Hilirisasi Tambang dan Dampaknya Terhadap Saham

Hilirisasi tambang adalah proses untuk meningkatkan nilai tambah bahan mineral yang dihasilkan oleh sektor tambang melalui pengolahan dan pengembangan produk turunan. Proses ini dimaksudkan agar perusahaan-perusahaan tambang tidak menghasilkan bahan mentah saja, melainkan juga bahan tambang setengah jadi dan bahan jadi. Bagaimana dampaknya?

Hilirisasi Tambang dan Dampaknya Terhadap Saham

Hilirisasi tambang dapat mengoptimalkan perolehan negara dari kekayaan tambang di dalam bumi Indonesia. Untuk tujuan tersebut, pemerintah RI melarang ekspor komoditas mineral mentah serta mendesak perusahaan-perusahaan tambang untuk mendirikan smelting serta berbagai fasilitas pengolahan mineral lainnya. Hal ini terutama berlaku untuk batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas, dan perak.

Bagaimana dampak hilirisasi terhadap saham-saham perusahaan tambang? Kebijakan hilirisasi merupakan tantangan bagi para emiten tambang. Mereka mungkin menghadapi penurunan pendapatan akibat larangan ekspor bahan mentah. Di saat yang sama, mereka harus menggelontorkan dana dalam jumlah besar untuk membangun fasilitas pengolahan mineral.

Situasi tersebut dapat menekan harga saham tambang dalam jangka pendek. Pemerintah RI juga menghadapi tantangan hukum dari negara-negara lain yang menentang upaya hilirisasi. Namun, keuntungan jangka panjangnya dapat memberdayakan seluruh negeri.

Indonesia bukan hanya berpotensi mengantongi lebih banyak pendapatan dari kekayaan bahan tambang, melainkan juga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja dalam bidang ini. Kemudian Indonesia dapat meningkatkan posisi tawar dalam pasar komoditas internasional melalui integrasi industri yang lebih baik lagi.

Keuntungan hilirisasi secara materiil dapat diperkirakan dengan meninjau situasi pasar komoditas dunia sebelumnya. Sebagai gambarannya: Pada tahun 2022, Indonesia memasok sekitar 37% kebutuhan biji nikel dunia dan kurang dari 5% produk olahan dasar nikel. Padahal, harga rata-rata bijih nikel hanya 21 Dolar AS dan harga produk olahan dasar nikel sekitar 24 Dolar AS.

Pada akhirnya, keuntungan yang lebih besar tersebut juga akan dikantongi oleh perusahaan-perusahaan tambang. Harga saham emiten tambang dapat meningkat selaras dengan kenaikan pendapatannya kelak, sementara pembagian dividen semakin gemuk di masa depan. Ini merupakan situasi unik yang berisiko bagi trader jangka pendek tapi prospektif bagi investor jangka panjang.

Tagged With :

Leave a Comment