Gaya Kepemimpinan Proaktif: Internal vs Eksternal

Menjadi seorang pemimpin proaktif merupakan salah satu hal terbaik yang bisa anda lakukan untuk tim. Semakin baik anda mengetahui perkembangan tim serta para pesaing mereka, maka semakin baik mereka dalam membantu anda merencanakan dan menerapkan strategi-strategi baru. Gaya kepemimpinan proaktif bermanfaat dalam membangun tim yang produktif. Sebaliknya, gaya kepemimpinan pasif menghasilkan produktivitas dan perkembangan yang dibutuhkan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang.

Saat berbicara tentang gaya kepemimpinan proaktif, sebenarnya ada dua kategori yang perlu dikenali: yakni internal dan eksternal. Tetaplah proaktif pada kedua area ini, dan anda akan diberdayakan untuk memimpin perusahaan, bahkan lebih baik daripada yang anda bayangkan.

gaya kepemimpinan proaktif

Gaya Kepemimpinan Proaktif Internal

Kepemimpinan internal berkaitan dengan segala sesuatu yang berlangsung di dalam perusahaan. Ada tiga komponen kunci terhadap gaya kepemimpinan proaktif internal, yakni:

Rasa Percaya

Untuk menanamkan rasa percaya di sebuah perusahaan, haruslah dimulai dari atas. Jika seorang pemimpin tidak menunjukkan rasa percaya secara konsisten kepada karyawannya, bagaimana ia berharap akan dipercayai oleh bawahannya? Untuk membangun suatu budaya saling percaya di perusahaan, maka lakukanlah pendekatan secara proaktif.

Mulailah dengan membuat asumsi bahwa setiap anggota tim di perusahaan anda memiliki niat yang baik dan dapat dipercaya – setidaknya hingga ada yang terbukti lain. Asumsi negatif akan menghancurkan rasa percaya yang sudah dibudayakan di dalam tim. Jika ada masalah, bangunlah mekansime feedback yang akan memberikan perspektif yang dibutuhkan untuk mendekati setiap situasi secara jelas.

Ada suatu praktek lain yang bisa menghancurkan rasa percaya antara anda dengan tim: yakni, micromanagement, yakni kebiasaan seorang pimpinan menangani hal-hal kecil. Ketika anda melakukan micromanagement, meskipun anda sedang mencoba membantu, karyawan anda akan menyimpulkan bahwa anda tidak mempercayai mereka mengerjakan tugasnya. Gantilah micromanagement dengan budaya otonomi, dengan mengambil langkah-langkah penting untuk memberdayakan tim anda agar bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugasnya.

Rasa Hormat

Rasa percaya berjalan beriringan dengan rasa hormat. Anda harus terlebih dahulu menunjukkan rasa hormat sebelum anda mendapatkan rasa percaya penuh dari seseorang. Jika ingin menerapkan gaya kepemimpinan proaktif, maka hargailah waktu anggota tim anda dengan mengkomunikasikan deadline dan target secara jelas dan efisien.

Hargai kebutuhan mereka dengan menyediakan tunjangan, seperti asuransi dan waktu libur yang fleksibel, khususnya untuk acara-acara keluarga yang tidak bisa ditinggalkan. Ini adalah beberapa contoh perbuatan yang menunjukkan rasa hormat. Karyawan anda akan membalasnya dalam bentuk dedikasi dan loyalitas kepada perusahaan.

Evaluasi Kinerja

Pada akhirnya, rasa percaya tergantung kepada setiap anggota tim. Rapat satu-per-satu dengan karyawan memungkinkan anda menggali lebih dalam kinerja maupun keahlian kepemimpinan mereka. Siapkan catatan tentang perubahan kinerja setiap anggota tim (baik positif maupun negatif) dan sampaikan secara terbuka saat rapat. Pertemuan semacam ini harus memiliki tujuan yang jelas dan suatu kerangka untuk perubahan yang dibutuhkan, dan memberikan peluang kepada setiap karyawan untuk memenuhi potensinya.

Dengan menelusuri indikator kinerja utama keseluruhan tim, anda bisa memberikan feedback yang berarti. Misalnya, jika anda tahu bahwa tim pemasaran sedang berjuang untuk menghasilkan penjualan, maka anda bisa menyusun rencana yang konkrit dengan mereka. Jika anda tidak mengatasi isu-isu spesifik, maka upaya yang anda lakukan tidak akan berarti apa-apa.

Gaya Kepemimpinan Proaktif Eksternal

Selalu ada kekuatan eksternal yang dapat mempengaruhi kesehatan bisnis anda. Bagaimana anda mengendalikan badai di sekitar perusahaan akan menentukan apakah anda bisa mengatasinya atau justru tenggelam. Setiap pelaut akan mengatakan bahwa berlayar secara passive tidak akan membawa anda kemana-mana. Berikut adalah dua aspek penting untuk menerapkan gaya kepemimpinan proaktif eksternal:

Kinerja Penjualan

Perhatikan tingkat penjualan perusahaan selama beberapa tahun, dan catat setiap penyimpangan yang mungkin terjadi pada waktu yang berbeda-beda.  Informasi ini dapat membantu tim mengambil tindakan untuk mencegahan musim penjualan lambat. Dengan menyampaikan informasi yang anda kumpulkan selama bertahun-tahun memimpin organisasi, maka karyawan bisa mempelajari sesuatu.

Misalnya, data yang anda dapatkan menunjukkan bahwa jumlah penjualan cenderung turun selama bulan-bulan tertentu. Apa yang bisa anda lakukan untuk memimpin perusahaan secara proaktif di bulan-bulan tersebut? Mungkin anda bisa mencari strategi baru untuk menghadapi masa-masa tersebut.

Trend Bisnis

Pemimpin yang efektif mestinya mengetahui trend-trend yang dapat mempengaruhi perusahaan, terlepas dari usaha internal yang dilakukan. Anda tidak bisa mengharapkan bahwa semua karyawan memantau berita tentang bisnis anda atau semua strategi baru yang sedang dijalankan para pesaing. Itu adalah tugas anda! Dengan koneksi dan pengalaman yang anda miliki, anda harus memimpin proses menghadapi trend bisnis yang berubah-ubah.

Itulah beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk bisa menerapkan gaya kepemimpinan proaktif. Seorang pemimpin proaktif tidak melakukan semuanya, namun ia mengetahui perkembangan dan kebutuhan setiap tim, melakukan evaluasi secara efektif, dan mencari solusinya dengan melibatkan semua tim.

Tagged With :

Leave a Comment