China Meradang Intervensi AS Ke Hong Kong, Dolar AS Naik

Dolar AS menguat dan saham-saham merosot merespon kemarahan China atas intervensi AS dalam kerusuhan Hong Kong. Senat AS menerbitkan Undang-Undang yang disebutnya bertujuan untuk melindungi Hak Asasi Manusia di Hong Kong.

Indeks Dolar AS (DXY) diperdagangkan di 97.91, mengakhiri penurunan dua hari yang lalu begitu saham-saham MSCi merosot hingga 0.45 persen. Tak hanya saham, harga emas juga turut jatuh meski penyebabnya justru berbeda dan justru positif, yakni diterbitkannya lisensi suplai barang dari perusahaan AS kepada Huawei.

dxy

Senat Amerika Serikat menerbitkan UU yang isinya setuju untuk menyetop pengiriman pasokan alat pengendali demonstran termasuk Water Canon dan gas air mata ke Hong Kong. Tujuannya demi menjaga hak asasi manusia di negara yang sedang rusuh tersebut. Kebijakan AS ini membuat China marah karena merasa AS terlalu ikut campur urusan politik internal China.

Bukannya meredam kemarahan, Presiden Donald Trump malah menambah kerumitan dengan berkomentar bahwa pihaknya akan menaikkan bea impor apabila kesepakatan tidak tercapai. Seperti yang diketahui, kesepakatan perdagangan AS-China Fase Satu memang tarik ulur, khususnya setelah AS menyatakan tak berniat untuk mencabut bea impor.

“Fokus utama malam ini masih pada tajuk-tajuk berita utama tentang perang dagang. Hal inilah yang paling besar kemungkinan menyebabkan sold off (saham),” kata Michael Antonelli, analis dari Robert W Baird di Milwaukee. Ia menambahkan bahwa The Fed bahkan tidak mempengaruhi Price Action saham.

Dini hari tadi, The Fed merilis notulen untuk rapat yang telah digelar akhir Oktober lalu. Para pejabat bank sentral AS tersebut secara umum setuju untuk menyudahi pemotongan suku bunga tahun ini.

Setelah tiga kali pemangkasan, notulen rapat FOMC menyebutkan bahwa mereka tak akan memotong suku bunga lagi hingga ekonomi AS mengalami perubahan signfikan. Saat ini, suku bunga The Fed berada pada kisaran 1.5 persen – 1.75 persen.

Leave a Comment