena kritik publik atas kegiatan tersebut. Akan tetapi, Lane masih melakukan pertemuan dengan sekelompok ekonom.
Pekan lalu, ECB memperbarui perkiraannya dengan mengurangi laju pembelian obligasi daruratnya. Saat ini ECB mematok inflasi sebesar 2,2% tahun ini, 1,7% berikutnya, dan 1,5% pada tahun 2023.
Bank sentral ini telah berkomitmen untuk tidak menaikkan suku bunga sampai inflasi mencapai 2%, jauh sebelum akhir dari batas perkiraan, yang biasanya antara dua dan tiga tahun. Pasar keuangan terlanjur memperkirakan kenaikan suku bunga dua tahun dari sekarang.