Dolar AS menguat terhadap Euro dan Pound malam ini. Melemahnya data ekonomi Zona Euro dan pernyataan dovish dari Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi, memukul Euro. Selain itu, voting Brexit di parlemen Inggris juga membuat investor lebih memilih untuk membeli Dolar AS daripada Poundsterling.
Perlambatan Ekonomi Eropa
Laju pertumbuhan ekonomi Zona Euro mulai melambat setelah pemangkasan stimulus ECB di akhir tahun 2018 lalu. GDP Jerman, sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, tercatat melambat menjadi 1.5 persen di tahun 2018. Angka itu merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir.
Para investor khawatir jika proteksi perdagangan yang sedang digalakkan oleh Presiden AS Donald Trump, menjadi salah satu faktor yang turut memberikan imbas buruk pada ekonomi Eropa.
Laporan Pertumbuhan Jerman tersebut diperkuat oleh pernyataan bernada dovish dari presiden ECB Mario Draghi. Dalam testimoni tahunan di hadapan parlemen Eropa malam ini, Draghi memperingatkan adanya perlambatan yang lebih buruk daripada antispasi. Oleh sebab itu, stimulus moneter dalam jumlah signifikan masih akan diperlukan.
Dua isu tersebut membuat Euro ditinggal pembeli. Sebaliknya, Dolar AS menguat. EUR/USD jatuh ke level rendah lima hari, dan diperdagangkan di 1.1385 saat berita ini ditulis. Sementara Indeks Dolar AS (DXY) naik 0.69 persen ke 96.23.
Waspadai Juga Perkembangan Voting Brexit
Para investor juga mengawasi Poundsterling, di tengah kuatnya ekspektasi akan kekalahan PM Theresa May dalam voting Brexit hari ini. Para analis mengekspektasikan, jika May kehilangan suara dalam margin yang sangat besar, maka Inggris akan menghadapi keruwetan proses untuk keluar dari Uni Eropa.
Dengan latar belakang tersebut, GBP/USD turun 0.33 persen terhadap Dolar AS dan diperdagangkan di kisaran 1.282, menjelang hasil voting parlemen. Meski demikian, level tersebut masih belum jauh dari level tinggi yang tercapai kemarin di 1.293.
Tagged With : dolar • euro • forex