Mengenal Aset Kripto Berbasis AI dan Prospeknya

Aset kripto berbasis AI adalah aset digital generasi baru yang memadukan teknologi blockchain dan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Konon katanya, perpaduan kedua teknologi canggih tersebut dapat meningkatkan keamanan dan kinerja aset kripto maupun proyek berbasis AI yang mendasarinya.

Di satu sisi, teknologi blockchain menjamin transparansi, keamanan, dan integritas data. Di sisi lain, kecerdasan buatan memungkinkan analisis data dan pemrosesan otomatis yang meningkatkan efisiensi dan keamanannya. Sangat menarik, bukan? Mari mendalami beberapa contoh kripto berbasis AI beserta prospeknya.

Mengenal Aset Kripto Berbasis AI dan Prospeknya

Contoh Kripto Berbasis AI

Aset kripto berbasis AI merupakan pendatang baru, sehingga belum memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Pamornya masih kalah jauh dibandingkan dengan kripto yang berumur lebih panjang seperti Bitcoin, Ethereum, ataupun Solana.

Near Protocol (NEAR) menduduki peringkat ke-31 dalam jajaran kripto global dengan kapitalisasi pasar sebanyak $3.296.719.860. Selain itu, ada pula Internet Computer (ICP) pada peringkat ke-34, Bittensor (TAO) pada posisi ke-44, Filecoin (FIL) pada posisi ke-47, dan Render (RNDR) pada posisi ke-51.

Mayoritas proyek kripto berbasis AI dengan kapitalisasi terbesar itu menjalankan proyek yang berkaitan dengan penyimpanan data (data storage). Peminat token dapat memperolehnya dengan berpartisipasi dalam proyek tersebut maupun membeli token melalui bursa kripto yang menyediakannya.

Prospek Kripto Berbasis AI

Token kripto berbasis AI sebenarnya sama saja seperti token kripto lainnya. Token memfasilitasi pembayaran dan memberikan insentif dalam platform berbasis AI, sebagaimana dalam platform non-AI. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan AI yang dapat menjalankan beragam pemrosesan secara otomatis sepanjang waktu.

Integrasi AI dalam suatu proyek kripto dapat meningkatkan efisiensi dan keamanannya. Namun, ada pula sejumlah risiko hukum yang menyertainya.

Sebagian besar perundangan saat ini belum mencakup aset kripto berbasis AI. Konsekuensinya, calon investor perlu mendalami sendiri berbagai tantangan dan risikonya. Ada kemungkinan kebocoran privasi data, masalah skalabilitas, dan bahkan penipuan.

Kebanyakan kripto berbasis AI saat ini belum memiliki rekam jejak yang panjang seperti kripto non-AI yang lebih mapan. Dengan kata lain, aset kripto berbasis AI belum cocok untuk investasi jangka panjang meskipun cukup menarik untuk spekulasi jangka pendek.

Tagged With :

Leave a Comment