Wabah virus Corona membawa konsekuensi panjang bagi bursa saham dunia. Aksi panic selling menjatuhkan beragam indeks bursa global ke rekor terendah multi-tahun, atau tepatnya mengembalikan indeks ke bottom yang dihuni pada era krisis lalu. Untuk mengantisipasi masalah ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan pemberlakukan kebijakan penghentian perdagangan saham mulai pekan ini. Tak dinyana, ambang penghentian perdagangan tersebut langsung terpicu hari Kamis dan Jumat ini (12-13 Maret 2020).
Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 tentang Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat menyebutkan dua protokol, yakni trading halt dan trading suspend. Aturannya:
- Apabila terjadi penurunan IHSG lebih dari 5 persen dalam satu hari bursa, maka BEI harus melakukan trading halt selama 30 menit.
- Apabila IHSG masih anjlok lagi hingga lebih dari 10 persen setelah bursa dibuka, maka diberlakukan trading halt lagi selama 30 menit.
- Apabila IHSG merosot terus dalam hari yang sama sampai lebih dari 15 persen, maka BEI akan melaksanakan trading suspend hingga akhir sesi perdagangan atau lebih, sesuai perintah OJK.
Apa bedanya trading halt dan trading suspend? Dalam kondisi trading halt, bursa bakal membekukan perdagangan sementara, tetapi semua order yang belum teralokasi (open order) akan dibiarkan tetap dalam sistem selama belum ditarik oleh anggota bursa. Sedangkan dalam kondisi trading suspend, semua perdagangan dibekukan dan semua open order bakal ditarik otomatis.
Dalam perdagangan dua hari terakhir, BEI baru melaksanakan trading halt saja. Penurunan harga melambat setelah perdagangan dibuka kembali di bursa. Apakah kelak kita akan mengalami trading suspend? Ada kemungkinan demikian, apabila iklim keuangan global semakin memburuk. Akan tetapi, mengingat beberapa emiten telah mendeklarasikan niat untuk melakukan buyback, maka laju penurunan IHSG diperkirakan akan semakin melambat dalam jangka pendek.
BBRI memelopori aksi buyback ini dengan mengumumkan rencana pembelian saham senilai Rp3 Triliun. Beberapa BUMN lain menyusul, antara lain BBTN, JSMR, dan ADHI. Dalam bebeapa waktu ke depan, sejumlah emiten pelat merah lain kemungkinan akan mengikuti jejak mereka.
Tagged With : investasi • saham