Modal Sesungguhnya yang Dibutuhkan untuk Investasi Saham

Di berbagai website, disebutkan bahwa modal untuk investasi saham hanyalah Rp5,000 atau Rp100,000 saja. Hal ini membuat banyak orang salah paham mengira investasi saham itu mudah dan murah. Padahal, sebagaimana usaha-usaha lainnya di dunia ini, investasi saham mengandung risiko dan seringkali kita harus mengorbankan sebagian modal dalam menghadai risiko-risiko tersebut.

Modal Sesungguhnya yang Dibutuhkan Untuk Investasi Saham

Salah Kaprah Modal Investasi Saham Murah

Kesalahpahaman mengenai murahnya modal investasi saham bermula dari anggapan bahwa untuk membeli saham hanya diperlukan Rp5,000 saja. Angka tersebut timbul dari hitungan minimal lot perdagangan saham di bursa efek Indonesia yang sebesar 100 lembar saham (1 lot = 100 lembar), sedangkan harga saham termurah adalah Rp50 per lembar. Dengan demikian, untuk membeli saham termurah memang hanya dibutuhkan (Rp50 x 100 = Rp5000) saja.

Lebih lanjut, rekening saham di perusahaan sekuritas Indonesia umumnya dapat dibuka dengan modal minimal hanya Rp100,000 saja. Asumsikan seseorang membeli saham termurah yang harga satu lot-nya hanya Rp5000, maka dengan dana Rp100,000 bisa langsung memborong 20 lot.

Anggapan umum investor pemula: Seandainyapun harganya tidak naik, dividen tetap bisa didapat kan!? Padahal, realita tak seindah itu.

Beberapa saham berharga Rp50 yang dikenal dengan nama “Saham Gocap” memang bisa meroket tinggi di kemudian hari. Namun, mayoritas tetap akan “tidur” pada level tersebut karena kinerja perusahaannya tak mengalami peningkatan signifikan, pendapatannya tidak memungkinkan pembagian dividen dalam jumlah besar, serta keberlangsungannya dalam daftar emiten Bursa Efek Indonesia pun tidak dijamin akan bertahan selamanya.

Oleh karena itu, mayoritas pakar strategi investasi saham menyarankan agar investor pemula mencari saham-saham Blue Chip atau minimal saham-saham likuid (masuk dalam daftar LQ45), bukan bermain-main saham gocap. Sayangnya, harga saham-saham likuid tersebut jelas takkan terbeli dengan Rp5,000 per lot-nya. Mengapa begitu? Karena kinerja saham-saham tersebut telah diketahui bagus, mampu membagian dividen secara konsisten, dan diproyeksikan memiliki masa depan cerah.

Modal Yang Lebih Penting Dibanding Uang

Dari paparan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa dibandingkan modal berupa uang, kemampuan untuk menyeleksi kinerja perusahaan itu lebih penting. Prospek kenaikan nilai saham gocap maupun konsistennya pembagian dividen saham-saham likuid, semuanya bergantung pada kinerja perusahaan yang menerbitkan saham-saham tersebut.

Pertanyaannya, dari mana kita bisa memperoleh pengetahuan mengenai cara menyeleksi kinerja perusahaan? Saat ini, sudah banyak buku, pelatihan, dan seminar mengenai investasi saham. Apabila Anda datang ke perguruan tinggi terdekat, kemungkinan besar di sana juga ada Pojok Bursa yang akan melayani berbagai pertanyaan pengunjung dan membimbing para investor pemula. Website seperti investasi.online pun dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi Anda.

Darimanapun pengetahuan itu didapat, yang penting adalah Anda tidak sembarangan membeli saham semata-mata karena dana Anda hanya cukup membeli saham itu saja. Pemilihan saham untuk investasi semestinya berdasarkan kinerja, bukan berdasarkan berapa uang yang Anda investasikan sekarang. Jika memang harga saham yang bagus itu mahal, maka tahan diri untuk tidak membeli sebelum dana mencukupi. Dibandingkan kena rugi karena salah pilih saham, bukankah bersabar itu lebih baik!?

Tagged With :

Leave a Comment