PBV alias Price-to-Book Value merupakan salah satu parameter populer untuk mengukur valuasi saham. Saham yang memiliki PBV lebih tinggi biasanya dianggap “sudah mahal”, sedangkan saham dengan PBV di bawah 1 termasuk “saham murah” yang memiliki potensi lebih besar untuk meningkat.
Berikut ini beberapa saham dengan PBV di bawah 1 berdasarkan harga penutupan tanggal 19 Januari 2024:
- PT Bank BTPN (BTPN) – 0,55x
- PT Bank Danamon Indonesia (BDMN) – 0,58x
- PT Bank Tabungan Negara Indonesia (BBTN) – 0,65x
- PT Bank OCBC NISP (NISP) – 0,77x
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) – 0,84x
- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) – 0,83x
- PT Bank Permata (BNLI) – 0,86x
- PT Bank CIMB Niaga (BNGA) – 0,93x
- PT Bank Maybank Indonesia (BNII) – 0,64x
- PT Media Nusantara Citra (MNCN) – 0,29x
- PT Indika Energy (INDY) – 0,42x
- PT Saratoga Investama Sedaya (SRTG) – 0,45x
- PT Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) – 0,48x
- PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) – 0,57x
- PT Astra Agro Lestari (AALI) – 0,62x
- PT Bumi Serpong Damai (BSDE) – 0,61x
- PT Gudang Garam (GGRM) – 0,65x
- PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) – 0,69x
- PT Adaro Energy (ADRO) – 0,74x
- PT Astra Otoparts (AUTO) – 0,90x
- PT Indofood Sukses Makmur (INDF) – 0,97x
- PT Summarecon Agung (SMRA) – 0,99x
- PT Solusi Bangun Indonesia (SMCB) – 0,97x
Apakah kamu berminat untuk mengoleksi saham-saham tersebut dalam portofoliomu untuk tahun 2024 ini? Sebelum hajar kanan, coba selidiki terlebih dahulu laporan keuangan masing-masing emiten.
Rasio PBV di bawah 1 memang menandakan valuasi yang rendah (undervalued), tetapi ada banyak alasan mengapa suatu saham itu “murah”. Ada saham-saham yang memiliki PBV di bawah 1 karena harganya sedang terkoreksi dan kelak akan naik lagi seiring dengan tangguhnya kinerja emiten. Ada pula saham-saham yang memiliki PBV di bawah 1 karena kinerja emiten yang buruk dan pasar enggan membelinya.
Kita dapat menggunakan PBV sebagai filter awal untuk memilih saham-saham mana saja yang layak masuk dalam portofolio. Namun, perhatikan juga data-data penting lain seperti arus kas, rasio profitabilitas, dan rasio utang.
Tagged With : analisa fundamental • saham