Harga emas melonjak di sesi perdagangan Senin (25/Februari) ini setelah menguatnya optimisme hubungan dagang AS-China. Kedua negara yang tengah konflik tersebut semakin dekat dengan solusi untuk mengakhiri perang dagang. Harga emas spot naik 0.2 persen ke $1,329.95 per ounce pada pukul 19:35 WIB. Namun, harga emas futures di Comex New York turun tipis 0.1 persen ke 1332.20 per ounce.
Trump Tunda Kenaikan Bea Impor Untuk China
Senin kemarin, melalui akun Twitternya, Presiden Trump mengatakan akan menunda kenaikan bea impor yang terancam akan dilakukan pada tanggal 1 Maret mendatang. Ia juga mengutarakan rencananya untuk menggelar pertemuan dengan Presiden Xi Jinping, jika kelancaran negosiasi saat ini terus berlanjut. Sebuah kabar terpercaya menyebutkan, kegembiraan Trump muncul setelah China berjanji untuk membeli lebih banyak kedelai dari AS. Sebaliknya, AS akan membeli jagung dari China.
Pandangan Analis Logam Mulia
“Sentimen risiko di pasar ekuitas cukup positif menghadapi latar belakang kabar pembicaraan AS-China dan sejumlah support dari pemerintah China, yang cukup negatif untuk emas,” kata Carsten Menke, analis Julius Baer.
“Namun, di saat yang sama, kita melihat Dolar AS melorot, sehingga menyediakan sedikit dorongan (naik) bagi harga emas.” lanjut analis tersebut. Selain itu, menurutnya, meredanya konflik AS-China akan berdampak positif terhadap permintaan emas fisik di China.
“Fundamental-fundamental masih kuat, tetapi dalam perspektif saya, (kondisi saat ini) lebih ke perdagangan teknikal dan mengikuti trend, yang mana mendorong harga (logam mulia) untuk naik.” tutup Menke.
Logam mulia selain emas yang tengah menjadi buah bibir saat ini adalah Palladium. Harga Palladium melonjak pesat dan menyentuh puncak $1,526.60 per ounce. Harga logam auto-katalis ini sudah meroket sebanyak 80 persen sejak pertengahan Agustus lalu seiring meningkatnya penjualan mibil dunia dan kurangnya suplai.