Dolar AS Ungguli Yen Akibat Divergensi Kebijakan Bank Sentral

Dolar AS stabil dalam trend yang sideways di sesi perdagangan Senin malam. Dibandingkan dengan Yen sebagai sesama mata uang safe haven, Dolar AS lebih unggul. Hal itu terbantu oleh divergensi kebijakan moneter bank sentral AS dan Jepang.

Indeks Dolar AS diperdagangkan di 98.307 saat berita ini ditulis. Sedangkan USD/JPY diperdagangkan di kisaran 119.19 yen per dolar, setelah menyentuh 119.40 yen pada hari Jumat, terendah sejak tahun 2016.

usdjpy

Setelah pengumuman kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 25 basis poin pekan lalu, para investor kini menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell tengah malam nanti. Dibandingkan dengan Bank of Japan, kebijakan moneter The Fed jelas lebih hawkish.

BoJ terpaksa tak dapat mengubah kebijakan dan suku bunganya, karena inflasi Jepang dinilai hanya terpengaruh oleh peristiwa eksternal, bukan karena ekonomi yang tumbuh lebih baik.

Dalam pernyataannya pekan lalu, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa Jepang tidak akan mengikuti langkah Amerika Serikat dan Eropa yang sudah di ambang kenaikan suku bunga.

Hal itulah yang membuat Yen semakin lemah terhadap Dolar AS ataupun Euro. Namun, menurut BoJ pelemahan Yen justru akan menguntungkan bagi ekonomi dengan meningkatkan sektor ekspor.

“Melebarnya divergensi kebijakan moneter, masih menjadi alasan yang menekan yen hingga semakin kalah unggul daripada Dolar AS,” kata analis MUFG, Lee Hardman yang dikutip dari Reuters.

Konflik Rusia-Ukraina Masih Diawasi

Di sisi lain, gejolak finanasial yang ditimbulkan oleh konflik Rusia-Ukraina, masih menjadi perhatian pasar. Dampak ekonomi menjadi fokus, termasuk lonjakan inflasi yang memicu kenaikan harga bahan bakar.

Memasuki pekan keempat invasi Rusia, Ukraina menolak permintaan Rusia agar pasukan Ukraina menyerah dan menghentikan kontak senjata sebelum fajar pada hari Senin di Mariupol. Di kota tersebut, ratusan ribu warga sipil terperangkap karena dikepung dan telah dihancurkan oleh pemboman Rusia.

“Tak perlu ditanyakan mengapa kami harus menyerah dan menarik pasukan di Mariupol,” kata Deputi Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshcuk.

Sejauh ini, kerusakan yang ditimbulkan peperangan kedua negara telah sangat parah. Namun, serangan Rusia masih berkutat di wilayah-wilayah perbatasan. Tentara Rusia dikabarkan belum dapat merebut satu kota besar pun di Ukraina, apalagi merebut ibukota Kyiv. Upaya menggulingkan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskiy dengan cepat rupanya belum dapat terwujud.

Tagged With :

Leave a Comment