Menurut para ahli, kondisi pasar saham di tengah pandemi saat ini sudah hampir sama dengan kondisi yang terjadi pada masa Great Depression Tahun 1931. Pada bulan Maret lalu, terjadi kekacauan hebat di pasar saham dunia, termasuk di Amerika Serikat. Bahkan, kondisinya nyaris menjadi bulan terburuk di Dow Jones sejak Tahun 1931. Mungkin, nyaris tidak ada lagi pakar ekonomi yang mengalami dan melihat secara langsung apa yang terjadi pada Tahun 1931. Namun, dari referensi yang ada, banyak hal yang bisa dipelajari dari masa Great Depression untuk menyikapi apa yang sedang terjadi saat ini dalam perekonomian global.
Refleksi Masa Lalu Terhadap Pasar Saham di Tengah Pandemi
Sebelum melihat apa pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman masa lalu dalam menyikapi kondisi pasar saham di tengah pandemi covid-19, berikut adalah riwayat kelam pasar saham, terutama di Amerika Serikat:
- Tahun 1987 – Pasar saham jatuh 23% dalam sehari, 33% dalam sebulan, dan kemudian pulih dalam waktu yang cukup cepat;
- Tahun 2008 – Pasar jatuh 30%, kemudian sedikit membaik, dan jatuh lagi 40%;
- Tahun 1929 – Pasar saham cukup menjanjikan, namun kemudian jatuh 25% dalam waktu satu minggu saja di bulan Oktober. Kemudian, kondisinya kembali membaik, hingga tahun 1931. Sayangnya, para investor memandang remeh kondisi perekonomian saat itu. Mereka memang mengakui adanya resesi, namun berasumsi bahwa resesi tersebut tidak akan menimbulkan kerusakan lebih jauh.
- Tahun 1931 – Kondisi pasar sedikit membaik. Banyak yang berfikir bahwa Great Depression sebenarnya telah dimulai sejak Tahun 1929. Kondisinya masih positif di awal tahun. Kemudian, jatuh hampir 50% di triwulan pertama. Pasar saham mengalami kekacauan. Kondisi pasar saham di tengah pandemi saat ini hampir sama dengan kondisi di Tahun 1931.
Menurut para ahli, ada beberapa faktor yang mempengaruhi buruknya kondisi pasar saat itu, antara lain:
- Penurunan penjualan kendaraan
- Pembebanan bea cukai terhadap barang impor oleh Amerika Serikat
- Jatuhnya harga komoditas
- Lonjakan pinjaman konsumen, karena adanya keringanan kredit pada masa itu
- Kegagalan bank, karena kredit macet. Hal ini dipicu oleh adanya keringanan kredit di awal resesi
- Penurunan suku bunga federal hingga 1.5%
- Banyaknya bank yang gagal, termasuk sebuah bank raksasa di Jerman
- Defisit fiskal yang semakin parah di seluruh dunia
- Deflasi, dan beberapa faktor lain
Pada saat itu, S&P belum ada, namun Dow Jones Industrial Average sudah ada. Pada saat itu, Dow Jones yang dianggap sebagai “pasar saham” oleh para investor di Amerika Serikat. Awal yang positif di pasar saham pada awal tahun sirna dalam waktu sekejap. Sejak akhir Februari hingga Juni Tahun 1931, Dow jatuh 37%, kemudian bertahan sekitar 25% dalam waktu sebulan. Kondisi ini berlangsung hampir selama 5 minggu. Bahkan, sekitar bulan November, Dow masih turun 31%. Secara keseluruhan, pasar saham terjun bebas sebesar 37% dalam waktu 6 minggu, dan berakhir pada Tanggal 07 Desember 1931.
Selama setahun, Dow mengalami kerugian sebesar 54%. Sejak saat itu, pasar saham berjalan laksana mimpi buruk. Setiap kali terjadi sedikit kenaikan, akan selalu diikuti penurunan yang tajam, baik lagi, dan turun lagi. Dow kembali kondisinya sebesar di Januari 1931 pada Tahun 1937, 6 tahun kemudian!
Pasar Saham di Tengah Pandemi: Pelajaran dari Sejarah
Goncangan ekonomi yang terjadi di akhir Tahun 1920an hingga awal Tahun 1930an menawarkan dua jenis kesempatan bagi investor: mereka bisa mendapatkan keuntungan dari volatilitas pasar saham, atau, mereka hanya bisa beli-kemudian-tahan-dan-berdoa. Strategi keduapun tetap menimbulkan kecemasan dan banyak kekecewaan di kalangan investor. Berspekulasi saja tidak cukup. Memang dibutuhkan strategi dan analisis yang tajam untuk bisa menentukan strategi yang tepat.
Lalu, bagaimana sejarah Tahun 1931 membantu kita memahami pasar saham di tengah pandemi covid-19 saat ini? Jika anda adalah seorang investor di pasar saham, anda mungkin perlu mengetahui beberapa hal berikut:
- Penurunan harga saham yang sangat tajam pada portofolio investasi anda bukanlah sesuatu yang tidak bisa dielakkan. Anda harus proaktif untuk mencegahnya. Penurunan bisa dihidnari, jika anda memahami tool dan teknik yang disediakan oleh pasar modern saat ini.
- Penurunan nilai portofolio yang besar tidak sama dengan penurunan kecil. Jika portofolio anda turun 20%, maka untuk menaikkannya tidak hanya sulit secara matematis. Jangan biarkan hal itu terjadi. Anda harus menghindari kerugian besar.
- Besar kemungkinan sejarah akan kembali terulang. Anda bisa lihat bahwa kekacauan di Tahun 1931 tidaklah datang begitu saja. Kondisi itu merupakan puncak dari kondisi pasar pada beberapa tahun sebelumnya.
Sejauh ini, pergerakan pasar saham di tengah pandemi covid hampir sama dengan kondisi di Tahun 1931. Kita semua berharap kondisi perekonomian dunia segera membaik, secepat mungkin. Namun, berharap dan berdoa adalah strategi yang ideal untuk kondisi-kondisi yang tidak berkaitan dengan uang. Jika ada kaitannya dengan uang, berharap bukanlah strategi. Namun, anda harus menyusun strategi untuk menghindari kerugian besar.
Tagged With : bursa efek • investor saham • saham