Gangguan dalam rantai pasokan mengantarkan Inflasi AS menjulang ke level tertinggi 31 tahun. Departemen Ketenagakerjaan AS merilis bahwa dalam basis bulanan, CPI AS naik 0.9% bulan Oktober, setelah 0.4% di bulan sebelumnya. Sedangkan dalam basis tahunan, inflasi AS sudah tembus 6.2%, lebih tinggi daripada perkiraan para analis di 5.8%.
Minggu lalu, The Fed masih berpegang pada pandangan bahwa inflasi saat ini hanya bersifat sementara. Akan tetapi, sebagian investor khawatir bahwa menyepelekan kenaikan harga dapat menyebabkan pengambilan kebijakan yang keliru.
“Ini merupakan angka (CPI) yang mengejutkan, menguat di luar dugaan … Inflasi utama cenderung akan sangat persistent. Jika terus berada di kisaran 3.5% year-over-year, maka total kenaikan Inflasi CPI tampaknya tidak akan terbukti sementara saja,” ungkap Greg Anderson, analis dari BMO Capital Markets. “Pasar sedang mengambil posisi lebih banyak pada kenaikan suku bunga The Fed sebagai hasil dari laporan inflasi kali ini.”
Dolar Ungguli Mata Uang-Mata Uang Mayor Lainnya
Dolar AS naik pesat terhadap mata uang-mata uang mayor di sesi perdagangan Rabu malam, berbalik dari pelemahan yang terbentuk sejak tiga hari sebelumnya. Kenaikan Inflasi Konsumen (CPI) AS ke rekor tertinggi sejak 1990 tersebut membuat pasar khawatir jika inflasi memang sudah lebih tinggi daripada antisipasi The Fed dan bukanlah “temporary” seperti yang digaungkan.
Terhadap Yen, Dolar AS menguat 0.7% ke 113.675, berbalik dari pelemahan satu bulan di sesi sebelumnya. Kenaikan inflasi AS juga membawa Dolar mengungguli Euro, dengan EUR/USD yang tersungkur 0.32% ke $1.1559.
Anderson menambahkan bahwa salah satu reaksi yang paling mencolok dari laporan mengenai inflasi AS ini adalah penurunan Peso Meksiko terhadap Dolr AS. Padahal sebelumnya, mata uang Meksiko cukup kuat 0.27% setelah sempat meraih level tertinggi sejak 29 Oktober.
Pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell dan wakilnya Richard Clarida – masih berpendapat bahwa ketidakseimbangan saat ini pada akhirnya akan surut. Tepatnya, ketika rantai pasokan global dan pasar tenaga kerja telah pulih.
Kendati demikian, Powell dan Clarida tetap mengindikasikan bahwa The Fed akan memantau situasi dengan cermat dan siap menggunakan perangkat dan kebiijakan yang dimiliki bank sentral jika memang diperlukan.